Kupang (ANTARA) - Badan Otorita Pariwisata Labuan Bajo Flores (BOPLBF) menggelar pelatihan berkebun hidroponik untuk penguatan kapasitas sumber daya manusia (SDM) dalam rangka memperkuat sektor agrowisata melalui teknologi pertanian di Kabupaten Manggarai Barat, Nusa Tenggara Timur.

Direktur Utama BOPLBF  Shana Fatina kepada Antara di Kupang, Selasa, (15/9) mengatakan bahwa pelatihan itu dilakukan mulai Senin (14/9) dan akan berakhir pada Sabtu (19/9).

"Kami libatkan 22 peserta. Pelatihan ini sebagai salah satu solusi bertani di atas lahan dan air terbatas, yang dilaksanakan secara daring dan juga secara luring, dengan pendampingan dan pemantauan secara langsung dari kami BOPLBF sebagai penyelenggara," katanya.

Menurut Shana, berbicara soal geliat pariwisata saat ini tidak saja hanya bicara tentang hotel dan restoran, tidak sekedar tentang wisatawan dan pemandangan indah.

Tetapi juga menurut dia pariwisata kini adalah pintu masuk, lokomotif utama perekonomian rakyat melalui banyak sektor yang dituntut untuk menopang, mendukung, dan menyangga keberadaannya sebagai sektor unggulan bangsa yang telah ditetapkan Presiden Joko Widodo pada 2016.

Ia menambahkan bahwa pertanian merupakan salah satu sektor yang memiliki peran penting yang dapat mendukung sektor pariwisata.

 Shana menekankan pentingnya memenuhi standar kualitas pariwisata dari produk pertanian yang dihasilkan sehingga mampu bersaing untuk masuk ke dalam industri pariwisata Labuan Bajo.

Dengan begitu lanjut dia masyarakat dapat memperoleh manfaat dari pertumbuhan pariwisata Labuan Bajo yang tahun 2020 (sebelum pandemi COVID-19 melanda) ditargetkan menerima kunjungan 500 ribu wisatawan.

“Jika kita ingin menjadi petani dan peternak yang makmur, kita harus mendorong produk kita untuk dapat dimanfaatkan lebih banyak orang, salah satunya wisatawan tadi itu," tutur dia.

Untuk proses distribusi dan penjualan kata dia pihaknya sedang mengupayakan agar hotel, restoran, dan kapal harus mengambil dan mengutamakan produk-produk lokal yang dihasilkan oleh para petani di Manggarai Barat.

Shana menegaskan, konsep wisata premium yang sedang dikembangkan di Labuan Bajo saat ini bukan hanya sekedar bicara tentang tarif mahal, tetapi juga penekanan pada kualitas produk dan pelayanan yang ditawarkan.

Shana berharap melalui pengembangan teknologi pertanian hidroponik yang dilaksanakan BOPLBF kali ini makin mendorong para petani di Kecamatan Mbeliling khususnya di Manggarai Barat, untuk dapat menghasilkan produk-produk pertanian yang mampu memenuhi standar kualitas pariwisata.

Tahun 2019, hampir 85 persen suplai bahan baku pangan industri pariwisata Labuan Bajo masih didatangkan dari luar daerah, sementara, 66 persen masyarakat masih berprofesi di sektor primer, meliputi pertanian, perkebunan, perikanan, maupun peternakan. Berangkat dari kondisi ini, Shana mendorong masyarakat di kabupaten itu untuk menangkap peluang tersebut dengan berkomitmen untuk ambil bagian dalam rantai pasok pariwisata Labuan Bajo.

“Kami mendorong teman-teman di sini melalui hidroponik untuk mulai belajar menyiapkan produk-produk pertanian yang baik, yang mampu memenuhi standar kualitas pariwisata.Teman-teman di Mbeliling harus berkomitmen untuk ambil bagian dari rantai pasok pariwisata Labuan Bajo”, tegas Shana.

Menurut Shana, pembangunan pariwisata Labuan Bajo yang masif tidak akan ada artinya jika masyarakat Manggarai Barat yang tidak dilibatkan, begitupun dengan konten lokal sebagai sumber natura setempat jika tidak terpenuhi tentunya tidak akan memberi dampak signifikan bagi masyarakatnya. Partisipasi masyarakat membangun pariwisata dari berbagai sektor, salah satunya sektor pertanian menjadi fokus perhatian BOPLBF saat ini. 

Pewarta : Kornelis Kaha
Editor : Bernadus Tokan
Copyright © ANTARA 2024