Kupang (ANTARA) - Peneliti sumber daya pada Badan Pengkajian Teknologi Pertanian (BPTP) Provinsi Nusa Tenggara Timur (NTT) Dr. Tony Basuki, MSi, memastikan bahwa produksi sumber pangan di daerah itu akan menurun pada musim tanam 2019/2020, diakibatkan serangan hama ulat grayak.

Penurunan produksi sumber pangan ini disebabkan serangan hama ulat grayak pada tanaman petani, selain minimnya curah hujan pada musim tanam tahun ini, kata Tony Basuki, di Kupang, Kamis.

"Sudah pasti terjadi penurunan produksi sumber pangan, bahkan bisa turun sampai 60 persen," katanya Tony Basuki.

Dia menjelaskan, selain karena serangan hama, sebagian petani baru mulai menanam, sementara pada Maret hingga April, wilayah NTT mulai memasuki musim kemarau.

"Kalau petani menanam di atas tanggal 20 Januari, tanaman akan mengalami puso dan bisa terjadi gagal panen," katanya.

Menurut dia, pemerintah harus segera menyiapkan langkah antisipasi, minimal melakukan analisa ketahanan pangan untuk menghadapi situasi ini

Baca juga: Ulat grayak serang Flores Timur, 4.585 hektare tanaman jagung terdampak
Baca juga: Pemerintah data tanaman petani yang terserang hama

Dari hasil analisa ketahanan pangan ini, kata dia, pemerintah bisa menyiapkan skenario penanganan lebih awal.

Skenario penanganan menurut dia, harus disiapkan karena jika terjadi penurunan produksi dan daya beli masyarakat juga menurun, bisa terjadi rawan pangan.

 

Pewarta : Bernadus Tokan
Editor : Kornelis Aloysius Ileama Kaha
Copyright © ANTARA 2024