Jakarta (ANTARA) - Direktur Keuangan, MSDM dan Umum Perum LKBN Antara Nina Kurnia Dewi mengatakan segala bentuk promosi di ekonomi kreatif dan pariwisata saat ini tak bisa lepas dari digital mindset untuk bisa menjangkau pasar yang lebih luas.
“Ini adalah digital mindset, kita tak bisa lepas dari hal ini, semangatnya adalah menumbuhkan sektor ekonomi kreatif,” kata Nina dalam Webinar Industri Kreatif : Bangkit di Masa Sulit, dipantau di Jakarta, Sabtu, (21/8).
Nina mengatakan promosi pariwisata dan ekonomi kreatif (ekraf) dapat digaungkan melalui berbagai kanal media sosial (sosmed). Eksposur parawisata melalui kanal sosmed akan lebih luas menjangkau berbagai kalangan masyarakat.
Ia menjelaskan berbagai bentuk promosi digital untuk pariwisata dan ekraf juga perlu melibatkan pengalaman berkunjung ke destinasi wisata (visitor experience) agar dapat menarik masyarakat.
“Harus getol mempromosikan wisatanya, ikon wilayahnya, silahkan munculkan visitor experience dulu. Beri pengalaman untuk mencicipi dulu lewat digital. Buat ter-encourage (terdorong) dulu dengan mengunjungi dulu secara digital wilayah itu,” ujar dia.
Untuk mempromosikan kuliner makanan daerah, Nina memberikan tips untuk mengenalkan ke konsumen melalui cara jasa titip (jastip). Sehingga konsumen dapat lebih mudah untuk mencicipi makanan khas suatu daerah.
“Makanan khas di lokasi wisata itu mungkin bisa di-jastip-kan dulu. Bikin yang bagus. Mainkan delivery network-nya. Jadi orang bisa cicipi,” ujarnya.
Nina juga mengingatkan pentingnya membangun reputasi yang baik bagi insan pariwisata dan ekraf di dunia digital.
Misalnya, jika ada pelaku ekonomi kreatif dan pariwisata yang berjualan di lokapasar (e-commerce), maka mereka dapat membangun kredibilitasnya agar gerainya memiliki peringkat yang baik sehingga akan dilirik oleh pembeli.
“Yang online bisa tebar dulu, kasih saudara, terus minta testimoni. Kirim dulu produknya ke saudara-saudara, tolong kasih testimoni. Anak sekarang kalo beli barang pasti liat dulu berapa skornya,” kata Nina.
Lebih lanjut, Nina mengingatkan agar di setiap kegiatan usaha pariwisata dan ekraf tetap mengdepankan protokol kesehatan pencegahan COVID-19. Hal itu menjadi bentuk adaptasi di dunia bisnis dan ekonomi saat ini yang menuntut banyak perubahan karena masa pandemi COVID-19.
"Hal lain yang perlu diperhatikan adalah pastikan penerapan protokol kesehatan, tentu harus didampingi sama yang ahli," ujar dia.
Baca juga: Dewan Pers: Uji kompetensi wartawan untuk cetak SDM unggul
Baca juga: Merentang jalan ke Jepang, kisah Pewarta Foto Antara meliput Olimpiade kala pandemi