Kupang (ANTARA) - Pertumbuhan ekonomi di suatu wilayah tidak berkaitan langsung dengan tingkat pengangguran, tetapi akibat dari pertumbuhan ekonomi bisa memberi kontribusi kepada angka pengangguran, kata seorang pengamat ekonomi kepada ANTARA di Kupang, Sabtu (7/12).
"Sebetulnya, pertumbuhan ekonomi tidak berkaitan langsung atau dipengaruhi oleh tingkat pengangguran, tetapi akibat dari pertumbuhan ekonomi bisa memberi kontribusi kepada angka pengangguran," kata Dr James Adam dari International Fund for Agricultural Development (IFAD).
Dia mengemukakan hal itu berkaitan dengan adanya gap antara pertumbuhan ekonomi NTT dan angka pengangguran di provinsi berbasis kepulauan itu, sebagaimana dikeluarkan Badan Pusat Statistik NTT.
BPS NTT merilis tingkat pengangguran terbuka pada Agustus 2019 mencapai 3,35 persen, naik 0,34 poin daripada Agustus 2018.
Sementara itu, pertumbuhan ekonomi NTT kuartal kedua semakin bagus dan membaik, yakni 6,36 persen, jauh di atas pertumbuhan ekonomi nasional.
Baca juga: Pengangguran NTT bertambah, PDIP: kami cukup terkejut
Baca juga: Tingkat pengangguran terbuka di NTT bertambah 8,3 ribu orang
James Adam menjelaskan pertumbuhan ekonomi tidak berkaitan langsung atau mempengaruhi tingkat pengangguran, akan tetapi akibat dari pertumbuhan ekonomi bisa memberi kontribusi kepada angka pengangguran.
Dia menambahkan pertumbuhan ekonomi di suatu daerah lebih tinggi, seperti NTT yang lebih tinggi dari nasional bukan berarti ekonomi daerah NTT lebih baik.
"Kalau pertumbuhan ekonomi lebih tinggi nasional, bukan berarti ekonomi NTT lebih baik, karena parameter yang dipakai untuk mengukur pertumbuhan ekonomi tingkat nasional memang berbeda dengan daerah," katanya.
Menurut dia, jika data BPS pada November 2019 menunjukkan bahwa angka pengangguran meningkat, hal itu mungkin penyebabnya proyek-proyek fisik sudah banyak yang selesai karena tahun anggaran juga akan berakhir.
"Karena proyek fisik sudah banyak yang selesai, maka tidak heran jika jumlah orang menganggur bertambah. Modelnya, mungkin bisa dengan cara menciptakan pekerjaan musiman jangka pendek," kata dia.
Mengenai solusi, dia mengatakan, salah satu cara untuk menutup gap antara pertumbuhan ekonomi dan pengangguran, pemerintah harus menciptakan mata pencaharian alternatif.
"Supaya yang menganggur tidak bertambah saat proyek-proyek fisik sudah selesai, maka bisa dengan cara membuat mata pencaharian alternatif agar tercipta peralihan fungsi tenaga kerja," katanya.
Baca juga: Padat Karya Solusi Atasi Pengangguran
Pengamat ekonomi dari IFAD Dr James Adam. (ANTARA FOTO/Bernadus Tokan)
"Sebetulnya, pertumbuhan ekonomi tidak berkaitan langsung atau dipengaruhi oleh tingkat pengangguran, tetapi akibat dari pertumbuhan ekonomi bisa memberi kontribusi kepada angka pengangguran," kata Dr James Adam dari International Fund for Agricultural Development (IFAD).
Dia mengemukakan hal itu berkaitan dengan adanya gap antara pertumbuhan ekonomi NTT dan angka pengangguran di provinsi berbasis kepulauan itu, sebagaimana dikeluarkan Badan Pusat Statistik NTT.
BPS NTT merilis tingkat pengangguran terbuka pada Agustus 2019 mencapai 3,35 persen, naik 0,34 poin daripada Agustus 2018.
Sementara itu, pertumbuhan ekonomi NTT kuartal kedua semakin bagus dan membaik, yakni 6,36 persen, jauh di atas pertumbuhan ekonomi nasional.
Baca juga: Pengangguran NTT bertambah, PDIP: kami cukup terkejut
Baca juga: Tingkat pengangguran terbuka di NTT bertambah 8,3 ribu orang
James Adam menjelaskan pertumbuhan ekonomi tidak berkaitan langsung atau mempengaruhi tingkat pengangguran, akan tetapi akibat dari pertumbuhan ekonomi bisa memberi kontribusi kepada angka pengangguran.
Dia menambahkan pertumbuhan ekonomi di suatu daerah lebih tinggi, seperti NTT yang lebih tinggi dari nasional bukan berarti ekonomi daerah NTT lebih baik.
"Kalau pertumbuhan ekonomi lebih tinggi nasional, bukan berarti ekonomi NTT lebih baik, karena parameter yang dipakai untuk mengukur pertumbuhan ekonomi tingkat nasional memang berbeda dengan daerah," katanya.
Menurut dia, jika data BPS pada November 2019 menunjukkan bahwa angka pengangguran meningkat, hal itu mungkin penyebabnya proyek-proyek fisik sudah banyak yang selesai karena tahun anggaran juga akan berakhir.
"Karena proyek fisik sudah banyak yang selesai, maka tidak heran jika jumlah orang menganggur bertambah. Modelnya, mungkin bisa dengan cara menciptakan pekerjaan musiman jangka pendek," kata dia.
Mengenai solusi, dia mengatakan, salah satu cara untuk menutup gap antara pertumbuhan ekonomi dan pengangguran, pemerintah harus menciptakan mata pencaharian alternatif.
"Supaya yang menganggur tidak bertambah saat proyek-proyek fisik sudah selesai, maka bisa dengan cara membuat mata pencaharian alternatif agar tercipta peralihan fungsi tenaga kerja," katanya.
Baca juga: Padat Karya Solusi Atasi Pengangguran