Atambua (ANTARA) - Kantor Wilayah Kementerian Hukum dan Hak Asasi Manusia (Kemenkumham) Provinsi Nusa Tenggara Timur menyalurkan bantuan sebanyak 425 paket bahan kebutuhan pokok untuk warga terdampak pandemi COVID-19 yang tersebar di wilayah perbatasan RI-Timor Leste di Pulau Timor.
Penyaluran bantuan bahan kebutuhan pokok dilakukan secara serentak oleh jajaran Kemenkumham di seluruh Indonesia dalam acara pertemuan secara virtual bersama Menteri Hukum dan HAM Yasonna Laoly, Kamis (29/7).
"Bantuan sembako ini tentunya sangat bermanfaat bagi di wilayah perbatasan yang kondisi ekonominya semakin sulit di tengah pandemi COVID-19," kata Kepala Kantor Wilayah Kemenkumham NTT Marciana Dominika Jone saat menyerahkan bantuan secara simbolis kepada warga Desa Silawan, Kabupaten Belu yang mengikuti pertemuan secara virtual di Aula Pos Lintas Batas Negara (PLBN) Motaain, Atambua.
Bantuan paket bahan pokok yang disalurkan masing-masing berisi beras, telur, minyak goreng, susu, mi instan, teh, ikan kaleng, sabun mandi, dan masker.
Marciana menyebutkan jumlah bantuan yang disalurkan khusus untuk warga di wilayah perbatasan RI-Timor Leste sebanyak 425 paket yang tersebar di Kabupaten Belu terdiri dari 100 paket di Desa Motaain, 75 paket di Desa Turiskain.
Selain itu 75 paket di Desa Metamauk Kabupaten Malaka, 75 paket di Desa Napan Kabupaten Timor Tengah Utara, dan 100 paket di Oepoli Kabupaten Kupang.
"Secara keseluruhan untuk NTT ada 1.058 KK penerima bantuan yang tersebar 22 kabupaten/kota ini namun lebih banyak bagi warga di wilayah perbatasan yang kita tahu senditi memang kondisi ekonominya sulit apalagi dengan adanya pandemi ini," katanya.
Setelah menyerahkan bantuan secara simbolis di PLBN Motaain, Marciana bersama jajaran unit pelaksana teknis melanjutkan penyaluran bantuan kepada warga di Kantor Desa Silawan dan secara langsung di rumah-rumah warga setempat.
Salah satu warga penerima bantuan di Desa Silawan Maria Trenciana Hoar mengaku sangat bersyukur karena keluarganya menjadi sasaran penerima bantuan bahan pokok dari Kemenkumham.
"Saya sangat berterima kasih. Ini sangat membantu keluarga kami. Suami saya tidak bisa bekerja karena kondisi tubuh yang cacat," katanya.
Maria menambahkan keluarganya memiliki kondisi ekonomi yang sulit karena memiliki delapan orang anak sehingga dengan bantuan ini dapat meringankan beban kebutuhan makanan selama beberapa hari ke depan.
Penyaluran bantuan bahan kebutuhan pokok dilakukan secara serentak oleh jajaran Kemenkumham di seluruh Indonesia dalam acara pertemuan secara virtual bersama Menteri Hukum dan HAM Yasonna Laoly, Kamis (29/7).
"Bantuan sembako ini tentunya sangat bermanfaat bagi di wilayah perbatasan yang kondisi ekonominya semakin sulit di tengah pandemi COVID-19," kata Kepala Kantor Wilayah Kemenkumham NTT Marciana Dominika Jone saat menyerahkan bantuan secara simbolis kepada warga Desa Silawan, Kabupaten Belu yang mengikuti pertemuan secara virtual di Aula Pos Lintas Batas Negara (PLBN) Motaain, Atambua.
Bantuan paket bahan pokok yang disalurkan masing-masing berisi beras, telur, minyak goreng, susu, mi instan, teh, ikan kaleng, sabun mandi, dan masker.
Marciana menyebutkan jumlah bantuan yang disalurkan khusus untuk warga di wilayah perbatasan RI-Timor Leste sebanyak 425 paket yang tersebar di Kabupaten Belu terdiri dari 100 paket di Desa Motaain, 75 paket di Desa Turiskain.
Selain itu 75 paket di Desa Metamauk Kabupaten Malaka, 75 paket di Desa Napan Kabupaten Timor Tengah Utara, dan 100 paket di Oepoli Kabupaten Kupang.
"Secara keseluruhan untuk NTT ada 1.058 KK penerima bantuan yang tersebar 22 kabupaten/kota ini namun lebih banyak bagi warga di wilayah perbatasan yang kita tahu senditi memang kondisi ekonominya sulit apalagi dengan adanya pandemi ini," katanya.
Setelah menyerahkan bantuan secara simbolis di PLBN Motaain, Marciana bersama jajaran unit pelaksana teknis melanjutkan penyaluran bantuan kepada warga di Kantor Desa Silawan dan secara langsung di rumah-rumah warga setempat.
Salah satu warga penerima bantuan di Desa Silawan Maria Trenciana Hoar mengaku sangat bersyukur karena keluarganya menjadi sasaran penerima bantuan bahan pokok dari Kemenkumham.
"Saya sangat berterima kasih. Ini sangat membantu keluarga kami. Suami saya tidak bisa bekerja karena kondisi tubuh yang cacat," katanya.
Maria menambahkan keluarganya memiliki kondisi ekonomi yang sulit karena memiliki delapan orang anak sehingga dengan bantuan ini dapat meringankan beban kebutuhan makanan selama beberapa hari ke depan.