Kupang (ANTARA) - Bank Indonesia (BI) Perwakilan Nusa Tenggara Timur (NTT) menjamin kebutuhan pangan di provinsi berbasis kepulauan itu akan tetap bertahan selama empat bulan ke depan di tengah serangan virus corona jenis baru (COVID-19) yang saat ini masih terus mewabah.
Kepala BI Perwakilan NTT, I Nyoman Atmaja, kepada ANTARA di Kupang, Sabtu (23/5), mengatakan kebutuhan pangan bisa dijamin karena dalam Gugus Tugas Percepatan Penanganan COVID-19 NTT ada tim khusus yang bertugas membahas soal masalah pangan termasuk di dalamnya BI NTT.
"Di tim gugus tugas itu kami ada tim pemulihan ekonomi dampak dari COVID-19 ini, nah salah satu pembahasan itu soal ketahanan pangan di NTT ini, dan setiap instansi sudah menyiapkan berbagai strategi jika kondisi pangan kita anjlok akibat COVID-19," katanya.
Ia mengatakan tim pemulihan ekonomi itu juga sudah melakukan pemantauan ke sejumlah pasar tradisional, tidak hanya di Kota Kupang namun di seluruh wilayah NTT.
Nyoman menambahkan dari hasil pemantauan itu diketahui bahwa sejumlah kebutuhan pokok di NTT masih tetap aman dan stabil di tengah pandemi COVID-19 ini.
Walaupun ada beberapa kebutuhan pokok yang memang kurang, seperti cabai merah serta telur yang permintaannya menurun sehingga pasokannya juga berkurang, katanya.
"Tetapi kalau untuk kebutuhan pangan yang lain sudah tercukupi. Hal ini juga sesuai dengan laporan dari bulog NTT," tambah dia.
Lebih lanjut Nyoman mengimbau agar masyarakat di NTT tak perlu panik berbelanja dalam jumlah yang besar, karena pasokan pangan tetap disiapkan oleh pemerintah selama masa pandemi ini.
Yang perlu dilakukan oleh masyarakat NTT saat ini, kata dia, adalah tetap di rumah saja, dan tak usah beraktivitas di luar jika tidak ada hal yang mendesak guna menghindari penyebaran COVID-19.
Baca juga: BI NTT berupaya selamatkan UMKM di tengah pandemi
Baca juga: BI anjurkan masyarakat bertransaksi secara daring cegah COVID-19
Kepala BI Perwakilan NTT, I Nyoman Atmaja, kepada ANTARA di Kupang, Sabtu (23/5), mengatakan kebutuhan pangan bisa dijamin karena dalam Gugus Tugas Percepatan Penanganan COVID-19 NTT ada tim khusus yang bertugas membahas soal masalah pangan termasuk di dalamnya BI NTT.
"Di tim gugus tugas itu kami ada tim pemulihan ekonomi dampak dari COVID-19 ini, nah salah satu pembahasan itu soal ketahanan pangan di NTT ini, dan setiap instansi sudah menyiapkan berbagai strategi jika kondisi pangan kita anjlok akibat COVID-19," katanya.
Ia mengatakan tim pemulihan ekonomi itu juga sudah melakukan pemantauan ke sejumlah pasar tradisional, tidak hanya di Kota Kupang namun di seluruh wilayah NTT.
Nyoman menambahkan dari hasil pemantauan itu diketahui bahwa sejumlah kebutuhan pokok di NTT masih tetap aman dan stabil di tengah pandemi COVID-19 ini.
Walaupun ada beberapa kebutuhan pokok yang memang kurang, seperti cabai merah serta telur yang permintaannya menurun sehingga pasokannya juga berkurang, katanya.
"Tetapi kalau untuk kebutuhan pangan yang lain sudah tercukupi. Hal ini juga sesuai dengan laporan dari bulog NTT," tambah dia.
Lebih lanjut Nyoman mengimbau agar masyarakat di NTT tak perlu panik berbelanja dalam jumlah yang besar, karena pasokan pangan tetap disiapkan oleh pemerintah selama masa pandemi ini.
Yang perlu dilakukan oleh masyarakat NTT saat ini, kata dia, adalah tetap di rumah saja, dan tak usah beraktivitas di luar jika tidak ada hal yang mendesak guna menghindari penyebaran COVID-19.
Baca juga: BI NTT berupaya selamatkan UMKM di tengah pandemi
Baca juga: BI anjurkan masyarakat bertransaksi secara daring cegah COVID-19