Oleh Aloysius Lewokeda
Kupang, (ANTARA NTT) - Pengembangan energi panas bumi (geothermal) akan menjadi ikon energi baru terbarukan (EBT) Pulau Flores atau "Flores Icon Island", kata Kepala Dinas Pertambangan dan Energi Nusa Tenggara Timur Boni Marisin, Selasa.
"Kalau di Sumba kita kenal pembangkit `mycro-hidro` sebagai `Sumba Icon Island` dan nantinya Pulau Flores juga akan menjadi icon geothermal atau Flores Icon Island," katanya saat ditemui di Kupang, Selasa (15/11).
Dia mengatakan, untuk itu, pihaknya sudah berkoordinasi dengan pemerintah pusat terkait pengembangan EBT di daerah tersebut sebagai bagian dari realisasi program nasional Program Indonesia Terang (PIT).
Untuk saat ini, lanjut dia, pengembangan geothermal sedang dilakukan di Wilayah Kerja Panas Bumi (WKP), Pembangkit Listrik Tenaga Panas Bumi PLTP Ulumbu dengan kapasitas 50 MW dan Mataloko kapasitas 22,5 MW.
"Penugasan untuk pengerjaan WKP tersebut sudah diserahkan dari Kementerian Energi Sumber Daya Mineral (ESDM) kepada PT. Perusahaan Lisrik Negara (PLN)," ujarnya.
Boni mengatakan, program PIT sudah dimanatkan oleh pemerintah pusat melalui Kementerian ESDM untuk pengembangan energi non fosil di seluruh Indonesia terutama di wilayah Indonesia Timur.
"Sementara Pulau Flores memiliki potesi EBT geothermal yang memadai, untuk itu akan dikembangkan sebagai sumber listrik guna mendukung program PIT juga untuk meningkatkan rasio elektifikasi di Nusa Tenggara Timur," katanya.
Untuk itu, lanjut dia, pemerintah setempat secara intens melakukan koordinasi dengan pemerintah pusat agar nantinya aturan pengembangan EBT dimudahkan dalam bentuk Peraturan Menteri (Permen).
"Kami bersama pihak kementerian sedang mengupayakan agar pengembangan EBT nantinya bisa dibuat jadi Permen sehingga memperlancar investasi pihak swasta untuk urusan pembangunan," katanya lagi.
Dia mengatakan, pengembangan geothermal tidak hanya terpusat di Ulumbu dan Mataloko namun menyebar ke semua daerah di Pulau Flores sesuai dengan potensi yang ada.
Ia mengharapkan agar peresmian nama "Flores Icon Island" dapat dilakukan oleh Presiden Joko Widodo ketika menghadiri puncak Hari Nusantara pada Desember mendatang.
Boni menambahkan, pengembangan EBT tersebut diharapkan nantinya dapat menjawab kebutuhan listrik bagi masyarakat hingga ke berbagai daerah pelosok karena menurut dia, saat ini infrastruktur yang dimiliki belum memadai jika hanya mengandalakan listrik dari pembangkit PLN.
Dia juga berharap agar rencana pengembangan EBT dengan memanfaatkan arus laut di Selat Gonsalo yang memisahkan Flores bagian Timur dengan Pulau Adonara juga bisa terwujud.
"Jika pengembangan geothermal di Pulau Flores bisa memadai ditambah dengan rencana pengembangan turbin listrik dari arus laut di Flores Timur bisa terealisasi maka kebutuhan listrik untuk masyarakat akan lebih memadai sehingga rasio elektrifikasi kita pun bisa meningkat," demikian Boni Marisin.
Kupang, (ANTARA NTT) - Pengembangan energi panas bumi (geothermal) akan menjadi ikon energi baru terbarukan (EBT) Pulau Flores atau "Flores Icon Island", kata Kepala Dinas Pertambangan dan Energi Nusa Tenggara Timur Boni Marisin, Selasa.
"Kalau di Sumba kita kenal pembangkit `mycro-hidro` sebagai `Sumba Icon Island` dan nantinya Pulau Flores juga akan menjadi icon geothermal atau Flores Icon Island," katanya saat ditemui di Kupang, Selasa (15/11).
Dia mengatakan, untuk itu, pihaknya sudah berkoordinasi dengan pemerintah pusat terkait pengembangan EBT di daerah tersebut sebagai bagian dari realisasi program nasional Program Indonesia Terang (PIT).
Untuk saat ini, lanjut dia, pengembangan geothermal sedang dilakukan di Wilayah Kerja Panas Bumi (WKP), Pembangkit Listrik Tenaga Panas Bumi PLTP Ulumbu dengan kapasitas 50 MW dan Mataloko kapasitas 22,5 MW.
"Penugasan untuk pengerjaan WKP tersebut sudah diserahkan dari Kementerian Energi Sumber Daya Mineral (ESDM) kepada PT. Perusahaan Lisrik Negara (PLN)," ujarnya.
Boni mengatakan, program PIT sudah dimanatkan oleh pemerintah pusat melalui Kementerian ESDM untuk pengembangan energi non fosil di seluruh Indonesia terutama di wilayah Indonesia Timur.
"Sementara Pulau Flores memiliki potesi EBT geothermal yang memadai, untuk itu akan dikembangkan sebagai sumber listrik guna mendukung program PIT juga untuk meningkatkan rasio elektifikasi di Nusa Tenggara Timur," katanya.
Untuk itu, lanjut dia, pemerintah setempat secara intens melakukan koordinasi dengan pemerintah pusat agar nantinya aturan pengembangan EBT dimudahkan dalam bentuk Peraturan Menteri (Permen).
"Kami bersama pihak kementerian sedang mengupayakan agar pengembangan EBT nantinya bisa dibuat jadi Permen sehingga memperlancar investasi pihak swasta untuk urusan pembangunan," katanya lagi.
Dia mengatakan, pengembangan geothermal tidak hanya terpusat di Ulumbu dan Mataloko namun menyebar ke semua daerah di Pulau Flores sesuai dengan potensi yang ada.
Ia mengharapkan agar peresmian nama "Flores Icon Island" dapat dilakukan oleh Presiden Joko Widodo ketika menghadiri puncak Hari Nusantara pada Desember mendatang.
Boni menambahkan, pengembangan EBT tersebut diharapkan nantinya dapat menjawab kebutuhan listrik bagi masyarakat hingga ke berbagai daerah pelosok karena menurut dia, saat ini infrastruktur yang dimiliki belum memadai jika hanya mengandalakan listrik dari pembangkit PLN.
Dia juga berharap agar rencana pengembangan EBT dengan memanfaatkan arus laut di Selat Gonsalo yang memisahkan Flores bagian Timur dengan Pulau Adonara juga bisa terwujud.
"Jika pengembangan geothermal di Pulau Flores bisa memadai ditambah dengan rencana pengembangan turbin listrik dari arus laut di Flores Timur bisa terealisasi maka kebutuhan listrik untuk masyarakat akan lebih memadai sehingga rasio elektrifikasi kita pun bisa meningkat," demikian Boni Marisin.