Bandung (ANTARA) - Uji klinis fase tiga vaksin COVID-19 Sinovac, China, secara resmi dimulai di Indonesia, Selasa (11/8) yang ditandai dengan peninjauan fasilitas dan kapasitas produksi di Bio Farma serta penyuntikan perdana Relawan Uji Klinis Vaksin COVID-19 di Fakultas Kedokteran Unpad Kota Bandung, Jawa Barat, yang disaksikan oleh Presiden RI Joko Widodo.

Presiden Joko Widodo menyempatkan diri untuk melihat persiapan fasilitas produksi vaksin COVID-19 serta melihat uji usap dan penyuntikan perdana kepada 20 relawan yang dilaksanakan di Fakultas Kedokteran Universitas Padjadjaran (Unpad).

Baca juga: Presiden: Indonesia kembangkan sendiri vaksin Merah Putih

Kedatangan Presiden Joko Widodo ke Bandung dalam kegiatan ini didampingi jajaran Menteri Kabinet Indonesia Maju, antara lain Menteri Sekretaris Kabinet Pramono Anung, Menteri BUMN sekaligus Komite Penanganan COVID-19 dan Pemulihan Ekonomi Nasional (KCPEN), Erick Thohir, Menteri Kesehatan Terawan Agus Putranto, Kepala Badan POM, Penny K Lukito, Kepala BNPB Doni Monardo dan Gubernur Jawa Barat Ridwan Kamil.

Presiden Joko Widodo beserta rombongan diterima oleh Direktur Utama Bio Farma, Honesti Basyir beserta jajaran Board of Executives Bio Farma.

Erick Thohir mengatakan semua yang hadir bersyukur karena saat ini Indonesia memasuki tahapan penting dalam usaha untuk mengatasi pandemi COVID-19.

"Kita bangga dengan kemampuan perusahaan BUMN, Bio Farma yang bekerja sama dengan lembaga Sinovac asal China karena sudah memasuki uji klinis tahap ketiga. Tidak banyak negara atau lembaga penelitian yang sudah mencapai uji klinis hingga tahap ini," kata Erick Thohir.

Menteri Erick Thohir mengucapkan terima kasih kepada para relawan, tim laboratorium Bio Farma dan Sinovac, serta Fakultas Kedokteran Universitas Padjadjaran yang bisa mewujudkan tahapan krusial ini.

“Kini kita tunggu enam bulan ke depan. Mohon dukungan dan doa atas vaksin yang saya pastikan halal ini. Insya Allah, jika uji klinis fase 3 ini berjalan lancar, kita siapkan registrasi ke Badan POM, kemudian diproduksi masal dan bisa digunakan mengatasi virus COVID-19 ini," paparnya.

Sementara itu, Honesti Basyir dalam sambutannya mengatakan dunia saat ini sedang membutuhkan vaksin COVID-19, dari ratusan lembaga penelitian yang mengembangkan vaksin COVID-19, tidak banyak lembaga penelitian yang sudah sampai pada tahapan uji klinis fase tiga, salah satunya adalah Sinovac dari China.

“Diperlukan uji klinis tahap tiga sebelum vaksin COVID-19 ini bisa diproduksi, Uji klinis merupakan tahapan yang perlu dilalui untuk semua produk farmasi termasuk obat-obatan dan vaksin," kata dia.

Demikian juga dengan uji klinis vaksin COVID-19, yang sudah dilaksanakan sebanyak tiga kali, mulai dari uji pre-klinis, uji klinis tahap satu hingga uji klinis tahap dua di China dan hasilnya sudah diketahui oleh Badan POM RI, kata Honesti.

Bio Farma dengan Sinovac, memiliki kesamaan platform antara vaksin yang dikembangkan oleh Sinovac, dengan kemampuan Bio Farma dalam memproduksinya yaitu inactivated vaccine.

Selain kesamaan platform, alasan pemilihan Sinovac adalah karena mereka memiliki pengalaman dalam hal pengembangan vaksin dalam kondisi pandemi, seperti pembuatan vaksin SARS.

Baca juga: Vaksin COVID-19 diperkirakan tersedia di China akhir Oktober

Perusahaan Sinovac juga sudah mempunyai produk yang memenuhi Pre-qualifikasi WHO. Hal lainnya adalah ada kerja sama yang dilakukan bersama Bio Farma dalam hal produksi vaksin lain.

Dalam uji klinis tiga vaksin COVID-19 tersebut, Bio Farma akan bekerja sama dengan Tim Peneliti Uji Klinis fase tiga Fakultas Kedokteran Unpad Bandung selama enam bulan ke depan.

Apabila uji klinis fase tiga berjalan lancar, berikutnya adalah regristrasi ke Badan POM.

"Indonesia melalui Bio Farma, sudah mempersiapkan fasilitas produksi vaksin COVID-19 dengan kapasitas maksimal 100 juta dosis dan pada akhir Desember 2020, akan ada tambahan kapasitas produksi sebanyak 150 juta dosis," kata Honesti.

"Mudah-mudahan kapasitas yang kami miliki ini dapat membantu pemerintah RI dalam menghadapi dan mengatasi pandemi COVID-19 melalui produksi vaksin COVID-19," lanjut Honesti.

Baca juga: Pemerintah pilih vaksin COVID-19 dari kandidat terbaik dan cepat

Kapasitas yang ada di Bio Farma untuk produksi vaksin COVID-19, akan memanfaatkan fasilitas produksi yang sudah ada di lahan Bio Farma, sehingga tidak perlu melakukan tambahan investasi untuk memproduksi vaksin COVID-19 ini.

Pewarta : Ajat Sudrajat
Editor : Bernadus Tokan
Copyright © ANTARA 2024