Kupang (Antara NTT) - Kepala Dinas Komunikasi dan Informatika (Kominfo) Provinsi Nusa Tenggara Timur Stefanus Ratoe Oedjoe mengatakan konstruksi proyek pelengkap Palapa Ring baru akan dimulai pada 2019.
"Konstruksi satelit membutuhkan waktu selama tiga tahun, dimulai 2019 dan diperkirakan selesai dan siap beroperasi pada 2022," kata Stefanus Ratoe Oedjoe kepada Antara di Kupang, Kamis.
Dia mengemukakan hal itu, berkaitan dengan rencana pembangunan satelit pelengkap proyek Palapa Ring, dan kapan proyek ini bisa beroperasi.
Menurut dia, proyek tersebut masih dalam perencanaan dan pengerjaan konstruksi diperkirakan baru dimulai pada tahun 2019 mendatang.
Dia berharap, dengan adanya proyek tersebut, wilayah-wilayah NTT yang selama ini masih terisolasi telekomunikasi karena tidak bisa dijangkau kabel serat optik Palapa Ring bisa mendapat akses komunikasi yang lebih baik.
Pemerintah pusat sedang menyiapkan inisiatif high throughput satellite (HTS) yang bakal jadi pelengkap proyek Palapa Ring.
Satelit tersebut rencananya hanya digunakan untuk memancarkan sinyal akses internet ke ibukota kabupaten atau daerah terpencil yang tidak bisa dijangkau oleh kabel serat optik Palapa Ring. HTS tidak bisa dipakai untuk kebutuhan telekomunikasi.
"Kebijakan pemerintah berikutnya, setelah Palapa Ring, adalah membangun HTS. Rencananya pada akhir 2018 nanti akan ditentukan badan usaha mana yang merancang, membangun, meluncurkan, serta mengoperasikan satelit itu," kata Menteri Komunikasi dan Informatika (Menkominfo) Rudiantara.
Dia menambahkan HTS akan dibangun menggunakan skema public private partnership (PPP), atau skema pembiayaan antara pemerintah dengan swasta. Skema PPP merupakan skema serupa yang dipakai dalam Palapa Ring.
Fokusnya hanyalah untuk mengantarkan sinyal internet ke daerah yang belum terjangkau serat optik, dengan target kecepatan minimal 10 Mbps.
"Konsepnya nanti PPP, jadi teman-teman perbankan, dari jauh-jauh hari tolong disiapkan produk project finance," kata Rudiantara.
Jika nanti sudah terwujud, HTS itu diharapkan bakal bisa membantu lebih dari 80.000 sekolah (SD, SMP, SMA), 30.000 puskesmas serta 75.000 desa untuk terhubung ke internet.
Sebelumnya, Kemenkominfo telah mulai menjalankan proyek Palapa Ring dan memprediksi akan mulai aktif pada 2019 mendatang.
"Konstruksi satelit membutuhkan waktu selama tiga tahun, dimulai 2019 dan diperkirakan selesai dan siap beroperasi pada 2022," kata Stefanus Ratoe Oedjoe kepada Antara di Kupang, Kamis.
Dia mengemukakan hal itu, berkaitan dengan rencana pembangunan satelit pelengkap proyek Palapa Ring, dan kapan proyek ini bisa beroperasi.
Menurut dia, proyek tersebut masih dalam perencanaan dan pengerjaan konstruksi diperkirakan baru dimulai pada tahun 2019 mendatang.
Dia berharap, dengan adanya proyek tersebut, wilayah-wilayah NTT yang selama ini masih terisolasi telekomunikasi karena tidak bisa dijangkau kabel serat optik Palapa Ring bisa mendapat akses komunikasi yang lebih baik.
Pemerintah pusat sedang menyiapkan inisiatif high throughput satellite (HTS) yang bakal jadi pelengkap proyek Palapa Ring.
Satelit tersebut rencananya hanya digunakan untuk memancarkan sinyal akses internet ke ibukota kabupaten atau daerah terpencil yang tidak bisa dijangkau oleh kabel serat optik Palapa Ring. HTS tidak bisa dipakai untuk kebutuhan telekomunikasi.
"Kebijakan pemerintah berikutnya, setelah Palapa Ring, adalah membangun HTS. Rencananya pada akhir 2018 nanti akan ditentukan badan usaha mana yang merancang, membangun, meluncurkan, serta mengoperasikan satelit itu," kata Menteri Komunikasi dan Informatika (Menkominfo) Rudiantara.
Dia menambahkan HTS akan dibangun menggunakan skema public private partnership (PPP), atau skema pembiayaan antara pemerintah dengan swasta. Skema PPP merupakan skema serupa yang dipakai dalam Palapa Ring.
Fokusnya hanyalah untuk mengantarkan sinyal internet ke daerah yang belum terjangkau serat optik, dengan target kecepatan minimal 10 Mbps.
"Konsepnya nanti PPP, jadi teman-teman perbankan, dari jauh-jauh hari tolong disiapkan produk project finance," kata Rudiantara.
Jika nanti sudah terwujud, HTS itu diharapkan bakal bisa membantu lebih dari 80.000 sekolah (SD, SMP, SMA), 30.000 puskesmas serta 75.000 desa untuk terhubung ke internet.
Sebelumnya, Kemenkominfo telah mulai menjalankan proyek Palapa Ring dan memprediksi akan mulai aktif pada 2019 mendatang.