Kupang (ANTARA) - Suasana Desa Netemnanu di Kecamatan Amfoang Timur, Kabupaten Kupang, Provinsi Nusa Tenggara Timur (NTT), yang terletak di District Enclave Oekusi, Timor Leste pagi itu tampak sepi.
Kabut tebal masih menyelimuti desa dan menutupi wilayah itu dari pantulan fajar pagi yang mulai merayap perlahan di balik pegunungan Mutis.
Beberapa penduduk desa yang umumnya bermata pencaharian sebagai petani itu terlihat masih duduk berbalut selimut dari kain tenunan di depan rumah, sesekali mengunyah sirih, pinang dan tembakau.
Bak gayung bersambut, penduduk desa mulai keluar rumah ketika sebuah truk yang membawa serta sejumlah personil TNI dari Satuan Tugas (Satgas) Yonarmed 3/105 Tarik memasuki desa itu sambil menyanyikan lagu perjuangan.
Para prajurit pengawal wilayah terdepan Negara Kesatuan Republik Indonesia (NKRI) yang dipimpin langsung Dansatgas Yonarmed 3/105 Tarik Letkol Arm Laode Irwan Halim terlihat dengan sigap turun dari mobil. Mereka membawa serta beberapa peralatan pendukung seperti timbangan, tikar, dan beberapa rak telur ayam, juga kursi plastik.
Berjalan di tengah rintik-rintik hujan, mereka menuju kediaman Landis Kurbafe, sebuah rumah sederhana yang berjarak sekitar 300 meter dari jalanan umum.
Di halaman rumah itulah para prajurit dari Satgas Yonarmed 3/105 memberikan pelayanan kesehatan secara cuma-cuma kepada warga dengan membuka pos pelayanan terpadu (Posyandu).
Di rumah anggota kelompok tani yang berhalaman sekira 5x7 meter beratapkan rindangan pohon asam itu, para prajurit mulai memasang timbangan, membentang tikar, dan menempatkan kursi.
Tak lama berselang, satu persatu ibu-ibu desa mulai berdatangan ke lokasi Posyandu membawa serta keluarga.
Ada ibu-ibu yang datang sendirian dengan bayinya dan ada pula yang datang bersama suami dan anak-anak yang berusia sekolah dasar (SD), yang belum masuk sekolah karena alasan pandemi COVID-19.
Para prajurit TNI dibantu Marica Yanti Daos, seorang bidan desa yang sehari-hari bertugas di Puskemas Oepoli mulai menimbang dan melakukan pemeriksaan kesehatan. Mereka juga diberikan imunisasi.
Setelah menjalani pemeriksaan kesehatan secara menyeluruh, para balita dan anak-anak yang datang bersama orang tua mendapat hadiah telur ayam yang sudah disediakan oleh Satgas TNI.
Prioritas pada ibu dan anak
Dansatgas Yonarmed 3/105 Tarik Letkol Arm Laode Irwan Halim mengatakan Posyandu ini digelar bekerja sama dengan Puskesmas Oepoli ini untuk memberikan beragam informasi mengenai kesehatan ibu dan anak, memantau tumbuh kembang anak.
Dengan demikian, anak dapat terhindar dari risiko kekurangan gizi atau gizi buruk, mendeteksi sejak dini bila terdapat kelainan pada anak, ibu hamil, dan ibu menyusui, sehingga penanganan dapat segera dilakukan serta memberikan imunisasi lengkap.
"Salah satu program utama Posyandu adalah menyelenggarakan pemeriksaan bayi dan balita secara rutin. Hal ini penting dilakukan untuk memantau tumbuh kembang anak dan mendeteksi sejak dini bila anak mengalami gangguan tumbuh kembang sehingga hal tersebut bisa segera ditangani," katanya menjelaskan.
Selain itu, Posyandu yang digelar ini menjadi sarana bagi para ibu-ibu di perbatasan untuk menambah pengetahuan dan berbagi pengalaman tentang kesehatan ibu dan anak.
Seorang prajurit TNI sedang menimbang bayi dalam kegiatan Posyandu yang digelar Satgas TNI Yonarmed 3/105 Tarik di Desa Netemnanu, Kecamatan Amfoang Timur, Kabupaten Kupang, Nusa Tenggara Timur (NTT) pekan lalu. (ANTARA/Bernadus Tokan)
Dengan pengetahuan yang baik, diharapkan kualitas kesehatan ibu dan anak di wilayah perbatasan dapat meningkat sehingga dapat mencetak generasi penerus bangsa yang membanggakan.
