Kupang (Antara NTT) - PT PLN (Persero) Wilayah Nusa Tenggara Timur berhasil mengoperasikan sistem kelistrikan di Pulau Timor setelah penuntasan pembangunan sejumlah transmisi dari Kota Kupang hingga Atambua, Kabupaten Belu.
Sistem kelistrikan di Pulau Timor mulai beroperasi setelah diresmikan Gardu Induk (GI) Kefamenanu 1x20 MVA, GI Atambua 1x20 MVA dan Saluran Udara Tegangan Tinggi (SUTT) 70 kV Kefamenanu- Atambua berjarak 75 kilometer (km) yang dilakukan hari ini.
Direktur Bisnis Regional Sulawesi dan Nusa Tenggara PT PLN (Persero) Machnizon Masri dalam keterangan tertulis yang diterima Antara di Kupang, Rabu, mengatakan dengan pengoperasian GI dan SUTT Atambua maka PLN bisa menghemat biaya produksi listrik setiap bulannya.
"Biaya produksi bisa ditekan hingga Rp3,4 miliar per bulan yang didapatkan dari optimalisasi pengoperasian pembangkit dan pengurangan biaya pengangkutan BBM dari Kupang hingga Atambua," katanya.
Selain itu, dengan beroperasinya SUTT dan Gardu Induk itu maka daya listrik yang diproduksi dari pembangkit listrik Sistem Timor sebesar 92,9 mega watt (MW).
Diantaranya, PLTU Bolok 14 MW, MVPP 60 MW, PLTS Oelpuah 5 MW, PLTD Tenau & Kuanino 6,4 MW, PLTD Soe 0,52, PLTD Kefamenanu 1,4 MW, dan PLTD Atambua 5,5 MW.
Ia mengatakan, dengan demikian keseluruhan pasokan listrik di Pulau Timor dapat terpenuhi dan sudah dipasok langsung dari Kota Kupang atau yang dikenal dengan Sistem Timor.
"Hal ini juga secara tidak langsung akan meningkatkan percepatan ekonomi masyarakat di Pulau Timor karena kebutuhan listrik sudah mulai terpenuhi," katanya.
Menurut dia, capaian tersebut bisa terwujud melalui komitmen dan kerja keras PLN untuk mengoperasikan GI dan SUTT di Daratan Timor yang mencakup Kota Kupang, Kabupaten Kupang, Timor Tengah Selatan, Timor Tengah Utara, hingga Belu.
Meskipun perkembngan pembangunan sebelumnya sempat mengalami kendala pembebasan tanah, cuaca dan geografis yang ekstrem.
"Namun dengan kerja keras PLN, dukungan pemerintah setempat, stakeholder, serta warga maka seluruh kendala itu akhirnya bisa teratasi," katanya.
Machnizon berharap, masyarakat di daerah itu bisa merasakan sistem kelistrikan yang lebih handal dan terjaga.
Asisten III Setda NTT Benediktus Polo Maing, mengatakan pengoperasian sistem kelistrikan Pulau Timor itu akan memberi dampak yang besar bagi pembangunan di daerah itu.
"Pembangunan ini akan berdampak pada peningkatan aspek ekonomi, peluang investasi, aspek pendidikan terutama bagi anak-anak kita juga aspek kesehatan dan sosial," katanya.
Untuk itu, pembangunan kelistrikan di provinsi kepulauan itu dimasa mendatang harus didukung penuh berbagai pihak baik pemerintah daerah, stakeholder, maupun masyarakat.
"Pembangunan listrik itu merupakan pekerjaan yang sangat besar, kita harus mendukung dengan kerja nyata, membangkitkan rasa kebersamaan dan saling memiliki sehingga bisa mencapai 100% rasio elektrifikasi di daerah ini," ujarnya.
Sistem kelistrikan di Pulau Timor mulai beroperasi setelah diresmikan Gardu Induk (GI) Kefamenanu 1x20 MVA, GI Atambua 1x20 MVA dan Saluran Udara Tegangan Tinggi (SUTT) 70 kV Kefamenanu- Atambua berjarak 75 kilometer (km) yang dilakukan hari ini.
Direktur Bisnis Regional Sulawesi dan Nusa Tenggara PT PLN (Persero) Machnizon Masri dalam keterangan tertulis yang diterima Antara di Kupang, Rabu, mengatakan dengan pengoperasian GI dan SUTT Atambua maka PLN bisa menghemat biaya produksi listrik setiap bulannya.
"Biaya produksi bisa ditekan hingga Rp3,4 miliar per bulan yang didapatkan dari optimalisasi pengoperasian pembangkit dan pengurangan biaya pengangkutan BBM dari Kupang hingga Atambua," katanya.
Selain itu, dengan beroperasinya SUTT dan Gardu Induk itu maka daya listrik yang diproduksi dari pembangkit listrik Sistem Timor sebesar 92,9 mega watt (MW).
Diantaranya, PLTU Bolok 14 MW, MVPP 60 MW, PLTS Oelpuah 5 MW, PLTD Tenau & Kuanino 6,4 MW, PLTD Soe 0,52, PLTD Kefamenanu 1,4 MW, dan PLTD Atambua 5,5 MW.
Ia mengatakan, dengan demikian keseluruhan pasokan listrik di Pulau Timor dapat terpenuhi dan sudah dipasok langsung dari Kota Kupang atau yang dikenal dengan Sistem Timor.
"Hal ini juga secara tidak langsung akan meningkatkan percepatan ekonomi masyarakat di Pulau Timor karena kebutuhan listrik sudah mulai terpenuhi," katanya.
Menurut dia, capaian tersebut bisa terwujud melalui komitmen dan kerja keras PLN untuk mengoperasikan GI dan SUTT di Daratan Timor yang mencakup Kota Kupang, Kabupaten Kupang, Timor Tengah Selatan, Timor Tengah Utara, hingga Belu.
Meskipun perkembngan pembangunan sebelumnya sempat mengalami kendala pembebasan tanah, cuaca dan geografis yang ekstrem.
"Namun dengan kerja keras PLN, dukungan pemerintah setempat, stakeholder, serta warga maka seluruh kendala itu akhirnya bisa teratasi," katanya.
Machnizon berharap, masyarakat di daerah itu bisa merasakan sistem kelistrikan yang lebih handal dan terjaga.
Asisten III Setda NTT Benediktus Polo Maing, mengatakan pengoperasian sistem kelistrikan Pulau Timor itu akan memberi dampak yang besar bagi pembangunan di daerah itu.
"Pembangunan ini akan berdampak pada peningkatan aspek ekonomi, peluang investasi, aspek pendidikan terutama bagi anak-anak kita juga aspek kesehatan dan sosial," katanya.
Untuk itu, pembangunan kelistrikan di provinsi kepulauan itu dimasa mendatang harus didukung penuh berbagai pihak baik pemerintah daerah, stakeholder, maupun masyarakat.
"Pembangunan listrik itu merupakan pekerjaan yang sangat besar, kita harus mendukung dengan kerja nyata, membangkitkan rasa kebersamaan dan saling memiliki sehingga bisa mencapai 100% rasio elektrifikasi di daerah ini," ujarnya.