Kupang (Antara NTT) - PT PLN (Persero) Wilayah Nusa Tenggara Timur tengah melakukan ujicoba terhadap Pembangkit Listrik Tenaga Uap (PLTU) Unit 2 berkapasitas 2x7 Megawatt di Ropa, Kabupaten Ende, Pulau Flores.
"PLTU Unit 2 di Ropa masih dalam tahap pengujian yang nantinya beroperasi untuk memenuhi pasokan kebutuhan listrik di Kabupaten Ende," kata Deputi Manajer Hukum dan Humas PT PLN (Persero) Wilayah NTT Sulistiyoadi Nikolaus di Kupang, Sabtu.
Kondisi daya listrik di Kabupaten Ende, katanya, saat ini masih surplus 5 MW namun rasio elekrifikasi di daerah itu masih 49 persen karena banyak pedesaan, terutama di wilayah pelosok belum teraliri listrik.
"Sehingga kami terus genjot pembangunan listirk di sana dan banyak yang sudah masuk dalam program melistrik 600 desa di NTT untuk tahap pertama dalam tahun 2017 ini," katanya.
Untuk itu, PLN tengah mengebut pembangunan jaringan tegangan menengah (JTM), jaringan tegangan rendah (JTR), maupun gardu listrik di Kabupaten Ende maupun keseluruhan di Pulau Flores.
Untuk PLTU Ropa, katanya, akan terkoneksi dengan wilayah tetangga, Kabupaten Sikka, yang memiliki pembangkit tenaga mesin gas berkapasitas 40 MW dan selanjutnya dari Ende ke sejumlah kabupaten lain di wilayah barat Pulau Flores.
"Secara jangka menengah akan bangun tower transmisi Maumere, Ibu Kota Kabupaten Sikka ke Ropa sepanjang 68 kilometer sirkuit (Kms)," katanya.
Pembangunan kelistrikan di Pulau Flores terus diupayakan segera selesai untuk mendukung perekonomian masyarakat maupun iklim investasi di pulau yang memiliki banyak destinasi pariwisata unggulan itu.
PLN mengharapkan sinergi pemerintah daerah dan masyarakat untuk terus memberikan dukungan, terutama pembebasan lahan untuk dilalui jaringan.
"Kami berharap masyarakat kita bisa merelakan lahannya ketika dilalui jaringan listrik sehingga kerja melistriki desa-desa di NTT dengan jumlah yang belum menikmati listrik lebih dari seribu bisa cepat tuntas," katanya.
"PLTU Unit 2 di Ropa masih dalam tahap pengujian yang nantinya beroperasi untuk memenuhi pasokan kebutuhan listrik di Kabupaten Ende," kata Deputi Manajer Hukum dan Humas PT PLN (Persero) Wilayah NTT Sulistiyoadi Nikolaus di Kupang, Sabtu.
Kondisi daya listrik di Kabupaten Ende, katanya, saat ini masih surplus 5 MW namun rasio elekrifikasi di daerah itu masih 49 persen karena banyak pedesaan, terutama di wilayah pelosok belum teraliri listrik.
"Sehingga kami terus genjot pembangunan listirk di sana dan banyak yang sudah masuk dalam program melistrik 600 desa di NTT untuk tahap pertama dalam tahun 2017 ini," katanya.
Untuk itu, PLN tengah mengebut pembangunan jaringan tegangan menengah (JTM), jaringan tegangan rendah (JTR), maupun gardu listrik di Kabupaten Ende maupun keseluruhan di Pulau Flores.
Untuk PLTU Ropa, katanya, akan terkoneksi dengan wilayah tetangga, Kabupaten Sikka, yang memiliki pembangkit tenaga mesin gas berkapasitas 40 MW dan selanjutnya dari Ende ke sejumlah kabupaten lain di wilayah barat Pulau Flores.
"Secara jangka menengah akan bangun tower transmisi Maumere, Ibu Kota Kabupaten Sikka ke Ropa sepanjang 68 kilometer sirkuit (Kms)," katanya.
Pembangunan kelistrikan di Pulau Flores terus diupayakan segera selesai untuk mendukung perekonomian masyarakat maupun iklim investasi di pulau yang memiliki banyak destinasi pariwisata unggulan itu.
PLN mengharapkan sinergi pemerintah daerah dan masyarakat untuk terus memberikan dukungan, terutama pembebasan lahan untuk dilalui jaringan.
"Kami berharap masyarakat kita bisa merelakan lahannya ketika dilalui jaringan listrik sehingga kerja melistriki desa-desa di NTT dengan jumlah yang belum menikmati listrik lebih dari seribu bisa cepat tuntas," katanya.