Meriana Daos (48) merasa sangat terbantu dengan kegiatan yang dilakukan oleh TNI bersama dengan Puskesmas Oepoli.
"Kami banyak terbantu dengan kegiatan yang telah dilakukan oleh bapak-bapak dari TNI ini," katanya.
Baca juga: Artikel - Kala TNI menyiapkan SDM unggul di tepian negeri
Menurut dia, ini merupakan suatu kegiatan yang positif sehingga diharapkan kedepannya anak-anak yang bermukim di wilayah yang berbatasan dengan Negara Timor Leste ini semakin sehat.
Aksi kemanusiaan
Letkol Arm Laode Irwan Halim menambahkan, selain menggelar Posyandu gratis, TNI juga menggelar pengobatan gratis untuk membantu pelayanan kesehatan bagi masyarakat Desa Alas Selatan, Kabupaten Malaka, yang merupakan kawasan perbatasan RI dengan Timor Leste.
Dalam menggelar pengobatan gratis itu, Satgas Yonarmed bekerja sama dengan sejumlah instansi yaitu Pos Lintas Batas Negara Motamasin, RSUPP Betun, Dinas Kesehatan Kabupaten Malaka dan Puskesmas Alas.
Irwan Halim mengatakan di masa pandemi COVID-19 ini banyak warga membutuhkan berbagai bantuan, salah satunya layanan kesehatan agar mereka terhindar dari penyakit.
"Untuk itu aksi kemanusiaan ini digelar sekaligus bertepatan dengan momen istimewa hari ulang tahun ke-69 Satgas Yoanrmed 3/105 Tarik," katanya.
Ia mengatakan pengobatan gratis hanya ditujukan kepada warga yang betul-betul membutuhkan layanan kesehatan karena di massa pandemi ini, dilarang adanya kerumunan massa untuk memutus mata rantai penyebaran COVID-19.
"Karena itu saya sampaikan permohonan maaf bahwa aksi kemanusiaan ini tidak untuk semua kalangan masyarakat karena kondisi yang belum memungkinkan," katanya.
Selain pengobatan gratis, aksi kemanusiaan lain yang dilakukan berupa pemberian santunan kepada 26 orang anak yatim dari Yayasan Majelis Ulama Indonesia (MUI) dan bakti sosial di Kabupaten Malaka.
Baca juga: Artikel - Ketika TNI AU menyulap tanah berkarang menjadi kebun sayur
Selain itu digelar pula khitan gratis kepada warga perbatasan di Desa Noeltoko dan Desa Eban, Kabupaten Timor Tengah Utara yang dilakukan dari rumah ke rumah warga akibat pandemi COVID-19.
Irwan Halim menyampaikan terima kasih kepada seluruh pihak yang telah bersinergi sehingga aksi kemanusiaan itu berjalan aman dan lancar. Ia berharap dapat memberikan manfaat bagi masyarakat di wilayah beranda NKRI itu.
Camat Anfoang Timur Alfred Tameses mengatakan, warga desa terutama para ibu-ibu hamil atau yang baru melahirkan di wilayah itu selama ini kurang peduli terhadap masalah kesehatan.
Hal ini terlihat dari keengganan warga maupun para ibu hamil atau menyusui untuk mendatangi pustu atau puskemas untuk melakukan konsultasi atau pengobatan, tetapi lebih mengandalkan dukun.
Karena itu, dia berharap dengan adanya aksi kemanusiaan yang digelar TNI secara cuma-cuma ini dapat memotivasi warga desa untuk mendekatkan diri dengan puskemas atau pustu jika ada keluhan.
"Saya sudah menyampaikan kepada petugas kesehatan di seluruh Kecamatan Anfoang Timur untuk memberikan prioritas pelayanan kesehatan kepada masyarakat karena menyangkut nyawa. Soal biaya jangan dipikirkan," katanya.
Camat juga secara khusus menyampaikan terimakasih atas kepedulian TNI terhadap kesehatan warga Desa Netemnanu, terutama balita maupun anak-anak yang merupakan generasi bangsa.
Alfred Tameses juga mengharapkan dokter dari TNI dapat terus bekerja sama mendampingi petugas kesehatan yang ada di wilayah itu dalam memberikan pencerahan kepada masyarakat tentang pentingnya kesehatan, sekaligus menolong mereka yang membutuhkan pertolongan medis.
