BMKG imbau warga Mabar waspadai bencana hidrometeorologi

id BMKG, warga, Manggarai Barat, bencana hidrometeorologi, NTT, hujan, banjir

BMKG imbau warga Mabar waspadai bencana hidrometeorologi

Pemandangan Kota Labuan Bajo terpantau dari Puncak Waringin Labuan Bajo, Kabupaten Manggarai Barat, Nusa Tenggara Timur (NTT). ANTARA/Gecio Viana

...Wilayah Manggarai Barat saat ini masih berada dalam periode musim hujan dengan puncaknya diprakirakan akan terjadi pada akhir Januari hingga awal Februari 2025, kata Kepala Stasiun Meteorologi Komodo Maria Seran yang dihubungi di Labuan Bajo, Kami

Labuan Bajo (ANTARA) - Badan Meteorologi Klimatologi dan Geofisika (BMKG) mengimbau warga Kabupaten Manggarai Barat, Nusa Tenggara Timur (NTT) untuk meningkatkan kesiapsiagaan dan mewaspadai potensi bencana hidrometeorologi dalam musim hujan tahun ini.

"Wilayah Manggarai Barat saat ini masih berada dalam periode musim hujan dengan puncaknya diprakirakan akan terjadi pada akhir Januari hingga awal Februari 2025," kata Kepala Stasiun Meteorologi Komodo Maria Seran yang dihubungi di Labuan Bajo, Kamis, (16/1).

Ia menjelaskan, berdasarkan informasi dari Tropical Cyclone Warning Centre (TCWC) Jakarta, terpantau adanya dua bibit siklon tropis yang tumbuh di Samudera Hindia dan berpotensi memberikan dampak signifikan terhadap kondisi cuaca di Indonesia bagian selatan.

Bibit Siklon Tropis 90S terpantau di Samudera Hindia selatan Jawa Timur, sementara Bibit Siklon Tropis 91S berada di sekitar wilayah Australia Barat.

Interaksi dari kedua sistem tekanan rendah itu, lanjut Maria, mengakibatkan peningkatan curah hujan dengan intensitas sedang hingga sangat lebat di sebagian besar wilayah NTT, termasuk di Manggarai Barat.

"Hujan dengan intensitas sedang hingga sangat lebat di Manggarai Barat yang dapat disertai angin kencang ini diprakirakan dapat berlangsung hingga tiga hari ke depan," ujarnya.

Kondisi hujan dengan intensitas sedang hingga sangat lebat di Manggarai Barat ini dapat memicu berbagai bencana hidrometeorologi seperti banjir dan banjir bandang, tanah longsor, khususnya di wilayah bertopografi curam, pohon tumbang, kerusakan pada atap bangunan dan fasilitas umum, jalanan licin dan berkurangnya jarak pandang yang berisiko bagi pengguna jalan.

"Kami mengimbau masyarakat di wilayah Manggarai Barat, terutama yang tinggal di daerah perbukitan, lereng curam, atau dekat aliran sungai, untuk meningkatkan kewaspadaan," jelasnya.

Ia menambahkan, hujan dengan durasi panjang dapat menyebabkan tanah menjadi jenuh sehingga memicu longsor. Selain itu, penting untuk mempersiapkan langkah mitigasi, seperti memastikan saluran air tidak tersumbat dan mengamankan barang-barang berharga dari potensi banjir.

BMKG juga mengingatkan semua pihak untuk terus memantau informasi cuaca terkini melalui kanal resmi BMKG dan mengutamakan keselamatan dalam beraktivitas sehari-hari.

"Jika terjadi situasi darurat, segera laporkan kepada pihak berwenang untuk penanganan lebih lanjut," katanya.

Sebelumnya, Bupati Manggarai Barat Edistasius Endi meminta warga di 12 kecamatan di daerah itu untuk segera melaporkan jika terjadi bencana alam guna penanganan yang cepat oleh pemerintah daerah.

"Ada prosedur, dan prosedurnya adalah setelah mendapatkan laporan langsung oleh masyarakat maka dilakukan kaji cepat dalam kurun waktu 2 kali 24 jam untuk memastikan bahwa ini kategori bencana," katanya.

Ia menjelaskan, dalam musim hujan saat ini walaupun secara kasat mata terlihat banjir di wilayah tertentu, namun perlu dilakukan kaji cepat oleh Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) setempat guna memastikan apakah banjir itu termasuk kategori bencana atau tidak.

Baca juga: BMKG : Mayoritas wilayah NTT berpotensi hujan deras hingga 17 Januari

Kaji cepat merupakan mekanisme birokrasi yang harus dilakukan jika terdapat laporan bencana alam guna menjelaskan penyebab bencana alam serta langkah penanganan yang tepat oleh pemerintah.

Baca juga: BMKG peringatkan gelombang 1,25 - 4,0 meter di perairan NTT