Kupang (ANTARA) - Badan Meteorologi, Klimatologi dan Geofisika (BMKG) Stasiun Meteorologi ELl Tari Kupang mengimbau masyarakat di NTT untuk mewaspadai bencana hidrometeorologi di provinsi berbasis kepulauan itu.
"Kami bukan mau menakut-nakuti tetapi kami berharap masyarakat waspada, seperti gempa, angin dan hujan yang dapat berujung bencana hidrometeorologi," kata Kepala BMKG Stasiusn Meteorologi El Tari Agung Sudiono Abadi di Kupang, Sabtu, (23/1), terkait potensi bencana hidrometeorologi yang terjadi di NTT saat musim penghujan seperti saat ini.
Agung mengatakan, saat ini hujan di NTT sedang sampai pada puncaknya, sehingga tidak heran beberapa daerah di NTT mengalami hujan ekstrem yang berujung pada banjir bandang.
Tetapi secara umum ujar dia curah hujan di NTT ini terbilang normal karena selama sepekan jumlah curah hujannya hanya berkisar dari 0-60 mili per hari.
BMKG sendiri ujar dia selalu mengeluarkan peringatan dini melalui aplikasi info cuaca. Oleh karena itu masyarakat diimbau untuk memantau cuaca dari aplikasi tersebut karena selalu ada peringatan dini jika akan terjadi bencana.
"Untuk wilayah NTT ini kita selalu keluarkan peringatan dini melalui SMS ataupun melalui Whatsapp grup. Masyarakat juga kami harapkan percayakan soal cuaca ini kepada BMKG," tambah dia.
Masyarakat juga diharapkan agar mentaati peringatan dini yang dikeluarkan oleh BMKG sehingga tidak menjadi korban dalam bencana yang bisa saja terjadi.
Lebih lanjut kata dia, untuk wilayah Kota Kupang sendiri, dalam beberapa hari kedepan mulai Sabtu (23/1) sampai dengan Senin (25/1) diprediksi akan ada hujan dan masyarakat di kota Kupang diimbau untuk mewaspadai itu.
Hal ini karena ujar dia saat ini potensi hujan lebat di Flores sudah berkurang, sehingga berpindah ke pulau Timor. Dan terkadang sebaliknya juga demikian.
Baca juga: BMKG sebut curah hujan di NTT normal
Lebih lanjut ia mengimbau daerah-daerah seperti kabupaten Timor Tengah Utara (TTU) dan Kabupaten Timor Tengah Selatan (TTS), Kabupaten Sikka, Manggarai dan sebagian pulau Flores harus tetap waspada juga karena hujan lebat disertai petir dan angin kencang akan terus terjadi sampai dengan Februari mendatang.
"Kalau memasuki Maret masih ada hujan tetapi itu juga sisa-sisanya saja," tambahnya.
"Kami bukan mau menakut-nakuti tetapi kami berharap masyarakat waspada, seperti gempa, angin dan hujan yang dapat berujung bencana hidrometeorologi," kata Kepala BMKG Stasiusn Meteorologi El Tari Agung Sudiono Abadi di Kupang, Sabtu, (23/1), terkait potensi bencana hidrometeorologi yang terjadi di NTT saat musim penghujan seperti saat ini.
Agung mengatakan, saat ini hujan di NTT sedang sampai pada puncaknya, sehingga tidak heran beberapa daerah di NTT mengalami hujan ekstrem yang berujung pada banjir bandang.
Tetapi secara umum ujar dia curah hujan di NTT ini terbilang normal karena selama sepekan jumlah curah hujannya hanya berkisar dari 0-60 mili per hari.
BMKG sendiri ujar dia selalu mengeluarkan peringatan dini melalui aplikasi info cuaca. Oleh karena itu masyarakat diimbau untuk memantau cuaca dari aplikasi tersebut karena selalu ada peringatan dini jika akan terjadi bencana.
"Untuk wilayah NTT ini kita selalu keluarkan peringatan dini melalui SMS ataupun melalui Whatsapp grup. Masyarakat juga kami harapkan percayakan soal cuaca ini kepada BMKG," tambah dia.
Masyarakat juga diharapkan agar mentaati peringatan dini yang dikeluarkan oleh BMKG sehingga tidak menjadi korban dalam bencana yang bisa saja terjadi.
Lebih lanjut kata dia, untuk wilayah Kota Kupang sendiri, dalam beberapa hari kedepan mulai Sabtu (23/1) sampai dengan Senin (25/1) diprediksi akan ada hujan dan masyarakat di kota Kupang diimbau untuk mewaspadai itu.
Hal ini karena ujar dia saat ini potensi hujan lebat di Flores sudah berkurang, sehingga berpindah ke pulau Timor. Dan terkadang sebaliknya juga demikian.
Baca juga: BMKG sebut curah hujan di NTT normal
Lebih lanjut ia mengimbau daerah-daerah seperti kabupaten Timor Tengah Utara (TTU) dan Kabupaten Timor Tengah Selatan (TTS), Kabupaten Sikka, Manggarai dan sebagian pulau Flores harus tetap waspada juga karena hujan lebat disertai petir dan angin kencang akan terus terjadi sampai dengan Februari mendatang.
"Kalau memasuki Maret masih ada hujan tetapi itu juga sisa-sisanya saja," tambahnya.