Kupang (ANTARA) - Kepala Perwakilan Bank Indonesia (BI) Provinsi Nusa Tenggara Timur I Nyoman Ariawan Atmaja mengatakan pihaknya menjalankan lima strategi dalam upaya pemulihan ekonomi NTT dari dampak pandemi COVID-19.
"Pertama adalah bagaimana kita membuka sektor-sektor ekonomi yang produktif yang resikonya sangat rendah," katanya di Kupang, NTT, Sabtu (21/8).
Strategi kedua, kata dia, mendorong digitalisasi ekonomi dan keuangan melalui penerapan transaksi keuangan nontunai menggunakan sistem aplikasi Quick Response Indonesian Strandard (QRIS).
Ketiga, mendorong digitalisasi dalam di sektor perbankan untuk memudahkan masyarakat dalam mengakses layanan perbankan seperti kredit dan pembayaran.
Keempat, memperkuat kebijakan di bidang moneter serta sistem keuangan dan pembayaran.
Ariawan menjelaskan BI terus memantau kondisi pasar untuk mengetahui gejolak yang terjadi, sehingga bisa mengambil kebijakan yang bersifat akomodatif.
Baca juga: BI sebut PPKM level 4 berpotensi tahan laju pertumbuhan ekonomi NTT
Terakhir, kata dia, upaya yang telah dilakukan yakni mendorong kredit-kredit untuk sektor unggulan di NTT dengan membentuk kelompok kerja (pokja) sehingga bisa dibiayai oleh kredit usaha rakyat (KUR) dan juga kredit atau pembiayaan dari lembaga jasa keuangan.
Ariawan menambahkan lima langkah ini sangat penting yang perlu dilakukan sehingga diharapkan dapat mendorong percepatan pemulihan ekonomi NTT di tengah pandemi yang masih berlangsung.
Baca juga: BI perkirakan ekonomi NTT 2021 tumbuh berkisar 3,18-4,18 persen
"Kita harapkan dengan langkah-langkah ini pertumbuhan ekonomi kita di NTT ke depan bisa di atas lima persen," katanya.
"Pertama adalah bagaimana kita membuka sektor-sektor ekonomi yang produktif yang resikonya sangat rendah," katanya di Kupang, NTT, Sabtu (21/8).
Strategi kedua, kata dia, mendorong digitalisasi ekonomi dan keuangan melalui penerapan transaksi keuangan nontunai menggunakan sistem aplikasi Quick Response Indonesian Strandard (QRIS).
Ketiga, mendorong digitalisasi dalam di sektor perbankan untuk memudahkan masyarakat dalam mengakses layanan perbankan seperti kredit dan pembayaran.
Keempat, memperkuat kebijakan di bidang moneter serta sistem keuangan dan pembayaran.
Ariawan menjelaskan BI terus memantau kondisi pasar untuk mengetahui gejolak yang terjadi, sehingga bisa mengambil kebijakan yang bersifat akomodatif.
Baca juga: BI sebut PPKM level 4 berpotensi tahan laju pertumbuhan ekonomi NTT
Terakhir, kata dia, upaya yang telah dilakukan yakni mendorong kredit-kredit untuk sektor unggulan di NTT dengan membentuk kelompok kerja (pokja) sehingga bisa dibiayai oleh kredit usaha rakyat (KUR) dan juga kredit atau pembiayaan dari lembaga jasa keuangan.
Ariawan menambahkan lima langkah ini sangat penting yang perlu dilakukan sehingga diharapkan dapat mendorong percepatan pemulihan ekonomi NTT di tengah pandemi yang masih berlangsung.
Baca juga: BI perkirakan ekonomi NTT 2021 tumbuh berkisar 3,18-4,18 persen
"Kita harapkan dengan langkah-langkah ini pertumbuhan ekonomi kita di NTT ke depan bisa di atas lima persen," katanya.