Jakarta (ANTARA) - PT Bank Negara Indonesia (Persero) Tbk mendukung pelaku usaha mikro, kecil, dan menengah (UMKM) sektor pertanian khususnya generasi milenial melalui program smart farming karena sektor ini menjadi salah satu yang tangguh selama masa pandemi COVID-19.
"Karena itu, kami banyak melakukan pelatihan digital marketing bagi teman-teman UMKM agar bisa meningkatkan aktivitas penjualan secara daring," kata Direktur Bisnis Usaha Mikro Kecil dan Menengah (UMKM) BNI Tambok P Setyawati di Jakarta, Sabtu, (4/7).
Baca juga: BNI dorong UMKM naik kelas dengan mengangkat tujuh kain tradisional, termasuk di NTT
Menurut dia, smart farming membidik para petani milenial dengan cara memberikan berbagai pelatihan seperti menerapkan teknologi sensor tanah dan cuaca, sehingga dapat memantau kondisi lahan sesuai kondisi terkini.
Dengan program tersebut, petani diberikan pemahaman tentang pemanfaatan lahan yang terbatas, namun hasilnya memuaskan dan biaya lebih efisiensi.
"Jadi, efektivitas dan produktivitasnya terukur karena semua kegiatan petani berdasarkan data analisis yang akurat. Bahkan, di antara mereka ada yang sudah mengalami beberapa kali panen," katanya.
Sejak 2019, bank BUMN ini menggarap sektor UMKM pertanian dengan meluncurkan pertanian pintar berbasis internet of things (IOT) menyongsong pertanian 4.0, memanfaatkan teknologi digital sehingga budi daya semakin efektif.
Pertumbuhan jumlah debitur UMKM BNI tahun ini telah mencapai 32 persen dari total segmentasi kredit.
Tambok mencatat pada 2015, nasabah UMKM hanya 97 ribu dan hingga Juni 2020 ini, jumlahnya mencapai 280 ribu pelaku UMKM.
Adapun pertumbuhan penyaluran kredit UMKM selama lima tahun terakhir mencapai sekitar 16 persen, dengan portofolio sebesar Rp55 triliun pada 2016 dan tahun ini mencapai Rp102 triliun.
Sementara, siaran pers Bank BUMN ini menyebutkan kehadiran smart farming dirasakan petani di sejumlah daerah di Indonesia seperti Fero Kamahendra asal Situbondo, Jawa Timur, yang mendapat dukungan alat sensor dan permodalan.
Petani lainnya Pujiono asal Malang, Jawa Timur, mengaku semangat petani semakin membaik, bahkan lahan yang sebelumnya kurang produktif kini menjadi lahan produksi pangan dan hortikultura.
Baca juga: HUT ke-74, BNI bertekad satukan energi optimis untuk Indonesia
Baca juga: BNI Kupang cetak 2.000 rekening taplus pra kerja
Selain pelatihan bagi petani milenial, selama pandemi COVID-9, BNI memberikan dukungan kepada UMKM di sektor pariwisata dan perhotelan, salah satunya memberikan kemudahan dalam bertransaksi.
"Tidak perlu datang ke kantor kami, cukup dari rumah mengajukan kredit secara online, persetujuan cukup lewat WhatsApp, email, tanda tangannya menggunakan digital," katanya.
"Karena itu, kami banyak melakukan pelatihan digital marketing bagi teman-teman UMKM agar bisa meningkatkan aktivitas penjualan secara daring," kata Direktur Bisnis Usaha Mikro Kecil dan Menengah (UMKM) BNI Tambok P Setyawati di Jakarta, Sabtu, (4/7).
Baca juga: BNI dorong UMKM naik kelas dengan mengangkat tujuh kain tradisional, termasuk di NTT
Menurut dia, smart farming membidik para petani milenial dengan cara memberikan berbagai pelatihan seperti menerapkan teknologi sensor tanah dan cuaca, sehingga dapat memantau kondisi lahan sesuai kondisi terkini.
Dengan program tersebut, petani diberikan pemahaman tentang pemanfaatan lahan yang terbatas, namun hasilnya memuaskan dan biaya lebih efisiensi.
"Jadi, efektivitas dan produktivitasnya terukur karena semua kegiatan petani berdasarkan data analisis yang akurat. Bahkan, di antara mereka ada yang sudah mengalami beberapa kali panen," katanya.
Sejak 2019, bank BUMN ini menggarap sektor UMKM pertanian dengan meluncurkan pertanian pintar berbasis internet of things (IOT) menyongsong pertanian 4.0, memanfaatkan teknologi digital sehingga budi daya semakin efektif.
Pertumbuhan jumlah debitur UMKM BNI tahun ini telah mencapai 32 persen dari total segmentasi kredit.
Tambok mencatat pada 2015, nasabah UMKM hanya 97 ribu dan hingga Juni 2020 ini, jumlahnya mencapai 280 ribu pelaku UMKM.
Adapun pertumbuhan penyaluran kredit UMKM selama lima tahun terakhir mencapai sekitar 16 persen, dengan portofolio sebesar Rp55 triliun pada 2016 dan tahun ini mencapai Rp102 triliun.
Sementara, siaran pers Bank BUMN ini menyebutkan kehadiran smart farming dirasakan petani di sejumlah daerah di Indonesia seperti Fero Kamahendra asal Situbondo, Jawa Timur, yang mendapat dukungan alat sensor dan permodalan.
Petani lainnya Pujiono asal Malang, Jawa Timur, mengaku semangat petani semakin membaik, bahkan lahan yang sebelumnya kurang produktif kini menjadi lahan produksi pangan dan hortikultura.
Baca juga: HUT ke-74, BNI bertekad satukan energi optimis untuk Indonesia
Baca juga: BNI Kupang cetak 2.000 rekening taplus pra kerja
Selain pelatihan bagi petani milenial, selama pandemi COVID-9, BNI memberikan dukungan kepada UMKM di sektor pariwisata dan perhotelan, salah satunya memberikan kemudahan dalam bertransaksi.
"Tidak perlu datang ke kantor kami, cukup dari rumah mengajukan kredit secara online, persetujuan cukup lewat WhatsApp, email, tanda tangannya menggunakan digital," katanya.