Kupang (ANTARA) - Inovasi untuk anak Indonesia (INOVASI), program kemitraan pemerintah Indonesia dan Australia, mengembangkan pendidikan berkarakter di enam lembaga pendidikan di Pulau Sumba, Provinsi Nusa Tenggara Timur pada 2021.
Koordinator Program dan Kemitraan INOVASI NTT, Kania Dewi, ketika dihubungi dari Kupang, Sabtu, mengatakan program pengembangan pendidikan berkarakter dilakukan di sejumlah lembaga pendidikan, sebagai upaya mempersiapkan sumber daya generasi NTT menjadi lebih unggul.
Ia mengatakan tahap kedua program itu dilakukan di Kabupaten Sumba Barat dan Sumba Timur di Pulau Sumba.
Ia mengatakan ada enam sekolah sebagai mitra pengembangan pendidikan berkarakter, yaitu tiga di Tanah Righu sekitar 34 kilometer utara Waikabubak, Ibu Kota Kabupaten Sumba Barat dan tiga lainnya di kawasan perkotaan Kabupaten Sumba Barat dan Sumba Timur yang telah memiliki akses lebih memadai.
Program pada fase kedua di Pulau Sumba, katanya, selain literasi dan numerasi, juga program pendidikan berkarakter yang berlangsung selama 11 bulan mulai Maret 2021.
"Program ini dilakukan sesuai dengan arah kebijakan nasional pada sektor pendidikan yang menekankan pendidikan karakter, sehingga sebagai mitra pemerintah tentu mendukung penuh terhadap program pendidikan berkarakter," kata Kania Dewi.
Dia menjelaskan modul yang diterapkan di enam lembaga pendidikan itu dikembangkan lembaga INOVASI.
Dia menjelaskan INOVASI menggandeng lembaga pendidikan Sekolah Anak Kasih Bangsa (SAKB) di NTT sebagai mitra, karena telah memiliki pengalaman dan berhasil dalam program pengembangan pendidikan berkarakter di provinsi berbasis kepulauan ini.
Ia berharap, melalui program itu para murid berkembang karakternya agar lebih bertanggung jawab, guru memiliki strategi dalam pengembangan pendidikan di kelas, sedangkan sekolah memiliki program pengembangan karakter bagi siswa.
Penangung jawab SAKB Kupang Vica Anabuy mengatakan penerapan pendidikan berkarakter yang sudah dilakukan sejak 2017 mampu membentuk tangung jawab anak dalam berbagai hal, baik dalam pendidikan di sekolah maupun di rumah.
"Program pengembangan pendidikan berkarakter ini memiliki dampak yang positif terhadap perubahan perilaku anak didik yang lebih baik," katanya.
Ia menyebut program ini positif dalam rangka pengembangan dan peningkatan kualitas pendidikan anak di NTT.
Ia menyebut program pendidikan berkarakter sudah diterapkan di lembaga pendidikan, Sekolah Abdi Kasih Bangsa (SAKB) sejak 2017.
"Kami sering melakukan kegiatan pentas seni budaya lokal dan budaya nasional secara bersama-sama yang melibatkan semua siswa baik SD hingga SMA," kata Vica.
Baca juga: Legislator sebut belajar daring bukan alasan abaikan penguatan karakter
Baca juga: Program pendidikan Bangkit 2021 diluncurkan, siap tampung 3.000 orang
Koordinator Program dan Kemitraan INOVASI NTT, Kania Dewi, ketika dihubungi dari Kupang, Sabtu, mengatakan program pengembangan pendidikan berkarakter dilakukan di sejumlah lembaga pendidikan, sebagai upaya mempersiapkan sumber daya generasi NTT menjadi lebih unggul.
Ia mengatakan tahap kedua program itu dilakukan di Kabupaten Sumba Barat dan Sumba Timur di Pulau Sumba.
Ia mengatakan ada enam sekolah sebagai mitra pengembangan pendidikan berkarakter, yaitu tiga di Tanah Righu sekitar 34 kilometer utara Waikabubak, Ibu Kota Kabupaten Sumba Barat dan tiga lainnya di kawasan perkotaan Kabupaten Sumba Barat dan Sumba Timur yang telah memiliki akses lebih memadai.
Program pada fase kedua di Pulau Sumba, katanya, selain literasi dan numerasi, juga program pendidikan berkarakter yang berlangsung selama 11 bulan mulai Maret 2021.
"Program ini dilakukan sesuai dengan arah kebijakan nasional pada sektor pendidikan yang menekankan pendidikan karakter, sehingga sebagai mitra pemerintah tentu mendukung penuh terhadap program pendidikan berkarakter," kata Kania Dewi.
Dia menjelaskan modul yang diterapkan di enam lembaga pendidikan itu dikembangkan lembaga INOVASI.
Dia menjelaskan INOVASI menggandeng lembaga pendidikan Sekolah Anak Kasih Bangsa (SAKB) di NTT sebagai mitra, karena telah memiliki pengalaman dan berhasil dalam program pengembangan pendidikan berkarakter di provinsi berbasis kepulauan ini.
Ia berharap, melalui program itu para murid berkembang karakternya agar lebih bertanggung jawab, guru memiliki strategi dalam pengembangan pendidikan di kelas, sedangkan sekolah memiliki program pengembangan karakter bagi siswa.
Penangung jawab SAKB Kupang Vica Anabuy mengatakan penerapan pendidikan berkarakter yang sudah dilakukan sejak 2017 mampu membentuk tangung jawab anak dalam berbagai hal, baik dalam pendidikan di sekolah maupun di rumah.
"Program pengembangan pendidikan berkarakter ini memiliki dampak yang positif terhadap perubahan perilaku anak didik yang lebih baik," katanya.
Ia menyebut program ini positif dalam rangka pengembangan dan peningkatan kualitas pendidikan anak di NTT.
Ia menyebut program pendidikan berkarakter sudah diterapkan di lembaga pendidikan, Sekolah Abdi Kasih Bangsa (SAKB) sejak 2017.
"Kami sering melakukan kegiatan pentas seni budaya lokal dan budaya nasional secara bersama-sama yang melibatkan semua siswa baik SD hingga SMA," kata Vica.
Baca juga: Legislator sebut belajar daring bukan alasan abaikan penguatan karakter
Baca juga: Program pendidikan Bangkit 2021 diluncurkan, siap tampung 3.000 orang