Kupang (ANTARA) - Kepala Perwakilan Bank Indonesia (BI) Provinsi Nusa Tenggara Timur I Nyoman Ariawan Atmaja mengatakan inflasi di provinsi setempat masih tetap terkendali di tengah pandemi, dengan inflasi per Juli 2021 sebesar 1,75 persen yoy.

"Inflasi 1,75 persen pada Juli ini memang lebih tinggi dibandingkan nasional sebesar 1,52 persen, tetapi ini masih terkendali dengan baik karena target kita 3 persen," katanya dalam keterangan yang diterima di Kupang, Selasa (31/8).

Nyoman Ariawan, mengatakan kondisi bencana siklon tropis Seroja mendorong inflasi tinggi pada Apri-Mei 2021l, namun inflasi namun memasuki Juni, Juli mulai melandai.

Untukitu,  ia mengapresiasi berbagai upaya pemerintah daerah melalui Tim Pengendalian Inflasi Daerah (TPID) sehingga inflasi masih dapat terkendali di tengah situasi pandemi COVID-19 maupun badai Seroja yang melanda NTT.

Baca juga: Undana Kupang kerahkan 100 mahasiswa kawal Program Tanam Jagung Panen Sapi
Baca juga: BI sebut pertumbuhan QRIS NTT capai 40.100 pengguna

Ariawan mengatakan meskipun demikian pihaknya mencatat satu hal penting yang perlu menjadi perhatian yakni komoditas bahan makanan (volatile food) yang mengalami inflasi pada Juli sebsar 6,90 persen.

Ia mengatakan banyak bahan makanan yang harganya melonjak seperti sayur kangkung, dan beberapa lainnya seperti cabai rawit, cabai merah ikan kembung, wortel, minyak goreng.

"Untuk itu ini perlu menjadi perhatian kita bersama terutama menjaga inflasi pada kelompok volatile food," katanya.

Ariawan menambahkan pengendalian harga bahan makanan perlu menjadi perhatian khusus terutama di Kota Kupang karena memiliki kontribusi yang paling besar terhadap perkembangan inflasi di NTT dengan bobot mencapai 86 persen dari dua kota perhitungan inflasi lain yaitu Maumere Kabupaten Sikka dan Waingapu Kabupaten Sumba Timur.

"Kami sedang berkolaborasi dengan Pemerintah Kota Kupang sehingga kita bisa mengendalikan inflasi lebih baik lagi," katanya.
 

Pewarta : Aloysius Lewokeda
Editor : Kornelis Aloysius Ileama Kaha
Copyright © ANTARA 2024