Kupang (ANTARA) - Direktur Jenderal Cipta Karya Kementerian Pekerjaan Umum Perumahan Rakyat Diana Kusumastuti mengatakan masalah lingkungan menjadi perhatian utama dalam kegiatan penataan Kawasan Strategis Pariwisata Nasional (KSPN) Labuan Bajo, Kabupaten Manggari Barat, Nusa Tenggara Timur.
"Kami sangat memperhatikan masalah lingkungan dalam penataan KSPN Labuan Bajo sehingga diharapkan tidak menimbulkan permasalahan terkait lingkungan di sana," katanya pada konferensi pers secara virtual terkait penataan Destinasi Pariwisata Super Prioritas (DPSP) Labuan Bajo, Jumat, (19/2).
Ia menjelaskan kegiatan penataan KSPN Labuan Bajo yang dilaksanakan Kementerian PUPR cukup banyak dengan total mencapai 42 paket proyek yang terdiri dari Sumber Daya Air 5 paket, Bina Marga 10 paket, Cipta Karya 22 paket dan Perumahan 5 paket.
Diana mengatakan pembangunan kawasan ini dilakukan dengan perencanaan yang tetap memperhatikan masalah-masalah berkaitan dengan lingkungan hidup.
Ia menjelaskan penataan kawasan di Taman Nasional Komodo juga dilakukan sesuai peraturan dan kaidah yang berlaku untuk menjaga pelestarian ekosistem di dalam kawasan itu.
"Penyediaan sarana dan prasarana di dalam kawasan juga tentunya untuk mendukung pertumbuhan ekonomi sebagai efek multiplayer di sekitar Taman Nasional Komodo," katanya.
Lebih lanjut, ia mengatakan berdasarkan hasil analisa di lapangan, penataan sarana dan prasarana seperti yang dilakukan di Pulau Rinca juga akan berdampak baik bagi keberlanjutan ekosistem.
Penataan dilakukan juga bertujuan untuk meminimalisir singgungan antara wisatawan dengan satwa sehingga tidak terganggu.
Baca juga: Terminal serbaguna Wae Kelambu diresmikan akhir Maret
"Kita juga harus ada sarana edukasinya, juga untuk peningkatan keamanan dan kenyamanan pengunjung, tertuama juga memperhatikan kebutuhan disabilitas dan anak usia dini," katanya.
Baca juga: BOPLBF gali potensi wisata istana ular di Manggarai Barat
Kegiatan konferensi pers secara virtual itu menghadirkan sejumlah narasumber lain di antaranya Dirjen Konservasi Sumber Daya Alam Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan Wiratno, Staf Ahli Menteri Bidang Pembangunan Kementerian Pariwisata dan Ekonomi Kreatif Fransiskus Teguh, Kepala Dinas Pariwisata dan Ekonomi Kreatif NTT Wayan Darmawa, serta Kepala Dinas Pariwisata Manggarai Barat Agustinus Rinus.
"Kami sangat memperhatikan masalah lingkungan dalam penataan KSPN Labuan Bajo sehingga diharapkan tidak menimbulkan permasalahan terkait lingkungan di sana," katanya pada konferensi pers secara virtual terkait penataan Destinasi Pariwisata Super Prioritas (DPSP) Labuan Bajo, Jumat, (19/2).
Ia menjelaskan kegiatan penataan KSPN Labuan Bajo yang dilaksanakan Kementerian PUPR cukup banyak dengan total mencapai 42 paket proyek yang terdiri dari Sumber Daya Air 5 paket, Bina Marga 10 paket, Cipta Karya 22 paket dan Perumahan 5 paket.
Diana mengatakan pembangunan kawasan ini dilakukan dengan perencanaan yang tetap memperhatikan masalah-masalah berkaitan dengan lingkungan hidup.
Ia menjelaskan penataan kawasan di Taman Nasional Komodo juga dilakukan sesuai peraturan dan kaidah yang berlaku untuk menjaga pelestarian ekosistem di dalam kawasan itu.
"Penyediaan sarana dan prasarana di dalam kawasan juga tentunya untuk mendukung pertumbuhan ekonomi sebagai efek multiplayer di sekitar Taman Nasional Komodo," katanya.
Lebih lanjut, ia mengatakan berdasarkan hasil analisa di lapangan, penataan sarana dan prasarana seperti yang dilakukan di Pulau Rinca juga akan berdampak baik bagi keberlanjutan ekosistem.
Penataan dilakukan juga bertujuan untuk meminimalisir singgungan antara wisatawan dengan satwa sehingga tidak terganggu.
Baca juga: Terminal serbaguna Wae Kelambu diresmikan akhir Maret
"Kita juga harus ada sarana edukasinya, juga untuk peningkatan keamanan dan kenyamanan pengunjung, tertuama juga memperhatikan kebutuhan disabilitas dan anak usia dini," katanya.
Baca juga: BOPLBF gali potensi wisata istana ular di Manggarai Barat
Kegiatan konferensi pers secara virtual itu menghadirkan sejumlah narasumber lain di antaranya Dirjen Konservasi Sumber Daya Alam Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan Wiratno, Staf Ahli Menteri Bidang Pembangunan Kementerian Pariwisata dan Ekonomi Kreatif Fransiskus Teguh, Kepala Dinas Pariwisata dan Ekonomi Kreatif NTT Wayan Darmawa, serta Kepala Dinas Pariwisata Manggarai Barat Agustinus Rinus.