Kupang (ANTARA) - Satu keluarga di Kecamatan Solor Timur, Pulau Solor Kabupaten Flores Timur, Nusa Tenggara Timur, menolak uji usap setelah satu anggota keluarga mereka dinyatakan positif terjangkit COVID-19.
Camat Solor Timur, Abdul Wahid, ketika dihubungi dari Kupang, Jumat, (18/9) membenarkan adanya penolakan satu keluarga yang terdiri dari 10 orang anggota di daerahnya yang menolak dilakukan uji usab.
"Mereka menolak di-swab karena menganggap anak mereka bukan tertular COVID-19," katanya.
Anggota keluarga yang tertular COVID-19 itu merupakan seorang mahasiswa pelaku perjalanan dari Makassar, Sulawesi Selatan.
Ia menjelaskan keluarga pasien yang menolak diuji usap tersebut menganggap bahwa anak mereka tidak tertular COVID-19 karena sudah sebulan mereka berkumpul namun tidak terjadi apa-apa.
"Pasien ini merupakan orang tanpa gejala tetapi keluarga mereka menolak untuk diuji swab," katanya.
Wahid mengatakan, ia sudah mencoba berbagai upaya pendekatan seperti melalui jalur pemerintahan, keluarga, namun keluarga tersebut masih menolak.
"Saya juga meminta tolong teman-teman yang saya kenal untuk dengan caranya, membujuk keluarga tersebut agar merka mau diuji swab," katanya.
Wahid mengatakan, pihaknya telah melaporkan semua kondisi di lapangan ke Gugus Tugas Percepatan Penanganan COVID-19 kabupaten sehingga ia berharap dapat dilakukan penanganan secara bersama-sama.
Baca juga: Flotim terapkan denda Rp50.000 bagi warga tak bermasker
Baca juga: Sejumlah personel TNI-AD di Flores Timur positif COVID-19
"Sudah tiga kali camat dan muspika menemui mereka untuk minta pengertian agar di-swab namun mati-matian mereka menolak, jadi saya laporkan ke kabupaten untuk keputusan selanjutnya," katanya.
Camat Solor Timur, Abdul Wahid, ketika dihubungi dari Kupang, Jumat, (18/9) membenarkan adanya penolakan satu keluarga yang terdiri dari 10 orang anggota di daerahnya yang menolak dilakukan uji usab.
"Mereka menolak di-swab karena menganggap anak mereka bukan tertular COVID-19," katanya.
Anggota keluarga yang tertular COVID-19 itu merupakan seorang mahasiswa pelaku perjalanan dari Makassar, Sulawesi Selatan.
Ia menjelaskan keluarga pasien yang menolak diuji usap tersebut menganggap bahwa anak mereka tidak tertular COVID-19 karena sudah sebulan mereka berkumpul namun tidak terjadi apa-apa.
"Pasien ini merupakan orang tanpa gejala tetapi keluarga mereka menolak untuk diuji swab," katanya.
Wahid mengatakan, ia sudah mencoba berbagai upaya pendekatan seperti melalui jalur pemerintahan, keluarga, namun keluarga tersebut masih menolak.
"Saya juga meminta tolong teman-teman yang saya kenal untuk dengan caranya, membujuk keluarga tersebut agar merka mau diuji swab," katanya.
Wahid mengatakan, pihaknya telah melaporkan semua kondisi di lapangan ke Gugus Tugas Percepatan Penanganan COVID-19 kabupaten sehingga ia berharap dapat dilakukan penanganan secara bersama-sama.
Baca juga: Flotim terapkan denda Rp50.000 bagi warga tak bermasker
Baca juga: Sejumlah personel TNI-AD di Flores Timur positif COVID-19
"Sudah tiga kali camat dan muspika menemui mereka untuk minta pengertian agar di-swab namun mati-matian mereka menolak, jadi saya laporkan ke kabupaten untuk keputusan selanjutnya," katanya.