Kupang (ANTARA) - Kementerian Komunikasi dan Informasi (Kominfo) mengajak kaum milineal Labuan Bajo untuk mempromosikan pariwisata Labuan Bajo dengan cara menulis tentang potensi wisata dan keindahan di daerah itu.
"Kami ingin mengedukasi milineal di Labuan Bajo, dalam Workshop Generasi Positive Thinking (Genposting). Kesempatan ini merupakan momentum penting bagi generasi muda, untuk membagikan cerita positif tentang indahnya wisata di Labuan Bajo," kata Direktur Informasi dan Komunikasi Publik Kementerian (IKPM), Direktorat Jenderal Kominfo, Septriana Tangkary, Jumat dalam sambutannya secara daring saat membuka seminar dengan tema, "produktif menulis untuk promosi wisata Labuan Bajo"
Untuk itu ungkapnya, peningkatan inovasi dalam bidang promosi harus terus dilakukan. Wisatawan lokal dapat memberikan dampak yang besar untuk membangun ekonomi bangsa, dengan mengunjungi gerbang pariwisata baru di Indonesia.
Baginya, menulis di bidang pariwisata adalah salah satu bentuk inovasi sederhana, yang dapat dilakukan untuk oleh kaum muda, dalam mempromosikan pariwisata di Labuan Bajo lewat media sosial.
"Dengan adanya dukungan teknologi komunikasi dan keberadaan media sosial, penggunaan media sosial di masa pandemi ini dapat dijadikan sebagai momentum untuk membangun komunikasi yang baik antara pengelola destinasi dengan calon wisatawan," ungkapnya.
Pada kesempatan yang sama dirinya menekankan kesiapan Destinasi Super Prioritas (DSP) itu sendiri. Menurutnya hal itu sesuai dengan arahan Presiden, terkait percepatan 5 DSP daerah pariwisata, diantaranya kesiapan infrastruktur, seni budaya, kostum maupun pernak-pernik agar menjadi destinasi unggulan paska pandemi.
Juga memastikan kesiapan jadwal Calendar of Events bidang pariwisata dan memastikan aspek kesehatan disetiap destinasi melalui Program CHSE.
"Pemerintah berupaya meningkatkan potensi pariwisata nasional dalam mengedepankan 7 Variabel pada pariwisata super premium. Diantaranya, aspek kebersihan lingkungan, kesiapan sumber daya manusia, manajemen, kuliner, dan lainnya. Kesemuanya harus dipadukan penerapan protokol kesehatan yang berbasis CHSE," katanya lanjut.
Imbas dari penerapan CHSE tersebut lanjutnya, akan tumbuh kepercayaan para wisatawan yang berkunjung ke Labuan Bajo.
Sementara itu, Direktur Utama Badan Pelaksana Otorita Labuan Bajo Flores (BOPLBF) Shana Fatina, melalui media daring menyampaikan, kegiatan tersebut tentunya sangat relevan dengan kondisi Labuan Bajo.
"Kita harus mempromosikan bahwa Labuan Bajo tidak hanya ada Komodo, tetapi masih banyak potensi yang dapat dipromosikan.Millenial adalah salah satu target program dari BOPLBF, dari sisi kuliner, fashion dan sektor lain," ujar Shana.
Baca juga: Petani Manggarai siap wujudkan wisata Kopi dukung DSP Labuan Bajo
Baca juga: BOPLBF ajak petani kopi Manggarai studi banding di pulau Jawa
Sepanjang BOPLBF hadir ungkapnya, pihaknya akan terus berusaha, untuk memetakan potensi yang ada sehingga dapat berkolaborasi dan berkerjasama. Terutama dalam mengembangkan potensi potensi tersebut.
"Kami berharap dengan banyaknya penulis baru yang mempromosikan Labuan Bajo, akan berimbas baik bagi keberlangsungan pariwisata itu sendiri. Sehingga dengan kolaborasi dengan BOPLBF, kami berharap cerita atau kisah mengenai potensi pariwisata di Bima-Flores-Lembata-Alor akan banyak," tambah Shana.
