Kupang (ANTARA) - Wakil Ketua Komisi IX DPR RI Melki Laka Lena mendorong pemerintah agar membangun lokasi isolasi terpusat berbasis komunitas mencegah penularan COVID-19 yang saat ini terus meningkat di Indonesia.
Wakil Ketua Komisi IX DPR RI Melki Laka Lena kepada ANTARA di Kupang, Selasa, (22/6) mengatakan bahwa komunitas yang dimaksud adalah di RT RW atau kelurahan atau jika tidak maka ke tingkat yang lebih tinggi yakni kecamatan atau kabupaten.
"Jadi RT, RW kampung atau kelurahan itu betul-betul harus menjadi tempat di mana screening awal terhadap status pasien COVID-19 bisa dibereskan," katanya saat ditemui di Kupang, NTT.
Politisi Golkar itu menambahkan bahwa saat ini rumah sakit tidak mungkin lagi mengurus pasien COVID-19 dengan pola yang biasa lagi di mana semua yang mempunyai gejala COVID-19 bisa dirawat di RS.
Sehingga menurut dia, yang masuk RS itu adalah mereka yang memang kategori sedang atau kritis, sementara yang masih terdaftar sebagai orang tanpa gejala (OTG) tidak perlu dirawat di RS, tapi cukup ditempatkan di lokasi terpusat.
"Dengan kondisi dan status COVID-19 yang tinggi ini kita minta agar penanganan terhadap pasien yang terkonfirmasi positif itu harus diutamakan," tegas anggota DPR dari Daerah Pemilihan NTT itu.
Ia pun yakin bahwa dengan metode isolasi terpusat itu, maka rumah sakit tidak akan kewalahan menerima dan mengurus pasien COVID-19.
Selain itu, Melki juga meminta pemerintah segera melakukan testing dan tracking secara masif sehingga bisa mendapatkan gambaran data akurat dengan sebaran dari pasien COVID-19.
Baca juga: Legislator: Rapid Test tetap dibutuhkan untuk deteksi lebih dini COVID-19
"Tentunya di daerah daerah dengan eskalasi tinggi betul-betul harus di testing secara optimal mungkin sehingga mendapatkan gambaran yang mendekati fakta di lapangan," ujar dia.
Baca juga: DPR: RUU minuman beralkohol baru sebatas wacana
Berdasarkan data dari gugus tugas COVID-19 nasional sampai dengan Senin (21/6), jumlah kasus positif di Indonesia sudah mencapai 2.004.445 kasus.
Wakil Ketua Komisi IX DPR RI Melki Laka Lena kepada ANTARA di Kupang, Selasa, (22/6) mengatakan bahwa komunitas yang dimaksud adalah di RT RW atau kelurahan atau jika tidak maka ke tingkat yang lebih tinggi yakni kecamatan atau kabupaten.
"Jadi RT, RW kampung atau kelurahan itu betul-betul harus menjadi tempat di mana screening awal terhadap status pasien COVID-19 bisa dibereskan," katanya saat ditemui di Kupang, NTT.
Politisi Golkar itu menambahkan bahwa saat ini rumah sakit tidak mungkin lagi mengurus pasien COVID-19 dengan pola yang biasa lagi di mana semua yang mempunyai gejala COVID-19 bisa dirawat di RS.
Sehingga menurut dia, yang masuk RS itu adalah mereka yang memang kategori sedang atau kritis, sementara yang masih terdaftar sebagai orang tanpa gejala (OTG) tidak perlu dirawat di RS, tapi cukup ditempatkan di lokasi terpusat.
"Dengan kondisi dan status COVID-19 yang tinggi ini kita minta agar penanganan terhadap pasien yang terkonfirmasi positif itu harus diutamakan," tegas anggota DPR dari Daerah Pemilihan NTT itu.
Ia pun yakin bahwa dengan metode isolasi terpusat itu, maka rumah sakit tidak akan kewalahan menerima dan mengurus pasien COVID-19.
Selain itu, Melki juga meminta pemerintah segera melakukan testing dan tracking secara masif sehingga bisa mendapatkan gambaran data akurat dengan sebaran dari pasien COVID-19.
Baca juga: Legislator: Rapid Test tetap dibutuhkan untuk deteksi lebih dini COVID-19
"Tentunya di daerah daerah dengan eskalasi tinggi betul-betul harus di testing secara optimal mungkin sehingga mendapatkan gambaran yang mendekati fakta di lapangan," ujar dia.
Baca juga: DPR: RUU minuman beralkohol baru sebatas wacana
Berdasarkan data dari gugus tugas COVID-19 nasional sampai dengan Senin (21/6), jumlah kasus positif di Indonesia sudah mencapai 2.004.445 kasus.