Kupang (ANTARA) - Pemerintah Provinsi Nusa Tenggara Timur (NTT) mengembangkan kawasan tanaman buah seluas lebih dari 100 hektare untuk mendukung destinasi wisata berbasis masyarakat (tourisme estate) yang dibangun pemerintah provinsi setempat.

"Pengembangan kawasan tanaman buah sebagai bagian dari rantai pasok komoditi untuk memenuhi kebutuhan destinasi pariwisata estate yang sudah kita bangun," kata Gubernur NTT Viktor Bungtilu Laiskodat dalam keterangan yang diterima di Kupang, Selasa, (5/1).

Pemerintah Provinsi NTT telah membangun tujuh kawasan pariwisata estate di antaranya di antaranya Pantai Liman di Kabupaten Kupang, Fatumnasi Kabupaten Timor Tengah Selatan, Wolwal di Kabupaten Alor, Lamalera Kabupaten Lembata, Koanara di Kabupaten Ende, Praimadita di Kabupaten Sumba Timur dan Kawasan Mulut Seribu Kabupaten Rote Ndao.

Masing-masing kawasan wisata itu dilengkapi dengan fasilitas pendukung seperti pondok (cottage), restoran, dan penginapan.

Baca juga: 371.166 KK dapat bantuan PKH

Gubernur Viktor mengatakan untuk menjawab kebutuhan komoditi buah-buhan pada kawasan pariwisata estate itu maka pemerintah provinsi telah mengembangkan kawasan tanaman buah-buahan berbagai jenis.

Kawasan tanaman buah yang dikembangkan di antaranya mangga seluas 115 hektare, jeruk seluas 3 hektare, melon dan semangka seluas 40 hektare, maupun bawang merah seluas 22 hektare.

Selain itu pengembangan kawasan agrowisata Kelimutu Kabupaten Ende berupa pengembangan tanaman kopi, nenas dan kentang.

Lebih lanjut Gubernur Viktor mengatakan setiap kawasan pariwisata di NTT diharapkan menjadi pusat pertumbuhan ekonomi baru.

Oleh karena itu masyarakat harus dipersiapkan secara baik menyediakan rantai pasok yang berasal dari komoditi setempat, bahkan masyarakat harus disiapkan untuk mengolah komoditi yang ada agar dapat memperoleh nilai tambah dari hasil produksinya, katanya.

Baca juga: seluruh elemen diminta bersama antisipasi ancaman DBD

"Masyarakat harus terlibat dalam semua mata rantai ekonomi pariwisata sehingga terjadi penciptaan lapangan pekerjaan dan peningkatan pendapatan masyarakat," katanya.

Langkah seperti ini, kata dia, merupakan esensi dari cara berpikir pariwisata sebagai sektor penggerak utama (prime mover) untuk sektor pertanian, peternakan, kelautan perikanan, serta perindustrian dan perdagangan.

Pewarta : Aloysius Lewokeda
Editor : Bernadus Tokan
Copyright © ANTARA 2024