Kupang (Antara NTT) - Lebih dari 1.500 warga Kota Kupang, melakukan pembersihan sampah di sepanjang pantai kota itu. Kegiatan itu dalam rangka memperingati Hari Bumi 22 April 2017.

"Kami ingin agar dari NTT kita gaungkan pesan tentang kebersihan pesisir pantai dan sekitarnnya dan itu penting yang gaungnya bisa sampai ke berbagai negara," kata Kepala Balai Kawasan Konservasi Perairan Nasional (BKKPN) Ikram M. Sangadji, di Kupang, Senin, (10/4).

Dia mengemukakan hal itu usai pertemuan dengan mitra kerja baik pemerintah kota, pemerintah provinsi, TNI-Polri, lembaga swadaya masyarakat, seluruh camat dan lurah di Kota Kupang, serta sejumlah akademisi guna mendukung kegiatan tersebut.

Menurutnya kegiatan bersih-bersih pantai yang akan melibatkan seluruh masyarakat di kota tersebut merupakan bagian dari upaya perlindungan daerah pesisir, serta daerah bawah laut sehingga tetap indah jika dikunjungi.

Sejauh ini, menurutnya wilayah pesisir pantai Kota Kupang memang terlihat tidak bersih dan selalu ada saja sampah yang berserakan di mana saja.

"Oleh karena itu dengan kegiatan ini nantinya dapat memberikan kesadaran kepada masyarakat untuk lebih menjaga kebersihan pantai di kota ini," tuturnya.

Hingga saat ini, menurutnya pemerintah Kota Kupang sendiri belum mempunyai peraturan daerah (Perda) yang berisi tentang larangan membuang sampah pada sembarang tempat, terkhusus di kawasan wisata.

Oleh karena itu kegiatan positif tersebut nantinya dapat membuat pemerintah Kota Kupang untuk menerbitkan peraturan daerah terkait larangan membuang sampah di sembarang tempat.

"Kalau kita `goal`nya adalah agar muncul peraturan daerah yang mengatur soal kebersihan pesisir pantai di kota ini," tambahnya.

Tema yang diusung dalam kegiatan tersebut, menurutnya juga menarik karena berisi tentang "pesan dari NTT untuk dunia, jangan ada lagi sampah di laut".

Wakil Gubernur NTT Benny Litelnoni yang hadir dalam pertemuan tersebut menyatakan apa yang dilakukan BKKPN merupakan awal yang baik agar bisa memberikan penyadaran kepada masyarakat yang tinggal di wilayah pesisir pantai.

Ia berharap agar kegiatan tersebut nantinya bisa masuk ke rekor MURI sehingga gemanya semakin jauh dan sampai ke negara lain.

Pewarta : Kornelis Kaha
Editor : Laurensius Molan
Copyright © ANTARA 2024