Kupang (ANTARA) - Dinas Kelautan dan Perikanan (DKP) Provinsi Nusa Tenggara Timur (NTT) mengapresiasi nelayan Dusun Meko, Desa Pledo, Kecamatan Witihama, Kabupaten Flores Timur yang berinisiatif menyerahkan bom ikan rakitan siap pakai kepada personel TNI-AL dari Lanal Maumere.
“Niat baik nelayan di Dusun Meko yang menyerahkan delapan bom ikan rakitan siap pakai kepada pihak Lanal Maumere merupakan sebuah kesadaran tinggi yang patut diapresiasi,” kata Kepala Cabang DKP NTT Wilayah Kabupaten Lembata, Flores Timur, dan Sikka, Andi Amuntoda, dalam keterangan yang diterima di Kupang, Selasa (26/5).
Selain delapan botol bom ikan, lanjut dia, nelayan yang berinisial RM asal Dusun Meko itu juga menyerahkan 12 detonator kepada pihak Lanal Maumere pada Kamis (21/5)
Andi Amuntoda menjelaskan, saat menyerahkan bom ikan rakitan tersebut, nelayan yang bersangkutan juga berjanji untuk tidak lagi menggunakan alat penangkapan ikan yang tidak ramah lingkungan.
Nelayan tersebut juga berjanji menjaga kelestarian sumber daya kelautan dan perikanan di perairan Meko yang terkenal memiliki banyak spot wisata bawah laut, ucapnya.
"Tentunya kesadaran ini merupakan hal yang patut diapresiasi karena nelayan merupakan bagian garda terdepan dalam menjaga kelestarian ekosistem laut," ujarnya.
Andi Amuntoda berharap aksi seperti ini dapat menjadi contoh bagi para nelayan lainnya di wilayah Lembata, Flores Timur, dan Sikka sebagai upaya bersama memerangi praktik penangkapan ikan secara ilegal.
Ia menambahkan, dalam berbagai kesempatan, pihaknya juga terus memberikan sosialisasi dan edukasi untuk warga nelayan setempat agar tetap menjaga kelestarian laut untuk keberlangsungan hidup generasi selanjutnya.
"Kami selalu menekankan bahwa praktik pengeboman ikan berdampak sangat buruk terhadap ekosistem laut sehingga para nelayan terus kami ingatkan dalam berbagai kesempatan," katanya.
Baca juga: Nelayan Meko diingatkan untuk tidak gunakan bahan peledak
Baca juga: Bantuan kapal untuk dorong pengembangan pariwisata di Meko