Kehadiran satuan tugas pengawal wilayah terdepan Negara Kesatuan Republik Indonesia (NKRI) bak penghapus dahaga di tengah keterbatasan di desa-desa pelosok yang belum terjangkau sarana dan prasarana kesehatan. Kebutuhan untuk berobat masyarakat namun terhadang keterbatasan setidaknya dapat terjaga melalui kehadiran prajurit-prajurit sigap yang siap menolong masyarakat.
Kabut tebal masih menyelimuti desa dan menutupi wilayah itu dari pantulan fajar pagi yang mulai merayap perlahan di balik pegunungan Mutis.
Beberapa penduduk desa yang umumnya bermata pencaharian sebagai petani itu terlihat masih duduk berbalut selimut dari kain tenunan di depan rumah, sesekali mengunyah sirih, pinang dan tembakau.
Bak gayung bersambut, penduduk desa mulai keluar rumah ketika sebuah truk yang membawa serta sejumlah personil TNI dari Satuan Tugas (Satgas) Yonarmed 3/105 Tarik memasuki desa itu sambil menyanyikan lagu perjuangan.
Para prajurit pengawal wilayah terdepan Negara Kesatuan Republik Indonesia (NKRI) yang dipimpin langsung Dansatgas Yonarmed 3/105 Tarik Letkol Arm Laode Irwan Halim terlihat dengan sigap turun dari mobil. Mereka membawa serta beberapa peralatan pendukung seperti timbangan, tikar, dan beberapa rak telur ayam, juga kursi plastik.
Berjalan di tengah rintik-rintik hujan, mereka menuju kediaman Landis Kurbafe, sebuah rumah sederhana yang berjarak sekitar 300 meter dari jalanan umum.
Di halaman rumah itulah para prajurit dari Satgas Yonarmed 3/105 memberikan pelayanan kesehatan secara cuma-cuma kepada warga dengan membuka pos pelayanan terpadu (Posyandu).
Di rumah anggota kelompok tani yang berhalaman sekira 5x7 meter beratapkan rindangan pohon asam itu, para prajurit mulai memasang timbangan, membentang tikar, dan menempatkan kursi.
Tak lama berselang, satu persatu ibu-ibu desa mulai berdatangan ke lokasi Posyandu membawa serta keluarga.
Ada ibu-ibu yang datang sendirian dengan bayinya dan ada pula yang datang bersama suami dan anak-anak yang berusia sekolah dasar (SD), yang belum masuk sekolah karena alasan pandemi COVID-19.
Para prajurit TNI dibantu Marica Yanti Daos, seorang bidan desa yang sehari-hari bertugas di Puskemas Oepoli mulai menimbang dan melakukan pemeriksaan kesehatan. Mereka juga diberikan imunisasi.
Setelah menjalani pemeriksaan kesehatan secara menyeluruh, para balita dan anak-anak yang datang bersama orang tua mendapat hadiah telur ayam yang sudah disediakan oleh Satgas TNI.
Prioritas pada ibu dan anak
Dansatgas Yonarmed 3/105 Tarik Letkol Arm Laode Irwan Halim mengatakan Posyandu ini digelar bekerja sama dengan Puskesmas Oepoli ini untuk memberikan beragam informasi mengenai kesehatan ibu dan anak, memantau tumbuh kembang anak.
Dengan demikian, anak dapat terhindar dari risiko kekurangan gizi atau gizi buruk, mendeteksi sejak dini bila terdapat kelainan pada anak, ibu hamil, dan ibu menyusui, sehingga penanganan dapat segera dilakukan serta memberikan imunisasi lengkap.
"Salah satu program utama Posyandu adalah menyelenggarakan pemeriksaan bayi dan balita secara rutin. Hal ini penting dilakukan untuk memantau tumbuh kembang anak dan mendeteksi sejak dini bila anak mengalami gangguan tumbuh kembang sehingga hal tersebut bisa segera ditangani," katanya menjelaskan.
Selain itu, Posyandu yang digelar ini menjadi sarana bagi para ibu-ibu di perbatasan untuk menambah pengetahuan dan berbagi pengalaman tentang kesehatan ibu dan anak.
Dengan pengetahuan yang baik, diharapkan kualitas kesehatan ibu dan anak di wilayah perbatasan dapat meningkat sehingga dapat mencetak generasi penerus bangsa yang membanggakan.
Meriana Daos (48) merasa sangat terbantu dengan kegiatan yang dilakukan oleh TNI bersama dengan Puskesmas Oepoli.
"Kami banyak terbantu dengan kegiatan yang telah dilakukan oleh bapak-bapak dari TNI ini," katanya.
