Kupang (Antaranews NTT) - Sebanyak 750 personel TNI dari satuan Yonif 743/Pradnya Samapta Yudha (PSY) dan Yonif 715/Motuliato Gorontalo, Senin, diberangkatkan ke perbatasan sebagai Satgas Pengamanan Perbatasan (Pamtas) RI-Timor Leste.
Pangdam IX/Udayana Mayjen TNI Benny Susianto dalam sambutannya yang dibacakan Kepala Staf Korem 161/Wirasakti Kupang Kol Czi Aji Jayadi di Markas Lantamal VI Kupang, meminta Satgas Pamtas RI-RDTL melaksanakan tugas dengan maksimal sehingga situasi dan kondisi keamanan di wilayah perbatasan tetap aman dan kondusif.
"Hal ini saya sampaikan mengingat sampai saat ini masih saja terdapat hal-hal di wilayah perbatasan yang perlu menjadi perhatian seluruh prajurit yang tergabung dalam satgas," katanya kepada ratusan prajurit Satgas Pamtas Ri-RDTL itu.
Menurutnya, beberapa hal yang masih ditemukan oleh satgas terdahulu menjadi pekerjaan rumah yang harus segera diselesaikan oleh satgas baru.
Yonif 743/Pradnya Samapta Yudha adalah batalion infanteri yang berada di bawah Komando Korem 161/Wirasakti, Kodam IX/Udayana. Yonif ini berdiri pada 19 Maret 1965 dan bermarkas di Kota Kupang. Sementara Yonif 715/MTL adalah satuan yang bermarkas di Kolonino, Provinsi Gorontalo.
Yonif 743/PSY akan ditugaskan di sektor timur menggantikan Yonif Raider 712/Wiratama yang telah bertugas di wilayah perbatasan selama sembilan bulan.
Sementara Yonif 715/Motuliato bertugas di sektor barat menggantikan Yonif 742/SWY yang juga sudah bertugas di wilayah perbatasan itu selama sembilan bulan.
Lebih lanjut dalam sambutannya Pangdam menilai bahwa apa yang dilakukan oleh satgas yang lama hendaknya dicontoh sehingga tetap memberikan kesan yang nyaman bagi masyarakat di perbatasan.
Pangdam juga berpesan agar bagi pasukan yang akan bertolak ke perbatasan hendaknya dalam menjalankan tugas di perbatasan lebih banyak memberikan hukuman yang lebih mendidik masyarakat.
"Masyarakat yang melanggar hukum diberikan pemahaman dengan tujuan agar tindakan kejahatan di perbatasan bisa diminimalisir," ujarnya.
Bahkan, lanjutnya, bila perlu dihilangkan dengan cara melaksanakan sosialisasi dan pendekatan secara kekeluargaan kepada masyarakat sesuai dengan kultur,adat istiadat dan budaya masyarakat setempat.
Pangdam juga meminta pasukan pengamanan yang bertugas di tapal batas RI-Timor Leste bisa dapat membantu masyarakat di wilayah perbatasan itu.
"Saya berharap Satgas yang baru ini dapat memberikan yang terbaik bagi masyarakat di wilayah perbatasan, dan terus membantu masyarakat di kawasan itu," tambahnya.
Pangdam IX/Udayana Mayjen TNI Benny Susianto dalam sambutannya yang dibacakan Kepala Staf Korem 161/Wirasakti Kupang Kol Czi Aji Jayadi di Markas Lantamal VI Kupang, meminta Satgas Pamtas RI-RDTL melaksanakan tugas dengan maksimal sehingga situasi dan kondisi keamanan di wilayah perbatasan tetap aman dan kondusif.
"Hal ini saya sampaikan mengingat sampai saat ini masih saja terdapat hal-hal di wilayah perbatasan yang perlu menjadi perhatian seluruh prajurit yang tergabung dalam satgas," katanya kepada ratusan prajurit Satgas Pamtas Ri-RDTL itu.
Menurutnya, beberapa hal yang masih ditemukan oleh satgas terdahulu menjadi pekerjaan rumah yang harus segera diselesaikan oleh satgas baru.
Yonif 743/Pradnya Samapta Yudha adalah batalion infanteri yang berada di bawah Komando Korem 161/Wirasakti, Kodam IX/Udayana. Yonif ini berdiri pada 19 Maret 1965 dan bermarkas di Kota Kupang. Sementara Yonif 715/MTL adalah satuan yang bermarkas di Kolonino, Provinsi Gorontalo.
Yonif 743/PSY akan ditugaskan di sektor timur menggantikan Yonif Raider 712/Wiratama yang telah bertugas di wilayah perbatasan selama sembilan bulan.
Sementara Yonif 715/Motuliato bertugas di sektor barat menggantikan Yonif 742/SWY yang juga sudah bertugas di wilayah perbatasan itu selama sembilan bulan.
Lebih lanjut dalam sambutannya Pangdam menilai bahwa apa yang dilakukan oleh satgas yang lama hendaknya dicontoh sehingga tetap memberikan kesan yang nyaman bagi masyarakat di perbatasan.
Pangdam juga berpesan agar bagi pasukan yang akan bertolak ke perbatasan hendaknya dalam menjalankan tugas di perbatasan lebih banyak memberikan hukuman yang lebih mendidik masyarakat.
"Masyarakat yang melanggar hukum diberikan pemahaman dengan tujuan agar tindakan kejahatan di perbatasan bisa diminimalisir," ujarnya.
Bahkan, lanjutnya, bila perlu dihilangkan dengan cara melaksanakan sosialisasi dan pendekatan secara kekeluargaan kepada masyarakat sesuai dengan kultur,adat istiadat dan budaya masyarakat setempat.
Pangdam juga meminta pasukan pengamanan yang bertugas di tapal batas RI-Timor Leste bisa dapat membantu masyarakat di wilayah perbatasan itu.
"Saya berharap Satgas yang baru ini dapat memberikan yang terbaik bagi masyarakat di wilayah perbatasan, dan terus membantu masyarakat di kawasan itu," tambahnya.