Kupang (ANTARA) - Sebanyak 11 ekor paus jenis paus pilot atau yang dikenal dengan sebutan "Short-Finned Pilot Whale" kembali terdampar di pantai Lie Jaka Kelurahan Ledeunu, Kecamatan Raijua, Kabupaten Sabu Raijua, NTT Kamis, (30/7).
"Berdasarkan hasil pemantauan visual menunjukan bahwa sejumlah paus berjenis paus pilot," kata Kepala Balai Kawasan Konservasi Perairan Nasional (BKKPN) Kupang Ikram Sangadji kepada Antara di Kupang, Kamis.
Baca juga: BKKPN sebut Laut Sawu "kafe" bagi paus dan lumba-lumba
Ikram mengatakan bahwa dari 11 ekor paus pilot yang terdampar 10 ekor diantaranya dinyatakan mati sementara satu ekor lagi berhasil diselamatkan warga dan nelayan setempat.
Ikram juga menambahkan untuk ukuran paus tersebut diperkirakan berkisar dari 2-7 meter. Dan dari 10 ekor yang mati itu ada satu ekor paus yang paling besar dan diduga sebagai pimpinan dari gerombolan paus itu.
Paus Pilot sendiri kata Ikram merupakan paus yang sering jalan bergerombol, sehingga ada kemungkinan jumlah paus yang terdampar akan terus bertambah.
"Ada kemungkinan jumlah paus pilot yang terdampar itu akan terus bertambah," tambah dia.
Untuk sementara kata dia mengingat jarak dari BKKPN ke Sabu Raijua membutuhkan satu hari perjalanan maka proses penguburan dan penyelamatan paus itu diarahkan menggunakan telepon seluler saja.
Sementara personel dari BKKPN sendiri ujar dia baru akan diberangkatkan pada malam nanti dan diperkirakan akan tiba pada Jumat (31/7) besok.
"Penanganan sekarang sedang dilakukan penggalian lubang kubur oleh warga dan bangkai diamankan dengan cara diikat agar tidak kembali hanyut," tutur dia.
Baca juga: Paus biru terdampar dan mati di pesisir pantai Kupang
Terkait banyaknya mamalia laut yang dalam bulan Juli ini terdampar di perairan NTT, kata dia secara alami diakibatkan karena paus tersebut mengikuti pergerakan arus yang membawa plankton-plankton ke wilayah pesisir.
"Karena keasyikan makan akhirnya mereka tak sadar bawah air laut makin surut, sehingga susah untuk kembali lagi ke laut yang dalam. Belum lagi karena banyaknya luka akibat tergores karang saat berusaha kembali ke laut yang dalam," tutur dia.
Baca juga: Paus terdampar di Sabu perlu dikaji penyebabnya
"Berdasarkan hasil pemantauan visual menunjukan bahwa sejumlah paus berjenis paus pilot," kata Kepala Balai Kawasan Konservasi Perairan Nasional (BKKPN) Kupang Ikram Sangadji kepada Antara di Kupang, Kamis.
Baca juga: BKKPN sebut Laut Sawu "kafe" bagi paus dan lumba-lumba
Ikram mengatakan bahwa dari 11 ekor paus pilot yang terdampar 10 ekor diantaranya dinyatakan mati sementara satu ekor lagi berhasil diselamatkan warga dan nelayan setempat.
Ikram juga menambahkan untuk ukuran paus tersebut diperkirakan berkisar dari 2-7 meter. Dan dari 10 ekor yang mati itu ada satu ekor paus yang paling besar dan diduga sebagai pimpinan dari gerombolan paus itu.
Paus Pilot sendiri kata Ikram merupakan paus yang sering jalan bergerombol, sehingga ada kemungkinan jumlah paus yang terdampar akan terus bertambah.
"Ada kemungkinan jumlah paus pilot yang terdampar itu akan terus bertambah," tambah dia.
Untuk sementara kata dia mengingat jarak dari BKKPN ke Sabu Raijua membutuhkan satu hari perjalanan maka proses penguburan dan penyelamatan paus itu diarahkan menggunakan telepon seluler saja.
Sementara personel dari BKKPN sendiri ujar dia baru akan diberangkatkan pada malam nanti dan diperkirakan akan tiba pada Jumat (31/7) besok.
"Penanganan sekarang sedang dilakukan penggalian lubang kubur oleh warga dan bangkai diamankan dengan cara diikat agar tidak kembali hanyut," tutur dia.
Baca juga: Paus biru terdampar dan mati di pesisir pantai Kupang
Terkait banyaknya mamalia laut yang dalam bulan Juli ini terdampar di perairan NTT, kata dia secara alami diakibatkan karena paus tersebut mengikuti pergerakan arus yang membawa plankton-plankton ke wilayah pesisir.
"Karena keasyikan makan akhirnya mereka tak sadar bawah air laut makin surut, sehingga susah untuk kembali lagi ke laut yang dalam. Belum lagi karena banyaknya luka akibat tergores karang saat berusaha kembali ke laut yang dalam," tutur dia.
Baca juga: Paus terdampar di Sabu perlu dikaji penyebabnya