Kupang (ANTARA) - Dinas Kebudayaan dan Pariwisata Manggarai Barat di Pulau Flores, Nusa Tenggara Timur tidak lagi fokus pada Taman Nasional Komodo (TNK) sebagai pengembangan wisata utama, tetapi melirik ke destinasi wisata lain di luar TNK.
"Dalam tahun ini (2020), kami akan fokus pada pengembangan destinasi baru yang berada di luar kawasan wisata TNK," kata Kepala Dinas Kebudayaan dan Pariwisata Manggarai Barat Agustinus Rinus ketika dihubungi Antara dari Kupang, Selasa (4/2).
Ia mengatakan hal ini terkait dengan target serta pengembangan sektor pariwisata khususnya kawasan wisata baru di Manggarai Barat yang belum dikenal oleh wisatawan mancanegara maupun domestik.
Menurut dia pengembangan tiga lokasi wisata baru, yakni Istana Ular, Gua Rangko dan Sano Limbung itu tentu saja akan membantu masyarakat yang berada di lokasi itu untuk meningkatkan perekonomian masyarakatnya.
Ia mengaku upaya pengembangan dan penataan kawasan wisata baru itu sangatlah penting karena memang saat ini Labuan Bajo menjadi kawasan wisata super prioritas dan super premium.
Sejumlah wisatawan mengabadikan sunset di kawasan wisata Bukit Silvia, Labuan Bajo, Manggarai Barat, NTT Minggu (19/1/2020).(ANTARA FOTO/Kornelis Kaha)
Tujuan pengembangan kawasan lokasi wisata baru itu agar wisatawan yang ekonominya pas-pasan bisa berwisata di obyek wisata di luar dari kawasan wisata Komodo yang harganya dinilai sangat mahal.
Agustinus Rinus mengaku kunjungan wisatawan pada obyek wisata yang ada di luar TNK dari tahun ke tahun meningkat pesat. Penataan yang lebih baik diharapkan bisa mendatangkan lebih banyak wisatawan.
Pada tahun 2019, misalnya, kunjungan wisatawan ke Labuan Bajo mencapai 184.208 orang. Jumlah itu mengalami peningkatan yang cukup signifikan jika dibandingkan dengan kondisi 2018 yang hanya mencapai 163.807 wisatawan.
Agustinus menambahkan bahwa pengembangan kawasan wisata di luar kawasan TNK itu akan dibuat senyaman mungkin mulai dari jalan dan lainnya yang membuat wisatawan yang berwisata merasakan kenyamanan.
"Kami juga tak ingin masyarakat Manggarai Barat menjadi penonton, oleh karena itu kita akan latih dan harapkan mereka juga bisa menyiapkan kerajinan tangannya agar bisa dijual kepada wisatawan sehingga mampu meningkat perekonomian," tutur dia.
Sejumlah kapal wisata jenis pinisi berlabuh di perairan Labuan Bajo, Manggarai Barat, NTT Selasa (22/1/2020). (ANTARA FOTO/Kornelis Kaha/hp)
"Dalam tahun ini (2020), kami akan fokus pada pengembangan destinasi baru yang berada di luar kawasan wisata TNK," kata Kepala Dinas Kebudayaan dan Pariwisata Manggarai Barat Agustinus Rinus ketika dihubungi Antara dari Kupang, Selasa (4/2).
Ia mengatakan hal ini terkait dengan target serta pengembangan sektor pariwisata khususnya kawasan wisata baru di Manggarai Barat yang belum dikenal oleh wisatawan mancanegara maupun domestik.
Menurut dia pengembangan tiga lokasi wisata baru, yakni Istana Ular, Gua Rangko dan Sano Limbung itu tentu saja akan membantu masyarakat yang berada di lokasi itu untuk meningkatkan perekonomian masyarakatnya.
Ia mengaku upaya pengembangan dan penataan kawasan wisata baru itu sangatlah penting karena memang saat ini Labuan Bajo menjadi kawasan wisata super prioritas dan super premium.
Tujuan pengembangan kawasan lokasi wisata baru itu agar wisatawan yang ekonominya pas-pasan bisa berwisata di obyek wisata di luar dari kawasan wisata Komodo yang harganya dinilai sangat mahal.
Agustinus Rinus mengaku kunjungan wisatawan pada obyek wisata yang ada di luar TNK dari tahun ke tahun meningkat pesat. Penataan yang lebih baik diharapkan bisa mendatangkan lebih banyak wisatawan.
Pada tahun 2019, misalnya, kunjungan wisatawan ke Labuan Bajo mencapai 184.208 orang. Jumlah itu mengalami peningkatan yang cukup signifikan jika dibandingkan dengan kondisi 2018 yang hanya mencapai 163.807 wisatawan.
Agustinus menambahkan bahwa pengembangan kawasan wisata di luar kawasan TNK itu akan dibuat senyaman mungkin mulai dari jalan dan lainnya yang membuat wisatawan yang berwisata merasakan kenyamanan.
"Kami juga tak ingin masyarakat Manggarai Barat menjadi penonton, oleh karena itu kita akan latih dan harapkan mereka juga bisa menyiapkan kerajinan tangannya agar bisa dijual kepada wisatawan sehingga mampu meningkat perekonomian," tutur dia.