Kupang (ANTARA) - Wakil Wali Kota Kupang, Nusa Tenggara Timur Hermanus Man mengatakan disiplin warga daerah ini terhadap penerapan protokol kesehatan dalam mencegah penyebaran virus COVID-19 pasca-terjadi badai siklon tropis seroja semakin kendor.
"Kami harus mengingatkan warga Kota Kupang untuk waspada lagi terhadap penyebaran COVID-19, mengingat belakangan ini disiplin warga Kota Kupang terhadap protokol kesehatan semakin kendor," kata Hermanus Man terkait upaya pemerintah dalam mengantisipasi adanya kasus varian baru COVID-19 di Kota Kupang, Kamis, (6/7).
Dia mengatakan pasca-terjadinya badai siklon tropis seroja yang melanda Kota Kupang pada Minggu (4/4), warga hampir lupa akan bahaya COVID-19.
Bahkan, menurut dia, penerapan protokol kesehatan warga yang terdampak bencana alam badai siklon tropis seroja yang berada di lokasi pengungsian sangat longgar.
"Orang sudah mulai lupa terhadap bahaya paparan COVID-19, terutama warga di lokasi pengungsian,"t egasnya.
Ia mengatakan kewaspadaan perlu dilakukan sebagai antisipasi euforia setelah dilakukan vaksinasi COVID-19.
"Ada yang berpikir setelah dilakukan vaksinasi, tidak perlu lagi protokol kesehatan. Itu keliru, protokol kesehatan tetap dilakukan sekalipun telah melakukan vaksinasi," ujarnya.
Hermanus Man juga mengingatkan warga di ibu kota provinsi NTT ini untuk lebih waspada karena informasi terbaru bahwa virus COVID-19 sudah bermutasi menjadi lebih berbahaya karena menyerang anak-anak usia 15 tahun ke bawah.
Baca juga: Dinkes Kota Kupang ingatkan warga disiplin prokes cegah penyeberan COVID-19
"Kami harus mengingatkan warga Kota Kupang untuk waspada lagi terhadap penyebaran COVID-19, mengingat belakangan ini disiplin warga Kota Kupang terhadap protokol kesehatan semakin kendor," kata Hermanus Man terkait upaya pemerintah dalam mengantisipasi adanya kasus varian baru COVID-19 di Kota Kupang, Kamis, (6/7).
Dia mengatakan pasca-terjadinya badai siklon tropis seroja yang melanda Kota Kupang pada Minggu (4/4), warga hampir lupa akan bahaya COVID-19.
Bahkan, menurut dia, penerapan protokol kesehatan warga yang terdampak bencana alam badai siklon tropis seroja yang berada di lokasi pengungsian sangat longgar.
"Orang sudah mulai lupa terhadap bahaya paparan COVID-19, terutama warga di lokasi pengungsian,"t egasnya.
Ia mengatakan kewaspadaan perlu dilakukan sebagai antisipasi euforia setelah dilakukan vaksinasi COVID-19.
"Ada yang berpikir setelah dilakukan vaksinasi, tidak perlu lagi protokol kesehatan. Itu keliru, protokol kesehatan tetap dilakukan sekalipun telah melakukan vaksinasi," ujarnya.
Hermanus Man juga mengingatkan warga di ibu kota provinsi NTT ini untuk lebih waspada karena informasi terbaru bahwa virus COVID-19 sudah bermutasi menjadi lebih berbahaya karena menyerang anak-anak usia 15 tahun ke bawah.
Baca juga: Dinkes Kota Kupang ingatkan warga disiplin prokes cegah penyeberan COVID-19