Kupang (ANTARA) - Kepala Perwakilan Bank Indonesia Provinsi Nusa Tenggara Timur I Nyoman Awiaran Atmaja mengemukakan pertumbuhan ekonomi di NTT pada 2021 diperkirakan tumbuh pada kisaran 5,06-5,66 persen secara year on year (yoy).
"Perkiraan pertumbuhan ekonomi ini dengan asumsi aktivitas ekonomi berangsur normal yang didukung dengan pengendalian COVID-19 dan juga vaksinasi," katanya dalam acara Pertemuan Tahunan Bank Indonesia 2020 di Kupang, Kamis, (3/12).
Asusmsi lain yaitu peningkatan kapasitas fiskal serta pembangunan infrastruktur pemerintah terutama proyek strategis nasional di NTT, katanya.
Ariawan menjelaskan, kondisi pandemi COVID-19 memang telah menahan laju perekonomian termasuk nasional maupun di NTT pada semester I 2020.
Namun pada triwulan III 2020, perekonomian NTT secara bertahap mulai membaik didorong permintaan domestik terutama konsumsi rumah tangga dan investasi.
BI NTT mencatat ekonomi NTT pada triwulan III 2020 tumbuh 3,06 persen (qtq) atau meningkat dibandingkan triwulan sebelumnya sebesar 0,89 persen yang dipengaruhi percepatan pada lapangan usaha administrasi pemerintahan, jasa pendidikan, dan konstruksi.
Ariawan mengatakan, ke depan pertumbuhan ekonomi NTT diperkirakan terus membaik hingga tumbuh pada kisaran 5-06-5,66 persen di 2021, seiring dengan peningkatan mobilitas, stimulus fiskal, serta kondisi eksternal yang membaik. "Kondisi ini juga sudah tercermin dari berkurangnya defisit neraca perdagangan," katanya.
Baca juga: BI NTT salurkan beasiswa untuk 100 mahasiswa perguruan tinggi
Baca juga: BI perkirakan inflasi NTT pada tahun 2020 di atas 0,67 persen
Ia menambahkan, dari sisi lapangan usaha, sektor pertanian, administrasi pemerintahan, perdagangan, dan konstrusi menjadi kontributor utama pertumbuhan ekonomi NTT sehingga menjadi faktor penentu pemulihan ekonomi.
Acara Pertemuan Tahunan Bank Indonesia 2020 yang digelar secara tatap muka dalam jumlah terbatas maupun virtual itu dihadiri berbagai elemen perwakilan di antaranya Wakil Gubernur NTT bersama Forkopimda, DPRD NTT, BPK NTT, OJK NTT, industri jasa keuangan, media massa, para pelaku usaha dan lainnya.
"Perkiraan pertumbuhan ekonomi ini dengan asumsi aktivitas ekonomi berangsur normal yang didukung dengan pengendalian COVID-19 dan juga vaksinasi," katanya dalam acara Pertemuan Tahunan Bank Indonesia 2020 di Kupang, Kamis, (3/12).
Asusmsi lain yaitu peningkatan kapasitas fiskal serta pembangunan infrastruktur pemerintah terutama proyek strategis nasional di NTT, katanya.
Ariawan menjelaskan, kondisi pandemi COVID-19 memang telah menahan laju perekonomian termasuk nasional maupun di NTT pada semester I 2020.
Namun pada triwulan III 2020, perekonomian NTT secara bertahap mulai membaik didorong permintaan domestik terutama konsumsi rumah tangga dan investasi.
BI NTT mencatat ekonomi NTT pada triwulan III 2020 tumbuh 3,06 persen (qtq) atau meningkat dibandingkan triwulan sebelumnya sebesar 0,89 persen yang dipengaruhi percepatan pada lapangan usaha administrasi pemerintahan, jasa pendidikan, dan konstruksi.
Ariawan mengatakan, ke depan pertumbuhan ekonomi NTT diperkirakan terus membaik hingga tumbuh pada kisaran 5-06-5,66 persen di 2021, seiring dengan peningkatan mobilitas, stimulus fiskal, serta kondisi eksternal yang membaik. "Kondisi ini juga sudah tercermin dari berkurangnya defisit neraca perdagangan," katanya.
Baca juga: BI NTT salurkan beasiswa untuk 100 mahasiswa perguruan tinggi
Baca juga: BI perkirakan inflasi NTT pada tahun 2020 di atas 0,67 persen
Ia menambahkan, dari sisi lapangan usaha, sektor pertanian, administrasi pemerintahan, perdagangan, dan konstrusi menjadi kontributor utama pertumbuhan ekonomi NTT sehingga menjadi faktor penentu pemulihan ekonomi.
Acara Pertemuan Tahunan Bank Indonesia 2020 yang digelar secara tatap muka dalam jumlah terbatas maupun virtual itu dihadiri berbagai elemen perwakilan di antaranya Wakil Gubernur NTT bersama Forkopimda, DPRD NTT, BPK NTT, OJK NTT, industri jasa keuangan, media massa, para pelaku usaha dan lainnya.