Kupang (ANTARA) - PT PLN (Persero) Unit Induk Wilayah Nusa Tenggara Timur mencatat rasio desa berlistrik di provinsi itu hingga Mei 2021 mencapai 95,56 persen.
"Rasio desa berlistrik ini meningkat dari awal Januari 2021 sebesar 95,47 persen setelah menambah 10 desa berlistrik yang tersebar di NTT," kata General Manager PT PLN UIW NTT Agustinus Jatmiko di Kupang, Selasa, (4/5).
Sebanyak 10 desa yang terakhir dialiri listrik selama Januari-April 2021, tersebar di Kabupaten Alor, Manggarai Barat, Sumba Tengah, dan Sumba Timur selama Januari-April 2021.
Dengan demikian, jumlah desa yang belum teraliri listrik PLN tersisa 140 desa, dari total sekitar 3.000 desa di seluruh NTT.
Secara periode lima tahunan, lanjut dia, rasio desa berlistrik di NTT meningkat sebanyak 32,18 persen atau dari 63,38 persen meningkat menjadi 95,56 persen.
Agustinus mengatakan, PLN secara bertahap akan terus membangun infrastruktur kelistrikan pada seluruh desa di NTT yang hingga kini masih gelap atau belum menikmati listrik PLN.
Dengan pasokan listrik yang merata ke semua desa maka, akan berdampak pada pertumbuhan di berbagai aspek pembangunan seperti pendidikan, ekonomi, perdagangan, dan sebagainya
"Pada prinsipnya pembangunan listrik desa akan terus kita genjot untuk mewujudkan energi yang berkeadilan bagi seluruh pelosok negeri," katanya.
Baca juga: 10 remote villages in East Nusa Tenggara get power supply
Baca juga: PLN pulihkan pasokan listrik di Sabu Raijua
"Rasio desa berlistrik ini meningkat dari awal Januari 2021 sebesar 95,47 persen setelah menambah 10 desa berlistrik yang tersebar di NTT," kata General Manager PT PLN UIW NTT Agustinus Jatmiko di Kupang, Selasa, (4/5).
Sebanyak 10 desa yang terakhir dialiri listrik selama Januari-April 2021, tersebar di Kabupaten Alor, Manggarai Barat, Sumba Tengah, dan Sumba Timur selama Januari-April 2021.
Dengan demikian, jumlah desa yang belum teraliri listrik PLN tersisa 140 desa, dari total sekitar 3.000 desa di seluruh NTT.
Secara periode lima tahunan, lanjut dia, rasio desa berlistrik di NTT meningkat sebanyak 32,18 persen atau dari 63,38 persen meningkat menjadi 95,56 persen.
Agustinus mengatakan, PLN secara bertahap akan terus membangun infrastruktur kelistrikan pada seluruh desa di NTT yang hingga kini masih gelap atau belum menikmati listrik PLN.
Dengan pasokan listrik yang merata ke semua desa maka, akan berdampak pada pertumbuhan di berbagai aspek pembangunan seperti pendidikan, ekonomi, perdagangan, dan sebagainya
"Pada prinsipnya pembangunan listrik desa akan terus kita genjot untuk mewujudkan energi yang berkeadilan bagi seluruh pelosok negeri," katanya.
Baca juga: 10 remote villages in East Nusa Tenggara get power supply
Baca juga: PLN pulihkan pasokan listrik di Sabu Raijua