Kupang (AntaraNews NTT) - Badan Pusat Statistik Provinsi Nusa Tenggara Timur mencatat pertumbuhan industri manufaktur mikro dan kecil di daerah itu pada triwulan IV 2017 mengalami kenaikan 10,29 persen dibandingkan dengan triwulan III tahun yang sama.
"Jenis produksi yang naik paling pesat yakni industri percetakan dan reproduksi media mencapai 90,5 persen," kata Kepala BPS Provinsi NTT Maritje Pattiwaellapia di Kupang, Sabtu.
Ia menjelaskan industri percetakan dan reproduksi rekaman berkembang cukup pesat menyambut Natal dan liburan akhir tahun lalu yang membuat permintaan jasa industri tersebut tinggi.
"Biasanya memasuki hari raya itu orang-orang mulai mencetak kartu ucapan, buku, maupun baliho untuk kepentingan perayaan dan sebagainya," katanya.
Selain itu, katanya, produksi jasa percetakan juga dimanfaatkan untuk kebutuhan aktivitas politik, seperti baliho, stiker, spanduk, dan kartu nama.
"Produksi industri ini bisa saja masih tinggi pada triwulan pertama 2018 ini karena sekarang kita sudah memasuki tahun politik dan menyambut pilkada," katanya.
Maritje mengatakan jenis lainnya yang juga mengalami kenaikan yaitu industri barang galian bukan logam sebesar 31,88 persen, industri pakaian jadi 29,30 persen, dan industri makanan 12,02 persen.
Jenis industri yang produksinya terkoreksi atau menurun, yaitu kayu (tidak termasuk furnitur) 13,22 persen dan minuman 14.96 persen.
"Jenis industri ini menurun karena, bisa saja stok di triwulan IV sudah diproduksi sebelumnya namun masih belum laku sehingga belum diproduksi lagi," katanya.
Ia mengatakan pertumbuhan IMK secara "year on year" pada triwulan IV/2017 terhadap triwulan yang sama pada 2016 masih tercatat mengalami kenaikan 19,67 persen.
Ia mengatakan pertumbuhan IMK di provinsi berbasiskan kepulauan itu perlu terus dipacu karena memiliki nilai yang cukup besar.
"Walaupun `share` terbesar kita di NTT masih didominasi sektor pertanian, namun sektor industri ini juga meski terus didorong agar terus bertumbuh karena nilainya juga tidak main-main," katanya.
"Jenis produksi yang naik paling pesat yakni industri percetakan dan reproduksi media mencapai 90,5 persen," kata Kepala BPS Provinsi NTT Maritje Pattiwaellapia di Kupang, Sabtu.
Ia menjelaskan industri percetakan dan reproduksi rekaman berkembang cukup pesat menyambut Natal dan liburan akhir tahun lalu yang membuat permintaan jasa industri tersebut tinggi.
"Biasanya memasuki hari raya itu orang-orang mulai mencetak kartu ucapan, buku, maupun baliho untuk kepentingan perayaan dan sebagainya," katanya.
Selain itu, katanya, produksi jasa percetakan juga dimanfaatkan untuk kebutuhan aktivitas politik, seperti baliho, stiker, spanduk, dan kartu nama.
"Produksi industri ini bisa saja masih tinggi pada triwulan pertama 2018 ini karena sekarang kita sudah memasuki tahun politik dan menyambut pilkada," katanya.
Maritje mengatakan jenis lainnya yang juga mengalami kenaikan yaitu industri barang galian bukan logam sebesar 31,88 persen, industri pakaian jadi 29,30 persen, dan industri makanan 12,02 persen.
Jenis industri yang produksinya terkoreksi atau menurun, yaitu kayu (tidak termasuk furnitur) 13,22 persen dan minuman 14.96 persen.
"Jenis industri ini menurun karena, bisa saja stok di triwulan IV sudah diproduksi sebelumnya namun masih belum laku sehingga belum diproduksi lagi," katanya.
Ia mengatakan pertumbuhan IMK secara "year on year" pada triwulan IV/2017 terhadap triwulan yang sama pada 2016 masih tercatat mengalami kenaikan 19,67 persen.
Ia mengatakan pertumbuhan IMK di provinsi berbasiskan kepulauan itu perlu terus dipacu karena memiliki nilai yang cukup besar.
"Walaupun `share` terbesar kita di NTT masih didominasi sektor pertanian, namun sektor industri ini juga meski terus didorong agar terus bertumbuh karena nilainya juga tidak main-main," katanya.