Banjarmasin (ANTARA) - Dinas Ketahanan Pangan Pertanian dan Perikanan Kota Banjarmasin memastikan minat berkurban di masa pandemi COVID-19 pada hari Raya Idul Adha 1441 hijrah ini akan tetap tinggi.
Menurut Kabid Peternakan dan Kesehatan Hewan Dinas Ketahanan Pangan, Pertanian dan Perikanan Kota Banjarmasin Anwar Ziady di Banjarmasin, Kamis, (25/6) karena daerah ini tidak memiliki peternakan sapi yang banyak, hingga memenuhi kebutuhan sapi kurban mendatangkan dari daerah luar hingga luar provinsi.
Bahkan, para pengusaha penjual sapi kurban di daerah ini mendatangkan stok kebutuhan sapi kurban dari pulau Jawa seperti di Jawa Timur, hingga di Bali, Nusa Tenggara Barat (NTB) dan Nusa Tenggara Timur (NTT).
Baca juga: Pengiriman ternak dari NTT sesuai protokol kesehatan
"Selain ada juga sapi lokal, seperti di daerah Kabupaten Tanah Laut, Barito Kuala dan Kabupaten Banjar," papar Anwar Ziady.
Kebutuhan sapi kurban di Hari Raya Idul Adha yang diperkirakan jatuh tanggal 31 Juli 2020 atau 10 Dzulhijjah 1441 Hijriah mencapai 2.000 ekor.
"Kita perkirakan tidak jauh beda dengan tahun kemarin, apalagi menjelang Pilkada ini, juga banyak orang yang ingin berbagi di masa pandemi ini," beber dia.
Menurut dia, dinasnya pun sudah berkoordinasi dengan para pengusaha sapi kurban agar ketersediaan stok sapi bisa mencukupi.
Bahkan, Rumah Potong Hewan (RPH) milik pemerintah kota di jalan Basirih, Banjarmasin Selatan tersedia bagi penempatan hewan kurban tersebut. "RPH milik pemerintah kota itu bisa menampung sekitar 1.500 ekor sapi kurban," ujarnya.
Bahkan, RPH milik pemerintah kota itu juga menyediakan tempat penyembelihan sapi kurban jika ingin dikerjakan di sana.
Ia menegaskan persiapan menjelang hari raya Idul Adha dengan adanya ritual penyembelihan hewan kurban yang banyak sudah cukup siap di daerah ini.
Bahkan lagi, kata Anwar Ziady, protokol kesehatan atau cara aman ditempat penjualan hewan kurban di masa pandemi COVID-19 ini juga sudah ada.
Seperti protokol kesehatan jaga jarak, antara pembeli dan penjual minimal satu meter, hingga pembayarannya secara daring atau lainnya yang tidak tunai.
Termasuk pula juga kedua belah pihak harus memakai Alat Pelindung Diri (APD), minimal pakai masker dan baju lengan panjang juga sarung tangan, tidak lupa sering cuci tangan dengan sabun.
"Kesehatan pada saat memeriksa hewan kurban pun akan diperhatikan, saat itu tidak lagi kondisi flu atau batuk dan lainnya, bagi orang luar daerah harus mengantongi surat kesehatan dari puskesmas atau tempat kesehatan lainnya," beber Anwar Ziady.
Dia juga memastikan, di tempat jual beli hewan kurban itu juga memenuhi standar protokol kesehatan, seperti adanya tempat cuci tangan, sudah disemprot disinfektan.
"Tidak hanya di tempat jual beli hewan kurban saja, saat dilaksanakan penyembelihan nanti pun ada protokol kesehatan, ini akan kita sosialisasikan nanti ke masyarakat," ujarnya.
Baca juga: Selama Ramadhan, Permintaan pasokan sapi dari luar NTT meningkat
Baca juga: Permintaan ternak sapi untuk kurban ke DKI Jakarta meningkat
Menurut Kabid Peternakan dan Kesehatan Hewan Dinas Ketahanan Pangan, Pertanian dan Perikanan Kota Banjarmasin Anwar Ziady di Banjarmasin, Kamis, (25/6) karena daerah ini tidak memiliki peternakan sapi yang banyak, hingga memenuhi kebutuhan sapi kurban mendatangkan dari daerah luar hingga luar provinsi.
Bahkan, para pengusaha penjual sapi kurban di daerah ini mendatangkan stok kebutuhan sapi kurban dari pulau Jawa seperti di Jawa Timur, hingga di Bali, Nusa Tenggara Barat (NTB) dan Nusa Tenggara Timur (NTT).
Baca juga: Pengiriman ternak dari NTT sesuai protokol kesehatan
"Selain ada juga sapi lokal, seperti di daerah Kabupaten Tanah Laut, Barito Kuala dan Kabupaten Banjar," papar Anwar Ziady.
Kebutuhan sapi kurban di Hari Raya Idul Adha yang diperkirakan jatuh tanggal 31 Juli 2020 atau 10 Dzulhijjah 1441 Hijriah mencapai 2.000 ekor.
"Kita perkirakan tidak jauh beda dengan tahun kemarin, apalagi menjelang Pilkada ini, juga banyak orang yang ingin berbagi di masa pandemi ini," beber dia.
Menurut dia, dinasnya pun sudah berkoordinasi dengan para pengusaha sapi kurban agar ketersediaan stok sapi bisa mencukupi.
Bahkan, Rumah Potong Hewan (RPH) milik pemerintah kota di jalan Basirih, Banjarmasin Selatan tersedia bagi penempatan hewan kurban tersebut. "RPH milik pemerintah kota itu bisa menampung sekitar 1.500 ekor sapi kurban," ujarnya.
Bahkan, RPH milik pemerintah kota itu juga menyediakan tempat penyembelihan sapi kurban jika ingin dikerjakan di sana.
Ia menegaskan persiapan menjelang hari raya Idul Adha dengan adanya ritual penyembelihan hewan kurban yang banyak sudah cukup siap di daerah ini.
Bahkan lagi, kata Anwar Ziady, protokol kesehatan atau cara aman ditempat penjualan hewan kurban di masa pandemi COVID-19 ini juga sudah ada.
Seperti protokol kesehatan jaga jarak, antara pembeli dan penjual minimal satu meter, hingga pembayarannya secara daring atau lainnya yang tidak tunai.
Termasuk pula juga kedua belah pihak harus memakai Alat Pelindung Diri (APD), minimal pakai masker dan baju lengan panjang juga sarung tangan, tidak lupa sering cuci tangan dengan sabun.
"Kesehatan pada saat memeriksa hewan kurban pun akan diperhatikan, saat itu tidak lagi kondisi flu atau batuk dan lainnya, bagi orang luar daerah harus mengantongi surat kesehatan dari puskesmas atau tempat kesehatan lainnya," beber Anwar Ziady.
Dia juga memastikan, di tempat jual beli hewan kurban itu juga memenuhi standar protokol kesehatan, seperti adanya tempat cuci tangan, sudah disemprot disinfektan.
"Tidak hanya di tempat jual beli hewan kurban saja, saat dilaksanakan penyembelihan nanti pun ada protokol kesehatan, ini akan kita sosialisasikan nanti ke masyarakat," ujarnya.
Baca juga: Selama Ramadhan, Permintaan pasokan sapi dari luar NTT meningkat
Baca juga: Permintaan ternak sapi untuk kurban ke DKI Jakarta meningkat