Jakarta (ANTARA) - Kepala Staf Kepresidenan Moeldoko mengatakan Presiden Joko Widodo sudah menyatakan siap mengambil risiko dan mempertaruhkan reputasi politik dalam menangani krisis yang menimpa bangsa.
"Memang presiden mengatakan akan mengambil risiko, 'reputasi politik akan saya pertaruhkan'. Makanya Presiden mengambil langkah contoh untuk bawahan," kata Moeldoko di Jakarta, Senin, (29/6).
Baca juga: Teguran keras Presiden Jokowi diputuskan dirilis agar diketahui publik
Pernyataan Moeldoko menanggapi isu reshuffle atau perombakan kabinet yang menurut presiden dapat ditempuh jika diperlukan.
Moeldoko yang juga mantan Panglima TNI itu mengatakan dalam dunia militer, dalam menghadapi situasi kritis, ada tiga langkah yang biasa dilakukan panglima dan komandan.
Pertama, kata Moedoko, kehadiran komandan di lapangan. "Kita lihat presiden datang ke Surabaya yang masih merah. Beliau datang. Itu ciri-ciri panglima selaku hadir dalam situasi kritis," ujarnya.
Kedua, kata Moeldoko, dengan mengerahkan senjata dalam hal ini bantuan. "Bansos itu bantuan. Dikerahkan agar solusi krisis," jelasnya.
Baca juga: Presiden minta para menteri buat terobosan atasi COVID-19
Ketiga, yakni mengerahkan kekuatan cadangan. Moeldoko tidak menjelaskan apakah maksud dari kekuatan cadangan itu adalah reshuffle kabinet, namun dia menekankan ketika kekuatan cadangan dikerahkan artinya situasi mulai sangat jelek. "Jangan sampai gunakan ini," kata Moeldoko.
"Memang presiden mengatakan akan mengambil risiko, 'reputasi politik akan saya pertaruhkan'. Makanya Presiden mengambil langkah contoh untuk bawahan," kata Moeldoko di Jakarta, Senin, (29/6).
Baca juga: Teguran keras Presiden Jokowi diputuskan dirilis agar diketahui publik
Pernyataan Moeldoko menanggapi isu reshuffle atau perombakan kabinet yang menurut presiden dapat ditempuh jika diperlukan.
Moeldoko yang juga mantan Panglima TNI itu mengatakan dalam dunia militer, dalam menghadapi situasi kritis, ada tiga langkah yang biasa dilakukan panglima dan komandan.
Pertama, kata Moedoko, kehadiran komandan di lapangan. "Kita lihat presiden datang ke Surabaya yang masih merah. Beliau datang. Itu ciri-ciri panglima selaku hadir dalam situasi kritis," ujarnya.
Kedua, kata Moeldoko, dengan mengerahkan senjata dalam hal ini bantuan. "Bansos itu bantuan. Dikerahkan agar solusi krisis," jelasnya.
Baca juga: Presiden minta para menteri buat terobosan atasi COVID-19
Ketiga, yakni mengerahkan kekuatan cadangan. Moeldoko tidak menjelaskan apakah maksud dari kekuatan cadangan itu adalah reshuffle kabinet, namun dia menekankan ketika kekuatan cadangan dikerahkan artinya situasi mulai sangat jelek. "Jangan sampai gunakan ini," kata Moeldoko.