Kupang (ANTARA) - Wali Kota Kupang, Provinsi Nusa Tenggara Timur, Jefri Riwu Kore mengatakan Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB) belum mencarikan dana stimulan untuk memperbaiki rumah warga yang rusak akibat terjangan badai siklon tropis seroja pada Minggu (4/4) lalu.
"Kami belum menerima dana stimulan untuk perbaikan rumah warga yang rusak karena pihak BNPB belum mencairkan dana itu," kata Jefri Riwu Kore di Kupang, Rabu, (10/6) terkait bantuan perbaikan rumah warga yang terdampak bencana Seroja.
Jefri mengatakan, Pemerintah Kota Kupang terus berkoordinasi dengan pemerintah pusat melalui BNPB untuk mengetahui sampai sejauh mana proses penyaluran bantuan dana stimulan bagi korban seroja di Kota Kupang.
Wali Kota mengatakan Pemkot telah menyampaikan usulan penerima bantuan dana stimulan yang ditetapkan melalui SK Wali Kota Kupang nomor 78/Kep/HK/2021 tentang Penetapan Jumlah Kerusakan Rumah Berdasarkan Kategori rusak ringan, rusak sedang dan rusak berat pascabencana alam badai siklon tropis seroja di Kota Kupang tahun 2021.
Data yang diusulkan Pemerintah Kota Kupang sebanyak 12.692 unit rumah yang telah memenuhi kriteria kerusakan BNPB terdiri dari 11.090 rumah dengan tingkat kerusakan 30 persen atau rusak ringan.
Sedangkan 869 rumah masuk dalam kategori rusak sedang dengan tingkat kerusakan 50 persen dan 733 rumah rusak berat dengan tingkat kerusakan 70 persen ke atas hingga tidak bisa dihuni lagi dan warga harus mengungsi.
Menurut Jefri Riwu Kore, usulan tersebut saat ini sedang melalui tahapan review oleh aparat pengawasan internal pemerintah (APIP) BNPB Pusat.
Baca juga: Bantuan korban Siklon Seroja di NTT terkumpul Rp8,5 miliar
"Apabila usulan tersebut disetujui, pemerintah akan mentransfer dananya ke pemerintah daerah untuk disalurkan kepada masing-masing penerima," tegas Jefri.
Baca juga: Risma harap bantuan untuk TTU jadi solusi komperhensif
Wali Kota Kupang meminta agar masyarakat bersabar dan memastikan dananya akan segera disalurkan begitu ditransfer BNPB Pusat ke rekening masing-masing penerima bantuan melalui Bank BRI.
"Kami belum menerima dana stimulan untuk perbaikan rumah warga yang rusak karena pihak BNPB belum mencairkan dana itu," kata Jefri Riwu Kore di Kupang, Rabu, (10/6) terkait bantuan perbaikan rumah warga yang terdampak bencana Seroja.
Jefri mengatakan, Pemerintah Kota Kupang terus berkoordinasi dengan pemerintah pusat melalui BNPB untuk mengetahui sampai sejauh mana proses penyaluran bantuan dana stimulan bagi korban seroja di Kota Kupang.
Wali Kota mengatakan Pemkot telah menyampaikan usulan penerima bantuan dana stimulan yang ditetapkan melalui SK Wali Kota Kupang nomor 78/Kep/HK/2021 tentang Penetapan Jumlah Kerusakan Rumah Berdasarkan Kategori rusak ringan, rusak sedang dan rusak berat pascabencana alam badai siklon tropis seroja di Kota Kupang tahun 2021.
Data yang diusulkan Pemerintah Kota Kupang sebanyak 12.692 unit rumah yang telah memenuhi kriteria kerusakan BNPB terdiri dari 11.090 rumah dengan tingkat kerusakan 30 persen atau rusak ringan.
Sedangkan 869 rumah masuk dalam kategori rusak sedang dengan tingkat kerusakan 50 persen dan 733 rumah rusak berat dengan tingkat kerusakan 70 persen ke atas hingga tidak bisa dihuni lagi dan warga harus mengungsi.
Menurut Jefri Riwu Kore, usulan tersebut saat ini sedang melalui tahapan review oleh aparat pengawasan internal pemerintah (APIP) BNPB Pusat.
Baca juga: Bantuan korban Siklon Seroja di NTT terkumpul Rp8,5 miliar
"Apabila usulan tersebut disetujui, pemerintah akan mentransfer dananya ke pemerintah daerah untuk disalurkan kepada masing-masing penerima," tegas Jefri.
Baca juga: Risma harap bantuan untuk TTU jadi solusi komperhensif
Wali Kota Kupang meminta agar masyarakat bersabar dan memastikan dananya akan segera disalurkan begitu ditransfer BNPB Pusat ke rekening masing-masing penerima bantuan melalui Bank BRI.