Kupang (ANTARA) - Badan Otorita Pariwisata Labuan Bajo Flores (BOPLBF) tengah menggali potensi pengembangan wisata istana ular di Desa Galang, Kecamatan Welak, Kabupaten Manggarai Barat, Nusa Tenggara Timur (NTT).
Direktur Utama BOPLBF Shana Fatina kepada ANTARA saat dihubungi dari Kupang, Senin, (15/2) mengatakan pihaknya sudah meninjau potensi wisata goa istana ular di desa tersebut pada awal Februari lalu.
Shana mengatakan potensi wisata istana ular yang dimiliki oleh Desa Galang dalam pengembangannya membutuhkan dorongan dari semua pihak.
"Tentunya obyek wisata istana ular yang cukup menjanjikan ini perlu didukung dengan unsur amenitas dan aksesibilitas, misalnya disiapkan tempat istirahat (rest area) dan tempat makan," katanya.
Selain itu juga produk lokalnya perlu dikembangkan seperti tenun, prosesi adat, dan kuliner lokalnya. Juga perlu dipikirkan terkait jalur treking hingga sampai ke dalam goanya, baik secara infrastruktur maupun secara keamanan dan keselamatan.
Lebih lanjut, Shana juga menekankan mengenai pentingnya kerja kolektif dan kesabaran dalam pengembangan pariwisata. Menurutnya, pengerjaan pariwisata bukanlah sesuatu yang instan, melainkan bertahap dan tidak terburu-buru serta membutuhkan dukungan dari semua pihak.
Dari kunjungan ke obyek wisata tersebut, ia menilai goa itu merupakan hunian dari beragam spesies reptil melata. Dalam kunjungan tersebut pihaknya didampingi oleh Kepala Desa Galang Arie Samsung, tokoh adat setempat, dan juga pemandu lokal
Baca juga: BOPLBF : Inovasi EBT perkuat pariwisata berkelanjutan di NTT
Gua istana ular adalah gua batu alami yang merupakan habitat dari beragam spesies ular, baik yang berhasil terdokumentasi maupun yang tidak tertangkap lensa kamera.
Beragam ular tersebut diyakini menghuni gua tersebut sejak lama. Selain beragam ular, gua tersebut juga merupakan hunian dari ribuan kelelawar, serta gua memiliki aliran sungai di dalamnya.
Kepala Desa Galang Arie Samsung mengatakan pihaknya berharap pemerintah mengembangkan wisata gua istana ular itu, sehingga bisa meningkatkan perekonomian masyarakat setempat yang tinggal tak jauh dari gua itu.
Baca juga: BOPLBF optimis sektor pariwisata bangkit di tahun 2021
"Keberadaan obyek wisata istana ular di desa diharapkan dapat menghubungkan simpul-simpul roda perekonomian masyarakat, sehingga pariwisata tidak hanya dinikmati oleh wisatawan, melainkan terasa langsung manfaatnya dalam kehidupan masyarakat," tambah dia.
Direktur Utama BOPLBF Shana Fatina kepada ANTARA saat dihubungi dari Kupang, Senin, (15/2) mengatakan pihaknya sudah meninjau potensi wisata goa istana ular di desa tersebut pada awal Februari lalu.
Shana mengatakan potensi wisata istana ular yang dimiliki oleh Desa Galang dalam pengembangannya membutuhkan dorongan dari semua pihak.
"Tentunya obyek wisata istana ular yang cukup menjanjikan ini perlu didukung dengan unsur amenitas dan aksesibilitas, misalnya disiapkan tempat istirahat (rest area) dan tempat makan," katanya.
Selain itu juga produk lokalnya perlu dikembangkan seperti tenun, prosesi adat, dan kuliner lokalnya. Juga perlu dipikirkan terkait jalur treking hingga sampai ke dalam goanya, baik secara infrastruktur maupun secara keamanan dan keselamatan.
Lebih lanjut, Shana juga menekankan mengenai pentingnya kerja kolektif dan kesabaran dalam pengembangan pariwisata. Menurutnya, pengerjaan pariwisata bukanlah sesuatu yang instan, melainkan bertahap dan tidak terburu-buru serta membutuhkan dukungan dari semua pihak.
Dari kunjungan ke obyek wisata tersebut, ia menilai goa itu merupakan hunian dari beragam spesies reptil melata. Dalam kunjungan tersebut pihaknya didampingi oleh Kepala Desa Galang Arie Samsung, tokoh adat setempat, dan juga pemandu lokal
Baca juga: BOPLBF : Inovasi EBT perkuat pariwisata berkelanjutan di NTT
Gua istana ular adalah gua batu alami yang merupakan habitat dari beragam spesies ular, baik yang berhasil terdokumentasi maupun yang tidak tertangkap lensa kamera.
Beragam ular tersebut diyakini menghuni gua tersebut sejak lama. Selain beragam ular, gua tersebut juga merupakan hunian dari ribuan kelelawar, serta gua memiliki aliran sungai di dalamnya.
Kepala Desa Galang Arie Samsung mengatakan pihaknya berharap pemerintah mengembangkan wisata gua istana ular itu, sehingga bisa meningkatkan perekonomian masyarakat setempat yang tinggal tak jauh dari gua itu.
Baca juga: BOPLBF optimis sektor pariwisata bangkit di tahun 2021
"Keberadaan obyek wisata istana ular di desa diharapkan dapat menghubungkan simpul-simpul roda perekonomian masyarakat, sehingga pariwisata tidak hanya dinikmati oleh wisatawan, melainkan terasa langsung manfaatnya dalam kehidupan masyarakat," tambah dia.