Kupang (ANTARA) - Badan Pusat Statistik (BPS) Provinsi Nusa Tenggara Timur mencatat potensi luas panen padi di provinsi berbasis kepulauan ini pada periode Januari-April 2021 diperkirakan mencapai 81,6 ribu hektare.

"Potensi luas panen padi ini meningkat cukup signifikan sebesar 30,8 ribu hektare dibandingkan periode yang sama di tahun sebelumnya," kata Kepala BPS NTT Darwis Sitorus di Kupang, Selasa, (2/3).

BPS NTT mencatat potensi luas panen padi pada Januari-April 2020 lalu sebesar 50,8 ribu hektare atau menurun jika dibandingkan periode yang sama di 2019 seluas 60,63 ribu hektare.

Darwis mengatakan potensi luas panen yang diperkirakan meningkat hingga 81,6 ribu hektare di 2021 ini merupakan kondisi yang menggembirakan bagi sektor pertanian di NTT.

Hal ini, lanjut dia tentu saja dipengaruhi oleh kondisi curah hujan yang cukup tinggi memasuki awal 2021 dan diperkirakan masih berlangsung hingga April.

"Secara persentase peningkatan potensi luas panen padi di 2021 ini sebesar 60,63 dibandingkan tahun sebelumnya," katanya.

Lebih lanjut Darwis menjelaskan penghitungan potensi luas panen padi ini dilakukan dengan metodologi kerangka sampel area (KSA) dengan mengacu pada luas lahan baku sawah di NTT mencapai seluas 155.520 hektare.

Baca juga: Kenaikkan harga ikan pemicu utama inflasi Februari di NTT

Baca juga: BPS: Penduduk miskin NTT meningkat jadi 1.173.530 orang

Melalui metode ini, kata dia dilakukan seleksi segmen kemudian diberikan atribut berupa ID, admin, dan lain-lain dan menghasilkan segmen terpilih serta peta-peta segmen.

"Jadi ini lah kelebihan metodologi KSA sehingga dari pengamatan-pengamatan yang kita lakukan terhadap segmen-segmen terpilih di NTT maka kita peroleh potensi luas panen padi ini," katanya.

Pewarta : Aloysius Lewokeda
Editor : Bernadus Tokan
Copyright © ANTARA 2024