Kupang (ANTARA) - Badan Meteorologi Klimatologi Geofisika (BMKG) Kupang mengimbau warga di Provinsi Nusa Tenggara Timur agar mewaspadai angin puting beliung yang sewaktu-waktu bisa muncul di saat pergantian musim atau pancaroba di wilayah itu.
"Angin puting beliung ini yang perlu kita waspadai di NTT karena tidak lama lagi kita memasuki masa transisi atau musim pancaroba," kata Kepala Stasiun Klimatologi Kelas II, Apolonaris Geru dalam keterangan yang diterima di Kupang, Sabtu, (19/9).
Ia mengatakan angin puting beliung sangat sering muncul di wilayah NTT ketika terjadi peralihan musim dari kemarau ke hujan maupun musim hujan ke kemarau.
Penyebab munculnya puting beliung ini adalah squall line awan Cumulonimbus/Cb, katanya.
"Cuaca ekstrem seperti puting beliung ini sering terjadi oleh karena itu kita perlu waspada karena sebentar lagi akan ada pengalihan musim dari kemarau ke hujan," katanya.
Ia mencontohkan seperti bencana puting beliung yang menghancurkan rumah-rumah warga di Kelurahan Liliba, Kota Kupang pada Februari 2019 lalu.
Baca juga: BMKG perkirakan awal musim hujan 2020/2021 di NTT akhir Oktober
Baca juga: Waspadai gelombang 4-5 meter di Selatan Sumba
Selain itu pada Februari 2020 lalu, bencana angin puting beliung juga melanda Desa Railot Tahak di Kabupaten Malaka.
"Potensi bencana puting beliung ini tentu perlu diwaspadai sehingga dampak kerugian yang ditimbulkan bisa diminimalisir," kata Apolonaris Geru.
"Angin puting beliung ini yang perlu kita waspadai di NTT karena tidak lama lagi kita memasuki masa transisi atau musim pancaroba," kata Kepala Stasiun Klimatologi Kelas II, Apolonaris Geru dalam keterangan yang diterima di Kupang, Sabtu, (19/9).
Ia mengatakan angin puting beliung sangat sering muncul di wilayah NTT ketika terjadi peralihan musim dari kemarau ke hujan maupun musim hujan ke kemarau.
Penyebab munculnya puting beliung ini adalah squall line awan Cumulonimbus/Cb, katanya.
"Cuaca ekstrem seperti puting beliung ini sering terjadi oleh karena itu kita perlu waspada karena sebentar lagi akan ada pengalihan musim dari kemarau ke hujan," katanya.
Ia mencontohkan seperti bencana puting beliung yang menghancurkan rumah-rumah warga di Kelurahan Liliba, Kota Kupang pada Februari 2019 lalu.
Baca juga: BMKG perkirakan awal musim hujan 2020/2021 di NTT akhir Oktober
Baca juga: Waspadai gelombang 4-5 meter di Selatan Sumba
Selain itu pada Februari 2020 lalu, bencana angin puting beliung juga melanda Desa Railot Tahak di Kabupaten Malaka.
"Potensi bencana puting beliung ini tentu perlu diwaspadai sehingga dampak kerugian yang ditimbulkan bisa diminimalisir," kata Apolonaris Geru.