Jakarta (ANTARA) - ASI sangat penting sebagai perlindungan paling awal bagi bayi baru lahir, dan juga sangat bermanfaat bagi tumbuh kembang bayi.
ASI mengandung banyak nutrisi seperti glutamat atau asam amino bebas (FAA) yang merupakan sumber nitrogen yang baik untuk bayi, demikian dr. Johanes Chandrawinata, MND, SpGK sebagai Ahli Gizi Klinis di RS Melinda Bandung dalam keterangannya pada Jumat, (20/8).
"Glutamat, berbagai zat gizi makro, zat gizi mikro, dan zat bioaktif yang terkandung dalam ASI menjadikannya makanan pertama yang ideal untuk bayi. Adanya zat bioaktif dalam ASI menunjukkan pentingnya ASI sebagai makanan fungsional yang berperan penting dalam daya tahan dan kesehatan bayi," kata dr. Johanes.
Dia memaparkan sebuah studi oleh Berthold Koletzko yang diterbitkan dalam jurnal Annals of Nutrition and Metabolism 3 Desember 2018 menjelaskan bahwa kadar glutamat bebas dalam ASI 6 kali lebih tinggi dari susu formula lainnya.
Pada bayi baru lahir, glutamat dan glutamin merupakan faktor pertumbuhan sel epitel usus.
"Glutamat dan glutamin meningkatkan fungsi penghalang usus dan mempengaruhi perkembangan sel-sel imunitas. Dari segi anthropometri, glutamat dan glutamin ternyata juga membantu peningkatan tinggi dan berat bayi," kata dia.
Karena ASI sangat penting bagi bayi, dr. Johanes juga memberikan beberapa tips bagi ibu menyusui agar bisa mengatur pola makannya, supaya produksi ASI juga tidak terganggu.
"Selama menyusui, kebutuhan kalori ibu meningkat 330-400 kkal per hari untuk produksi ASI. Untuk mendapatkan kalori ekstra ini, Anda bisa meningkatkan asupan makanan bernutrisi tinggi seperti 1 roti gandum utuh dengan 16 gram (1 sendok makan) selai kacang, satu buah pisang ukuran sedang, atau 225 gram yogurt. Usahakan selalu pilih makanan yang sehat untuk membantu produksi ASI," kata dr. Johanes.
Pilih makanan berprotein tinggi seperti daging tanpa lemak, telur, susu, kacang-kacangan, dan makanan laut rendah merkuri. Pilih biji-bijian dan sayuran serta buah-buahan yang berserat tinggi.
Baca juga: Perlunya tetap memberi ASI meski ibu positif COVID-19
Berbagai makanan akan mengubah rasa ASI. Hal ini baik bagi bayi untuk dapat membedakan rasa, sehingga membantu bayi lebih mudah menerima makanan padat di kemudian hari. Kemudian, cobalah untuk minum satu gelas air atau minuman lain setelah setiap menyusui.
Baca juga: Tips menyusui kembali setelah ibu dan bayi terpisah karena COVID
"Perlu diingat bahwa minuman manis dan jus mengandung banyak gula yang dapat mengganggu proses penurunan berat badan setelah kehamilan. Kurangi asupan kafein karena kafein dalam ASI dapat mengganggu tidur bayi," kata dia.
ASI mengandung banyak nutrisi seperti glutamat atau asam amino bebas (FAA) yang merupakan sumber nitrogen yang baik untuk bayi, demikian dr. Johanes Chandrawinata, MND, SpGK sebagai Ahli Gizi Klinis di RS Melinda Bandung dalam keterangannya pada Jumat, (20/8).
"Glutamat, berbagai zat gizi makro, zat gizi mikro, dan zat bioaktif yang terkandung dalam ASI menjadikannya makanan pertama yang ideal untuk bayi. Adanya zat bioaktif dalam ASI menunjukkan pentingnya ASI sebagai makanan fungsional yang berperan penting dalam daya tahan dan kesehatan bayi," kata dr. Johanes.
Dia memaparkan sebuah studi oleh Berthold Koletzko yang diterbitkan dalam jurnal Annals of Nutrition and Metabolism 3 Desember 2018 menjelaskan bahwa kadar glutamat bebas dalam ASI 6 kali lebih tinggi dari susu formula lainnya.
Pada bayi baru lahir, glutamat dan glutamin merupakan faktor pertumbuhan sel epitel usus.
"Glutamat dan glutamin meningkatkan fungsi penghalang usus dan mempengaruhi perkembangan sel-sel imunitas. Dari segi anthropometri, glutamat dan glutamin ternyata juga membantu peningkatan tinggi dan berat bayi," kata dia.
Karena ASI sangat penting bagi bayi, dr. Johanes juga memberikan beberapa tips bagi ibu menyusui agar bisa mengatur pola makannya, supaya produksi ASI juga tidak terganggu.
"Selama menyusui, kebutuhan kalori ibu meningkat 330-400 kkal per hari untuk produksi ASI. Untuk mendapatkan kalori ekstra ini, Anda bisa meningkatkan asupan makanan bernutrisi tinggi seperti 1 roti gandum utuh dengan 16 gram (1 sendok makan) selai kacang, satu buah pisang ukuran sedang, atau 225 gram yogurt. Usahakan selalu pilih makanan yang sehat untuk membantu produksi ASI," kata dr. Johanes.
Pilih makanan berprotein tinggi seperti daging tanpa lemak, telur, susu, kacang-kacangan, dan makanan laut rendah merkuri. Pilih biji-bijian dan sayuran serta buah-buahan yang berserat tinggi.
Baca juga: Perlunya tetap memberi ASI meski ibu positif COVID-19
Berbagai makanan akan mengubah rasa ASI. Hal ini baik bagi bayi untuk dapat membedakan rasa, sehingga membantu bayi lebih mudah menerima makanan padat di kemudian hari. Kemudian, cobalah untuk minum satu gelas air atau minuman lain setelah setiap menyusui.
Baca juga: Tips menyusui kembali setelah ibu dan bayi terpisah karena COVID
"Perlu diingat bahwa minuman manis dan jus mengandung banyak gula yang dapat mengganggu proses penurunan berat badan setelah kehamilan. Kurangi asupan kafein karena kafein dalam ASI dapat mengganggu tidur bayi," kata dia.