"Kami ingin mengedukasi milineal di Labuan Bajo, dalam Workshop Generasi Positive Thinking (Genposting). Kesempatan ini merupakan momentum penting bagi generasi muda, untuk membagikan cerita positif tentang indahnya wisata di Labuan Bajo," kata Direktur Informasi dan Komunikasi Publik Kementerian (IKPM), Direktorat Jenderal Kominfo, Septriana Tangkary, Jumat dalam sambutannya secara daring saat membuka seminar dengan tema, "produktif menulis untuk promosi wisata Labuan Bajo"
Untuk itu ungkapnya, peningkatan inovasi dalam bidang promosi harus terus dilakukan. Wisatawan lokal dapat memberikan dampak yang besar untuk membangun ekonomi bangsa, dengan mengunjungi gerbang pariwisata baru di Indonesia.
Baginya, menulis di bidang pariwisata adalah salah satu bentuk inovasi sederhana, yang dapat dilakukan untuk oleh kaum muda, dalam mempromosikan pariwisata di Labuan Bajo lewat media sosial.
"Dengan adanya dukungan teknologi komunikasi dan keberadaan media sosial, penggunaan media sosial di masa pandemi ini dapat dijadikan sebagai momentum untuk membangun komunikasi yang baik antara pengelola destinasi dengan calon wisatawan," ungkapnya.
Pada kesempatan yang sama dirinya menekankan kesiapan Destinasi Super Prioritas (DSP) itu sendiri. Menurutnya hal itu sesuai dengan arahan Presiden, terkait percepatan 5 DSP daerah pariwisata, diantaranya kesiapan infrastruktur, seni budaya, kostum maupun pernak-pernik agar menjadi destinasi unggulan paska pandemi.
Juga memastikan kesiapan jadwal Calendar of Events bidang pariwisata dan memastikan aspek kesehatan disetiap destinasi melalui Program CHSE.
"Pemerintah berupaya meningkatkan potensi pariwisata nasional dalam mengedepankan 7 Variabel pada pariwisata super premium. Diantaranya, aspek kebersihan lingkungan, kesiapan sumber daya manusia, manajemen, kuliner, dan lainnya. Kesemuanya harus dipadukan penerapan protokol kesehatan yang berbasis CHSE," katanya lanjut.
Imbas dari penerapan CHSE tersebut lanjutnya, akan tumbuh kepercayaan para wisatawan yang berkunjung ke Labuan Bajo.
Sementara itu, Direktur Utama Badan Pelaksana Otorita Labuan Bajo Flores (BOPLBF) Shana Fatina, melalui media daring menyampaikan, kegiatan tersebut tentunya sangat relevan dengan kondisi Labuan Bajo.
"Kita harus mempromosikan bahwa Labuan Bajo tidak hanya ada Komodo, tetapi masih banyak potensi yang dapat dipromosikan.Millenial adalah salah satu target program dari BOPLBF, dari sisi kuliner, fashion dan sektor lain," ujar Shana.
Baca juga: Petani Manggarai siap wujudkan wisata Kopi dukung DSP Labuan Bajo
Baca juga: BOPLBF ajak petani kopi Manggarai studi banding di pulau Jawa
Sepanjang BOPLBF hadir ungkapnya, pihaknya akan terus berusaha, untuk memetakan potensi yang ada sehingga dapat berkolaborasi dan berkerjasama. Terutama dalam mengembangkan potensi potensi tersebut.
"Kami berharap dengan banyaknya penulis baru yang mempromosikan Labuan Bajo, akan berimbas baik bagi keberlangsungan pariwisata itu sendiri. Sehingga dengan kolaborasi dengan BOPLBF, kami berharap cerita atau kisah mengenai potensi pariwisata di Bima-Flores-Lembata-Alor akan banyak," tambah Shana.