London (ANTARA) - Para pemimpin negara-negara Kelompok Tujuh (G7) pada Jumat (19/2/2021) mengatakan mereka akan mencari pendekatan kolektif terhadap China untuk melawan kebijakan-kebijakan dan praktik-praktik yang "tidak berorientasi pasar" dan memastikan perdagangan global multilateral yang adil.
“Dengan tujuan mendukung sistem ekonomi global yang adil dan saling menguntungkan bagi semua orang, kami akan terlibat dengan pihak lain, terutama negara-negara G20 termasuk negara-negara ekonomi besar seperti China,” kata G7 usai pertemuan virtual para pemimpinnya.
"Sebagai pemimpin, kami akan berkonsultasi satu sama lain tentang pendekatan kolektif untuk menangani kebijakan-kebijakan dan praktik-praktik yang tidak berorientasi pasar, dan kami akan bekerja sama dengan pihak lain untuk menangani masalah global penting yang berdampak pada semua negara."
G7 mengatakan akan memperdalam kerja sama dalam respons kesehatan terhadap COVID-19 dan mengeksplorasi perjanjian kesehatan global.
“Kami akan: memperjuangkan ekonomi dan masyarakat terbuka; meningkatkan ketahanan ekonomi global; memanfaatkan ekonomi digital dengan aliran data bebas dengan kepercayaan,” kata kelompok yang kekuatan ekonomi gabungannya mencapai 40 triliun dolar AS - sedikit kurang dari setengah ekonomi global.
Baca juga: Gen Z, China dan "rush money" dalam gerakan anti-junta Militer Myanmar
Baca juga: Penerbangan ke China ditutup, Pengamat sebut Indonesia tidak merugi
G7 mengatakan akan “bekerja sama dalam sistem perdagangan multilateral berbasis aturan yang dimodernisasi, lebih bebas dan lebih adil yang mencerminkan nilai-nilai kita dan memberikan pertumbuhan yang seimbang dengan Organisasi Perdagangan Dunia yang direformasi sebagai pusatnya; dan, berjuang untuk mencapai solusi berbasis konsensus tentang perpajakan internasional pada pertengahan 2021 dalam kerangka kerja OECD."
“Dengan tujuan mendukung sistem ekonomi global yang adil dan saling menguntungkan bagi semua orang, kami akan terlibat dengan pihak lain, terutama negara-negara G20 termasuk negara-negara ekonomi besar seperti China,” kata G7 usai pertemuan virtual para pemimpinnya.
"Sebagai pemimpin, kami akan berkonsultasi satu sama lain tentang pendekatan kolektif untuk menangani kebijakan-kebijakan dan praktik-praktik yang tidak berorientasi pasar, dan kami akan bekerja sama dengan pihak lain untuk menangani masalah global penting yang berdampak pada semua negara."
G7 mengatakan akan memperdalam kerja sama dalam respons kesehatan terhadap COVID-19 dan mengeksplorasi perjanjian kesehatan global.
“Kami akan: memperjuangkan ekonomi dan masyarakat terbuka; meningkatkan ketahanan ekonomi global; memanfaatkan ekonomi digital dengan aliran data bebas dengan kepercayaan,” kata kelompok yang kekuatan ekonomi gabungannya mencapai 40 triliun dolar AS - sedikit kurang dari setengah ekonomi global.
Baca juga: Gen Z, China dan "rush money" dalam gerakan anti-junta Militer Myanmar
Baca juga: Penerbangan ke China ditutup, Pengamat sebut Indonesia tidak merugi
G7 mengatakan akan “bekerja sama dalam sistem perdagangan multilateral berbasis aturan yang dimodernisasi, lebih bebas dan lebih adil yang mencerminkan nilai-nilai kita dan memberikan pertumbuhan yang seimbang dengan Organisasi Perdagangan Dunia yang direformasi sebagai pusatnya; dan, berjuang untuk mencapai solusi berbasis konsensus tentang perpajakan internasional pada pertengahan 2021 dalam kerangka kerja OECD."