Baca juga: Artikel - Kala TNI menyiapkan SDM unggul di tepian negeri
Menurut dia, ini merupakan suatu kegiatan yang positif sehingga diharapkan kedepannya anak-anak yang bermukim di wilayah yang berbatasan dengan Negara Timor Leste ini semakin sehat.
Aksi kemanusiaan
Letkol Arm Laode Irwan Halim menambahkan, selain menggelar Posyandu gratis, TNI juga menggelar pengobatan gratis untuk membantu pelayanan kesehatan bagi masyarakat Desa Alas Selatan, Kabupaten Malaka, yang merupakan kawasan perbatasan RI dengan Timor Leste.
Dalam menggelar pengobatan gratis itu, Satgas Yonarmed bekerja sama dengan sejumlah instansi yaitu Pos Lintas Batas Negara Motamasin, RSUPP Betun, Dinas Kesehatan Kabupaten Malaka dan Puskesmas Alas.
Irwan Halim mengatakan di masa pandemi COVID-19 ini banyak warga membutuhkan berbagai bantuan, salah satunya layanan kesehatan agar mereka terhindar dari penyakit.
"Untuk itu aksi kemanusiaan ini digelar sekaligus bertepatan dengan momen istimewa hari ulang tahun ke-69 Satgas Yoanrmed 3/105 Tarik," katanya.
Ia mengatakan pengobatan gratis hanya ditujukan kepada warga yang betul-betul membutuhkan layanan kesehatan karena di massa pandemi ini, dilarang adanya kerumunan massa untuk memutus mata rantai penyebaran COVID-19.
"Karena itu saya sampaikan permohonan maaf bahwa aksi kemanusiaan ini tidak untuk semua kalangan masyarakat karena kondisi yang belum memungkinkan," katanya.
Selain pengobatan gratis, aksi kemanusiaan lain yang dilakukan berupa pemberian santunan kepada 26 orang anak yatim dari Yayasan Majelis Ulama Indonesia (MUI) dan bakti sosial di Kabupaten Malaka.
Baca juga: Artikel - Ketika TNI AU menyulap tanah berkarang menjadi kebun sayur
Selain itu digelar pula khitan gratis kepada warga perbatasan di Desa Noeltoko dan Desa Eban, Kabupaten Timor Tengah Utara yang dilakukan dari rumah ke rumah warga akibat pandemi COVID-19.
Irwan Halim menyampaikan terima kasih kepada seluruh pihak yang telah bersinergi sehingga aksi kemanusiaan itu berjalan aman dan lancar. Ia berharap dapat memberikan manfaat bagi masyarakat di wilayah beranda NKRI itu.
Camat Anfoang Timur Alfred Tameses mengatakan, warga desa terutama para ibu-ibu hamil atau yang baru melahirkan di wilayah itu selama ini kurang peduli terhadap masalah kesehatan.
Hal ini terlihat dari keengganan warga maupun para ibu hamil atau menyusui untuk mendatangi pustu atau puskemas untuk melakukan konsultasi atau pengobatan, tetapi lebih mengandalkan dukun.
Karena itu, dia berharap dengan adanya aksi kemanusiaan yang digelar TNI secara cuma-cuma ini dapat memotivasi warga desa untuk mendekatkan diri dengan puskemas atau pustu jika ada keluhan.
"Saya sudah menyampaikan kepada petugas kesehatan di seluruh Kecamatan Anfoang Timur untuk memberikan prioritas pelayanan kesehatan kepada masyarakat karena menyangkut nyawa. Soal biaya jangan dipikirkan," katanya.
Camat juga secara khusus menyampaikan terimakasih atas kepedulian TNI terhadap kesehatan warga Desa Netemnanu, terutama balita maupun anak-anak yang merupakan generasi bangsa.
Alfred Tameses juga mengharapkan dokter dari TNI dapat terus bekerja sama mendampingi petugas kesehatan yang ada di wilayah itu dalam memberikan pencerahan kepada masyarakat tentang pentingnya kesehatan, sekaligus menolong mereka yang membutuhkan pertolongan medis.
Kehadiran satuan tugas pengawal wilayah terdepan Negara Kesatuan Republik Indonesia (NKRI) bak penghapus dahaga di tengah keterbatasan di desa-desa pelosok yang belum terjangkau sarana dan prasarana kesehatan. Kebutuhan untuk berobat masyarakat namun terhadang keterbatasan setidaknya dapat terjaga melalui kehadiran prajurit-prajurit sigap yang siap menolong masyarakat.