Kupang (ANTARA) - Kementerian Kelautan dan Perikanan (KKP) menargetkan pada 2022 membangun balai budidaya di pulau Semau untuk menyemai bibit ikan kerapu dan kakap di daerah itu.
"Untuk bibitnya saya sudah sampaikan ke Pak Dirjen Budidaya, nanti kita akan bangun balai budidaya di daerah itu, sama seperti yang kita bangun di Bali dan di Lombok," kata Menteri KKP Sakti Wahyu Trenggono kepada wartawan di Kupang, Rabu, (30/6).
Seusai meninjau lokasi Keramba Jaring Apung (KJA) di pulau Semau bersama dengan Gubernur NTT Viktor B Laiskodat, Menteri KKP mengatakan lokasi budidaya ikan kerapu dan kakap di Pulau Semau akan dibangun dalam bentuk suatu kawasan.
Sehingga jika kawasannya sudah dibangun maka pembangunan balai budidayanya juga akan dilaksanakan.
"Jadi begitu saat kita bangun kawasan, tentu saja kawasan itu besar sekali dan tadi pak Gubernur juga sudah menunjuklan lahan-lahan kosong yang akan dibangun balai budidaya itu," tambah dia.
Menurut dia potensi budidaya ikan kerapu dan keramba di Pulau Semau memang sangat menjanjikan. Oleh karena itu Kementerian Kelautan dan Perikanan memberikan perhatian khusus untuk hal tersebut.
Berdasarkan informasi Dinas Kelautan dan Perikanan Provinsi NTT, KJA dengan sistem bulat memiliki diameter 10 meter persegi, dengan kedalaman 8 meter dengan kapasitas padat tebar sebanyak 25.000 ekor ikan per KJA. Ikan yang dibudidayakan diantaranya ikan kerapu cantang dan ikan kakap putih.
Kepala Dinas Kelautan dan Perikanan NTT, Ganef Wurgiyanto menjelaskan bahwa NTT mengajukan pinjaman daerah yang berasal dari Anggaran Pendapatan dan Belanja Daerah (APBD) untuk kegiatan budidaya kerapu dan kakap di tiga lokasi KJA di mana Pulau semau sendiri menjadi pilot proyek.
Baca juga: Menteri KKP targetkan NTT- NTB jadi andalan budidaya nasional
"Nanti menyusul di Teluk Hadakewa kabupaten Lembata dan Mulut Seribu, kabupaten Rote Ndao," ujar dia.
Baca juga: KKP kaji dampak Seroja terhadap terumbu karang di Laut Sawu
"Untuk bibitnya saya sudah sampaikan ke Pak Dirjen Budidaya, nanti kita akan bangun balai budidaya di daerah itu, sama seperti yang kita bangun di Bali dan di Lombok," kata Menteri KKP Sakti Wahyu Trenggono kepada wartawan di Kupang, Rabu, (30/6).
Seusai meninjau lokasi Keramba Jaring Apung (KJA) di pulau Semau bersama dengan Gubernur NTT Viktor B Laiskodat, Menteri KKP mengatakan lokasi budidaya ikan kerapu dan kakap di Pulau Semau akan dibangun dalam bentuk suatu kawasan.
Sehingga jika kawasannya sudah dibangun maka pembangunan balai budidayanya juga akan dilaksanakan.
"Jadi begitu saat kita bangun kawasan, tentu saja kawasan itu besar sekali dan tadi pak Gubernur juga sudah menunjuklan lahan-lahan kosong yang akan dibangun balai budidaya itu," tambah dia.
Menurut dia potensi budidaya ikan kerapu dan keramba di Pulau Semau memang sangat menjanjikan. Oleh karena itu Kementerian Kelautan dan Perikanan memberikan perhatian khusus untuk hal tersebut.
Berdasarkan informasi Dinas Kelautan dan Perikanan Provinsi NTT, KJA dengan sistem bulat memiliki diameter 10 meter persegi, dengan kedalaman 8 meter dengan kapasitas padat tebar sebanyak 25.000 ekor ikan per KJA. Ikan yang dibudidayakan diantaranya ikan kerapu cantang dan ikan kakap putih.
Kepala Dinas Kelautan dan Perikanan NTT, Ganef Wurgiyanto menjelaskan bahwa NTT mengajukan pinjaman daerah yang berasal dari Anggaran Pendapatan dan Belanja Daerah (APBD) untuk kegiatan budidaya kerapu dan kakap di tiga lokasi KJA di mana Pulau semau sendiri menjadi pilot proyek.
Baca juga: Menteri KKP targetkan NTT- NTB jadi andalan budidaya nasional
"Nanti menyusul di Teluk Hadakewa kabupaten Lembata dan Mulut Seribu, kabupaten Rote Ndao," ujar dia.
Baca juga: KKP kaji dampak Seroja terhadap terumbu karang di Laut Sawu