"Ratusan petugas ini menyebar di 12 kecamatan di Kabupaten Manggarai Barat yang ada masjidnya," kata Kepala DPKH Manggarai Barat Abidin dihubungi di Labuan Bajo, Sabtu, (15/6/2024).
Ia menyebutkan mereka terdiri atas petugas kesehatan hewan dan dokter hewan yang bertugas melakukan pemeriksaan fisik serta organ tubuh hewan kurban guna memastikan kondisi kesehatan hewan terhindar dari penyakit ternak, seperti antraks serta penyakit mulut dan kuku (PMK).
"Kami melakukan pemeriksaan seperti di rumah potong hewan (RPH) jadi pemeriksaan secara fisik, layak tidak dipotong, lalu dicek organ dalam hewan, sedangkan hewan tidak sehat itu tidak dipotong," katanya.
Ia mengatakan mereka bekerja berdasarkan surat keputusan (SK) sebagai petugas pemeriksa hewan kurban yang dikeluarkan DPKH Manggarai Barat.
"Pengawasan hewan dilakukan sehingga daging yang nantinya dikonsumsi masyarakat atau umat benar-benar sehat," ujarnya.
Hingga Sabtu ini, terdata enam ekor sapi sebagai hewan kurban yang disumbangkan Pemkab Manggarai Barat kepada enam desa di daerah itu.
"Sedangkan jumlah hewan ternak dari masjid itu kepastiannya pemeriksaan fisik ternak besok sore, besok malam sudah ketahuan jumlahnya seperti tahun lalu itu 200-an lebih hewan kurban, seperti sapi, kerbau, dan kambing," katanya.
Baca juga: Pemda Mabar gelar operasi pasar murah jelang Idul Adha 2024
Baca juga: Mabar miliki dua TPI bantu nelayan Labuan Bajo
Baca juga: Pemda Mabar gelar operasi pasar murah jelang Idul Adha 2024
Baca juga: Mabar miliki dua TPI bantu nelayan Labuan Bajo
Ia mengimbau panitia kurban dan pihak masjid memberikan kesempatan petugas melakukan pemeriksaan hewan kurban terlebih dahulu sebelum dipotong.
"Karena ini dipotong di luar RPH maka sarana harus disiapkan panitia di masjid agar daging yang dibagi kepada masyarakat atau umat bersih, tempat potong bersih kebersihan yang harus dijaga," katanya.