Kupang (ANTARA) - Perum Bulog Kantor Wilayah Provinsi Nusa Tenggara Timur (NTT) menjamin ketersediaan beras yang dimiliki saat ini mampu bertahan hingga tujuh bulan ke depan dengan volume mencapai 31 ribu ton.

Kepala Perum Bulog Kantor Wilayah NTT Taufan Akib di Kupang, Selasa, (21/4) mengatakan, ketersediaan beras sebanyak itu diperkirakan baru akan habis pada bulan Oktober atau November sehingga  masyarakat diharapkan tidak panik dengan memborong atau membeli beras dalam jumlah yang banyak.

"Jangan panik. Kebutuhan beras kita masih cukup kok. Kalau habis kami akan datangkan lagi berasnya," ujarnya saat melaporkan kondisi stok beras dan kebutuhan lain ke pihak Polresta Kupang .

Baca juga: Bulog NTT sumbang satu ton beras untuk dapur lapangan TNI-Polri
Baca juga: Bulog NTT terus pantau pasokan bahan pokok bagi warga

Terkait kebutuhan pokok lain, menurut dia, ada minyak goreng 90 ribu liter,  terigu sebanyak tiga ton. Sementara itu stok untuk bawang merah dan putih, serta gula pasir saat ini masih kosong.

"Namun untuk gula pasir kami masih menunggu pengiriman, kemungkinan dalam waktu satu atau dua minggu ke depan," tambah dia.

Saat ini ujar dia kondisi gula pasir di pasaran juga sudah mulai kosong, karena memang distribusi dari pulau Jawa juga berkurang diakibatkan COVID-19.

Saat ini harga gula pasir di pasaran mencapai Rp18.000 sampai Rp19.000 per kilogram, sementara harga eceran tertinggi (HET) berada pada Rp12.500 per kilogram.

"Kami akan pantau terus, apalagi ini ini jelang bulan Ramadhan," tutur dia.

Baca juga: Tambah stok, Bulog NTT segera datangkan 17.000 ton beras

Para pedagang pun diimbau untuk tidak melakukan penimbunan sejumlah kebutuhan pokok, karena hal tersebut melanggar hukum dan sudah pasti pihak kepolisian akan menindak dengan tegas.

Pewarta : Kornelis Kaha
Editor : Bernadus Tokan
Copyright © ANTARA 2024