Kupang (ANTARA) - Kepala Kepolisian Daerah Nusa Tenggara Timur (Polda NTT) Irjen Pol Lotharia Latif mengimbau kepada masyarakat di provinsi ini untuk tidak membawa etnis atau ras dalam berbagai hal yang berkaitan dengan gangguan kamtibmas di provinsi berbasis kepulauan itu.
"Jadi tindak kejahatan atau pun yang menyangkut dengan gangguan kamtibmas sebaiknya tidak menyebut dari kelompok atau dari suatu daerah tertentu," katanya, di Kupang, Minggu, berkaitan dengan munculnya pesan bersambung di sejumlah grup whatsapp soal kasus dugaan pembunuhan di Desa Matani, Kabupaten Kupang beberapa hari lalu.
Pesan yang berisi provokasi itu dinilai akan menimbulkan konflik antaretnis atau daerah, sehingga harus diredam agar tidak meluas pesan bersambung tersebut.
Menurut dia, hal tersebut tidak benar, karena bertentangan dengan Pancasila yang menyatakan berbeda-beda tetapi tetap satu jua.
"Saya kira kalau ada pelakunya, sebut saja nama pelakunya tidak perlu menyebut nama suatu daerah," kata dia lagi.
Kapolda NTT itu yakin bahwa pelaku bukan representatif dari suatu daerah tertentu, sehingga bahasa membawa nama suatu daerah dalam suatu kasus kejahatan tidak diperlukan.
Ia juga menambahkan, dirinya sudah menyampakan hal tersebut kepada jajaran polres hingga polsek untuk meredam hal-hal seperti itu, sehingga tidak menimbulkan konflik.
Baca juga: Lalui jalur sulit, kapolda NTT salurkan ratusan sembako untuk korban bencana
Baca juga: artikel- Saat Kapolda NTT salurkan bantuan gunakan sepeda motor
Latif juga mengajak semua masyarakat NTT untuk bersama-sama menjaga keamanan dan ketertiban di provinsi berbasis kepulauan itu, dengan tidak menyebarkan hal-hal yang bersifat provokatif.
"Jadi tindak kejahatan atau pun yang menyangkut dengan gangguan kamtibmas sebaiknya tidak menyebut dari kelompok atau dari suatu daerah tertentu," katanya, di Kupang, Minggu, berkaitan dengan munculnya pesan bersambung di sejumlah grup whatsapp soal kasus dugaan pembunuhan di Desa Matani, Kabupaten Kupang beberapa hari lalu.
Pesan yang berisi provokasi itu dinilai akan menimbulkan konflik antaretnis atau daerah, sehingga harus diredam agar tidak meluas pesan bersambung tersebut.
Menurut dia, hal tersebut tidak benar, karena bertentangan dengan Pancasila yang menyatakan berbeda-beda tetapi tetap satu jua.
"Saya kira kalau ada pelakunya, sebut saja nama pelakunya tidak perlu menyebut nama suatu daerah," kata dia lagi.
Kapolda NTT itu yakin bahwa pelaku bukan representatif dari suatu daerah tertentu, sehingga bahasa membawa nama suatu daerah dalam suatu kasus kejahatan tidak diperlukan.
Ia juga menambahkan, dirinya sudah menyampakan hal tersebut kepada jajaran polres hingga polsek untuk meredam hal-hal seperti itu, sehingga tidak menimbulkan konflik.
Baca juga: Lalui jalur sulit, kapolda NTT salurkan ratusan sembako untuk korban bencana
Baca juga: artikel- Saat Kapolda NTT salurkan bantuan gunakan sepeda motor
Latif juga mengajak semua masyarakat NTT untuk bersama-sama menjaga keamanan dan ketertiban di provinsi berbasis kepulauan itu, dengan tidak menyebarkan hal-hal yang bersifat provokatif.