Kupang (Antaranews NTT) - Kepala Dinas Kelautan dan Perikanan Nusa Tenggara Timur Ganef Wurgiyanto mengatakan pemerintah daerah sangat membutuhkan dukungan kebijakan dari pemerintah pusat untuk kegiatan ekspor komoditas perikanan secara langsung dari daerah ini.
"Komoditas perikanan yang diekspor dari NTT masih terbatas karena harus melalui Pelabuhan Tanjuk Perak Surabaya, Jawa Timur sehingga kita butuh dukungan pusat agar ekspor bisa dilakukan langsung dari NTT," kata Ganef Wurgiyanto saat dihubungi Antara di Kupang, Rabu.
Mantan Kepala Bidang Perikanan Tangkap DKP NTT itu mengatakan, selama ini produksi perikanan untuk tujuan ekspor yang diangkut kapal-kapal dari daerah setempat masih terbatas dengan kapasitas kontainer 20 feet.
Namun ketika sampai di Surabaya, lanjutnya, komoditi tersebut harus dipindahkan lagi ke kontainer 40 feet sesuai ketentuan kapasitas ekspor.
"Sehingga surat pemberitahuan ekspor barang (PEB) nya juga dikeluarkan bea cukai di Surabaya, sehingga dikatakan ekspor dari Surabaya padahal ikan-ikan tersebut berasal dari NTT," katanya.
Untuk itu, menurut Ganef, upaya peningkatan komoditas ekspor tersebut harus mendapat dukungan kebijakan untuk ekspor langsung dari daerah NTT ke negara tujuan.
"Artinya walaupun kapal pengangkut transit di Surabaya pun ikan-ikan dari NTT tidak dipindahkan lagi, tidak dibongkar lagi, sehingga betul-betul kita lakukan ekspor secara langsung," katanya menegaskan.
Ganef mengatakan, akan berkonsolidasi dengan sejumlah pihak terkait seperti Stasiun Kantina Ikan dan Pengendalian Mutu (KIPM), Pelindo sebagai operator pelabuhan, dan pihak bea cukai setempat untuk membicarakan rencana ekspor langsung dari NTT.
"Dalam waktu dekat ini kami akan berkonsolidasi dengan pihak-pihak terkait ini untuk rencana ekspor langsung dimaksud, karena sebenarnya fasilitas sudah ada, kontainer sudah disiapkan, perusahaan juga sudah siap," katanya.
Kepala Stasiun KIPM Kelas I Kupang Edi Santoso, ketika dihubungi secara terpisah mengatakan pihaknya mendukung upaya ekspor langsung tersebut untuk meningkatkan nilai jual komoditas perikanan dari daerah setempat.
"Hanya memang rencana ini harus dibicarakan bersama lagi bersama pihak-pihak terkait agar bisa menggolkan ide besar ini," katanya menambahkan.
Menurut dia, dengan ekspor langsung maka komoditas perikanan yang diangkut tidak dipindahkan lagi ketika kapal pengangkut melakukan perisiggahan di daerah lain seperti Surabaya.
"Seandainya kontainer diturunkan pun kami berkoordinasi dengan KIPM di Tanjung Perak, Surabaya untuk mengawasi pemindahannya," demikian Edi Santoso.
"Komoditas perikanan yang diekspor dari NTT masih terbatas karena harus melalui Pelabuhan Tanjuk Perak Surabaya, Jawa Timur sehingga kita butuh dukungan pusat agar ekspor bisa dilakukan langsung dari NTT," kata Ganef Wurgiyanto saat dihubungi Antara di Kupang, Rabu.
Mantan Kepala Bidang Perikanan Tangkap DKP NTT itu mengatakan, selama ini produksi perikanan untuk tujuan ekspor yang diangkut kapal-kapal dari daerah setempat masih terbatas dengan kapasitas kontainer 20 feet.
Namun ketika sampai di Surabaya, lanjutnya, komoditi tersebut harus dipindahkan lagi ke kontainer 40 feet sesuai ketentuan kapasitas ekspor.
"Sehingga surat pemberitahuan ekspor barang (PEB) nya juga dikeluarkan bea cukai di Surabaya, sehingga dikatakan ekspor dari Surabaya padahal ikan-ikan tersebut berasal dari NTT," katanya.
Untuk itu, menurut Ganef, upaya peningkatan komoditas ekspor tersebut harus mendapat dukungan kebijakan untuk ekspor langsung dari daerah NTT ke negara tujuan.
"Artinya walaupun kapal pengangkut transit di Surabaya pun ikan-ikan dari NTT tidak dipindahkan lagi, tidak dibongkar lagi, sehingga betul-betul kita lakukan ekspor secara langsung," katanya menegaskan.
Ganef mengatakan, akan berkonsolidasi dengan sejumlah pihak terkait seperti Stasiun Kantina Ikan dan Pengendalian Mutu (KIPM), Pelindo sebagai operator pelabuhan, dan pihak bea cukai setempat untuk membicarakan rencana ekspor langsung dari NTT.
"Dalam waktu dekat ini kami akan berkonsolidasi dengan pihak-pihak terkait ini untuk rencana ekspor langsung dimaksud, karena sebenarnya fasilitas sudah ada, kontainer sudah disiapkan, perusahaan juga sudah siap," katanya.
Kepala Stasiun KIPM Kelas I Kupang Edi Santoso, ketika dihubungi secara terpisah mengatakan pihaknya mendukung upaya ekspor langsung tersebut untuk meningkatkan nilai jual komoditas perikanan dari daerah setempat.
"Hanya memang rencana ini harus dibicarakan bersama lagi bersama pihak-pihak terkait agar bisa menggolkan ide besar ini," katanya menambahkan.
Menurut dia, dengan ekspor langsung maka komoditas perikanan yang diangkut tidak dipindahkan lagi ketika kapal pengangkut melakukan perisiggahan di daerah lain seperti Surabaya.
"Seandainya kontainer diturunkan pun kami berkoordinasi dengan KIPM di Tanjung Perak, Surabaya untuk mengawasi pemindahannya," demikian Edi Santoso.