Kupang (ANTARA) - Kepala Desa Hadakewa, Kabupaten Lembata, Nusa Tenggara Timur (NTT), Klemens Kwaman, mengatakan permintaan ikan teri Hadakewa yang diproduksi di desa setempat dari Jakarta meningkat dalam dua bulan terakhir.

"Sekarang pasokan teri Hadakewa ke Jakarta terus berjalan setiap minggu karena permintaan dari sana meningkat sejak Juli lalu," katanya ketika dihubungi dari Kupang, Jumat, (14/8).

Ia menjelaskan dalam sekali pengiriman ikan teri ke Jakarta bisa mencapai lebih dari 100 bungkus dengan perincian satu bungkus berisi 250 gram ikan teri dalam kemasan dengan label "Teri Hadakewa".

Klemens Kwaman mengatakan untuk saat ini Jakarta merupakan pasar paling besar bagi produk ikan teri Hadakewa, selain Kota Kupang, ibu kota Provinsi NTT.

"Namun untuk sementara kami prioritaskan pengiriman ke Jakarta, meskipun ongkos kirim lebih mahal tetapi permintaan lebih besar," katanya.

Pihaknya bersyukur karena ikan teri Hadakewa yang dikelola melalui BUMDes Tujuh Maret saat ini telah mendapat pangsa pasar potensial melalui seorang pengusaha di Jakarta, yang diperkenalkan pihak Kementerian Desa dan Pembangunan Daerah Tertinggal.

Meskipun, lanjut dia, usaha untuk memperoleh pasar ini didapat setelah perjuangan panjang melalui upaya promosi secara secara berkelanjutan dengan keterbatasan dana maupun jaringan di pasar.

Ia mengatakan ikan teri Hadakewa semakin diminati pasar karena memiliki ciri khas rasa yang berbeda, yakni tidak terlalu asin tetapi juga tidak tawar. "Jadi konsumen juga suka karena tidak terlalu asin tetapi ada rasa ikan lautnnya," kata Klemens.

Baca juga: Hadakewa tambah kapal nelayan

Baca juga: BUMDes Hadakewa kelola usaha ikan teri

Klemens Kwaman menambahkan meskipun di tengah kondisi pandemi COVID-19 aktivitas produksi ikan teri Hadakewa terus berjalan, yang dikerjakan sendiri masyarakat desa setempat.

"Kami juga terus berupa memperkuat usaha ikan teri ini, salah satunya dengan menambah armada kapal untuk pasokan bahan baku yang tidak lama lagi akan dioperasikan warga kami," katanya.

Pewarta : Aloysius Lewokeda
Editor : Bernadus Tokan
Copyright © ANTARA 2024