Kupang (ANTARA) - PT Angkutan Sungai Danau dan Penyeberangan (ASDP) Cabang Kupang, Nusa Tenggara Timur (NTT), Jumat (19/6), membatalkan pelayaran pada lintasan penyeberangan Kupang-Sabu Raijua akibat gelombang tinggi.

"Benar, hari ini ada pembatalan pelayaran ke Sabu Raijua, karena alasan gelombang. Calon penumpang memang sudah berada di pelabuhan tetapi kami tidak bisa memaksakan kapal untuk berlayar," kata General Manager ASDP Cabang Kupang, Cuk Prayitno kepada ANTARA di Kupang, Jumat (19/6).

Dia mengemukakan hal itu, berkaitan dengan keluhan calon penumpang tujuan Sabu Raijua yang mengaku kecewa tidak bisa berangkat ke tujuan karena ASDP membatalkan pelayaran.

Baca juga: Gugus tugas COVID-19 NTT minta ASDP perbaiki sistem penjualan tiket
Baca juga: ASDP Kupang tutup sejumlah rute pelayaran akibat cuaca buruk

Menurut dia, pihaknya tidak bisa memaksakan kapal untuk berlayar jika cuaca di wilayah perairan laut tidak memungkinkan, karena beresiko terhadap keselamatan pelayaran.

"Kami selalu mengutamakan keselamatan dan kenyamanan dalam pelayaran," katanya menambahkan.

Secara terpisah Kepala Stasiun Meteorologi Maritim Tenau, Ota Welly Jenni Thalo mengatakan, saat ini sedang terjadi gelombang tinggi di sejumlah wilayah perairan laut NTT.

Kondisi ini disebabkan karena pola angin di wilayah Indonesia bagian utara umumnya dari Timur Laut - Tenggara dengan kecepatan 5 - 15 knot.

Sedangkan di wilayah selatan Indonesia dari Timur - Tenggara dengan kecepatan 5 - 25 Knot.

Kecepatan angin tertinggi terpantau di Perairan selatan Pulau Jawa, Laut Jawa bagian timur, Laut Banda, dan Laut Arafuru.

"Kondisi inilah yang menyebabkan terjadinya gelombang tinggi pada sejumlah wilayah perairan laut NTT," katanya.

Berdasarkan hasil monitoring, tinggi gelombang 2.5 - 4.0 meter berpeluang terjadi di Selat Sape bagian selatan, selat Sumba bagian barat, laut Sawu, perairan selatan Kupang hingga Rote Ndao.

Serta Samudera Hindia selatan Sumba hingga Sabu Raijua, perairan laut selatan Kupang hingga Rote Ndao.

Dan tinggi gelombang 1.25 - 2.5 meter berpeluang terjadi di selat Sumba bagian Timur, selat Ombai, selat Wetar, dan perairan laut utara Flores, perairan utara Kupang hingga Rote Ndao, selat Alor hingga Pantar, selat Flores hingga Lamakera. 
 

Pewarta : Bernadus Tokan
Editor : Kornelis Aloysius Ileama Kaha
Copyright © ANTARA 2024