Kupang (ANTARA) - Masyarakat Perlindungan Indikasi Geografis (MPIG) Kopi Arabika Flores Manggarai, telah menyiapkan empat lokasi destinasi wisata dengan suguhan kopi di tiga kabupaten Manggarai guna meningkat ekonomi petani kopi di Pulau Flores.
Ketua MPIG Kopi Arabika Flores Manggarai Joseph Janu dihubungi dari Kupang, Kamis, mengatakan bahwa pengembangan destinasi wisata baru kopi di empat lokasi itu akan menjadi lokomotif bagi salah satu wisata minat khusus di daerah itu.
Baca juga: MoU BOPLBF-MPIG tingkatkan kesejateraan masyarakat sektor pariwisata
"Empat lokasi itu antara lain berada di Wae Garit di kabupaten Manggarai, Mano, dan Colol di Manggarai Timur, serta Labuan Bajo di Manggarai Barat," katanya.
Ia menjelaskan bahwa lokasi Garit di kabupaten Manggarai sudah dikenal sebagai daerah kopi robusta, sementara Mano di Kabupaten Manggarai Timur dikenal menjadi pusat kopi arabika, kemudian Colol di Kabupaten yang sama yakni merupakan aset besar budaya kopi Manggarai sekaligus menjadi pusat festival budaya kopi, sementara Labuan Bajo yang akan menjadi etalase pusat informasi dan promosi seluruh jenis biji Kopi Flores.
Dari ke empat lokasi tersebut, dua lokasi merupakan lahan milik Keuskupan Ruteng yang disiapkan untuk mendukung pengembangan destinasi wisata baru dan sekaligus merupakan bentuk dukungan gereja terhadap upaya pemberdayaan masyarakat, khususnya para petani kopi.
Kedua lokasi tersebut terletak di Mano yang luas lahannya mencapai 10 hektare dan di Labuan Bajo yang akan menjadi rencana etalase Pusat Informasi dan Promosi Kopi.
Sementara dua lokasi lainnya merupakan lahan kopi milik masyarakat yang akan didampingi oleh MPIG melalui berbagai pelatihan guna memperkuat kapasitas SDM petani kopi untuk dapat mencapai kualitas kopi yang memenuhi standar.
Baca juga: Destinasi wisata kopi bantu petani Kopi Flores
Lebih lanjut, kata dia, pengembangan destinasi wisata baru kopi ini juga akan melibatkan kalangan akademisi dari beberapa universitas dan perguruan tinggi yang akan membentuk tim terpadu guna melakukan riset dan kajian terhadap keseluruhan rencana pengembangan destinasi wisata baru.
Sejumlah universitas itu antara lain Universtas Brawijaya, Universitas Nusa Cendana Kupang, STKIP St. Paulus Ruteng, dan Kampus Poltekpar El Bajo Commodus.
Ketua MPIG Kopi Arabika Flores Manggarai Joseph Janu dihubungi dari Kupang, Kamis, mengatakan bahwa pengembangan destinasi wisata baru kopi di empat lokasi itu akan menjadi lokomotif bagi salah satu wisata minat khusus di daerah itu.
Baca juga: MoU BOPLBF-MPIG tingkatkan kesejateraan masyarakat sektor pariwisata
"Empat lokasi itu antara lain berada di Wae Garit di kabupaten Manggarai, Mano, dan Colol di Manggarai Timur, serta Labuan Bajo di Manggarai Barat," katanya.
Ia menjelaskan bahwa lokasi Garit di kabupaten Manggarai sudah dikenal sebagai daerah kopi robusta, sementara Mano di Kabupaten Manggarai Timur dikenal menjadi pusat kopi arabika, kemudian Colol di Kabupaten yang sama yakni merupakan aset besar budaya kopi Manggarai sekaligus menjadi pusat festival budaya kopi, sementara Labuan Bajo yang akan menjadi etalase pusat informasi dan promosi seluruh jenis biji Kopi Flores.
Dari ke empat lokasi tersebut, dua lokasi merupakan lahan milik Keuskupan Ruteng yang disiapkan untuk mendukung pengembangan destinasi wisata baru dan sekaligus merupakan bentuk dukungan gereja terhadap upaya pemberdayaan masyarakat, khususnya para petani kopi.
Kedua lokasi tersebut terletak di Mano yang luas lahannya mencapai 10 hektare dan di Labuan Bajo yang akan menjadi rencana etalase Pusat Informasi dan Promosi Kopi.
Sementara dua lokasi lainnya merupakan lahan kopi milik masyarakat yang akan didampingi oleh MPIG melalui berbagai pelatihan guna memperkuat kapasitas SDM petani kopi untuk dapat mencapai kualitas kopi yang memenuhi standar.
Baca juga: Destinasi wisata kopi bantu petani Kopi Flores
Lebih lanjut, kata dia, pengembangan destinasi wisata baru kopi ini juga akan melibatkan kalangan akademisi dari beberapa universitas dan perguruan tinggi yang akan membentuk tim terpadu guna melakukan riset dan kajian terhadap keseluruhan rencana pengembangan destinasi wisata baru.
Sejumlah universitas itu antara lain Universtas Brawijaya, Universitas Nusa Cendana Kupang, STKIP St. Paulus Ruteng, dan Kampus Poltekpar El Bajo Commodus.