Kupang (ANTARA) - Kepala Stasiun Meteorologi El Tari Kupang, Badan Meteorologi Klimatologi dan Geofisika (BMKG) Agung Sudiono Abadi meminta warga Nusa Tenggara Timur agar melapor ke BMKG saat mengalami kondisi cuaca yang berubah secara ekstrem.
"Peralatan meteorologi kami itu tidak ditempatkan di semua wilayah di NTT sehingga kalau masyarakat merasakan cuaca yang mengalami perubahan yang sangat ekstrem silakan lapor ke BMKG melalui berbagai kanal yang kami sediakan," katanya di Kupang, Rabu (8/9).
Ia mengatakan hal itu berkaitan dengan langkah mitigasi bencana yang perlu dilakukan warga ketika menghadapi perubahan cuaca ekstem di wilayah NTT.
Agung Sudiono mengatakan dengan keterbatasan peralatan meteorologi dari BMKG maka tidak semua kondisi cuaca ekstrem akibat faktor-faktor lokal dapat terdeteksi.
Ia mencontohkan seperti kondisi cuaca ekstrem akibat faktor lokal yang menyebabkan terjadinya bencana banjir bandang di Kabupaten Ngada, Pulau Flores, pada 4 September 2021.
"Peralatan meteorologi kami, bahkan pos-pos hujan masih jarang ditempatkan di sana (Ngada), sehingga laporan masyarakat akan sangat membantu," katanya.
Dari laporan masyarakat, lanjut dia BMKG akan menganalisis baik lewat satelit maupun unsur-unsur cuaca lainnya sehingga bisa mengeluarkan peringatan dini untuk memitigasi bencana.
Agung Sudiono pun mempersilahkan masyarakat agar memberikan laporan secara cepat ke BMKG melalui kanal disediakan berupa nomor telpon atau whatsapp 081139404264.
"Nomor telpon ini tetap aktif 24 jam sehingga dapat dihubungi warga kapan saja," katanya.
Ia mengajak seluruh komponen masyarakat untuk berkolaborasi dengan BKMG agar bersama-sama menyelamatkan masyarakat NTT dari berbagai dampak bencana hidrometeorologi.
Baca juga: Waspada! Tiga pulau di NTT dilanda angin kencang 45-50 km/jam
Baca juga: BMKG sebut perbedaan tekanan sebabkan angin kencang di NTT
Baca juga: BPBD NTT minta semua posko diaktifkan hadapi angin kencang
"Peralatan meteorologi kami itu tidak ditempatkan di semua wilayah di NTT sehingga kalau masyarakat merasakan cuaca yang mengalami perubahan yang sangat ekstrem silakan lapor ke BMKG melalui berbagai kanal yang kami sediakan," katanya di Kupang, Rabu (8/9).
Ia mengatakan hal itu berkaitan dengan langkah mitigasi bencana yang perlu dilakukan warga ketika menghadapi perubahan cuaca ekstem di wilayah NTT.
Agung Sudiono mengatakan dengan keterbatasan peralatan meteorologi dari BMKG maka tidak semua kondisi cuaca ekstrem akibat faktor-faktor lokal dapat terdeteksi.
Ia mencontohkan seperti kondisi cuaca ekstrem akibat faktor lokal yang menyebabkan terjadinya bencana banjir bandang di Kabupaten Ngada, Pulau Flores, pada 4 September 2021.
"Peralatan meteorologi kami, bahkan pos-pos hujan masih jarang ditempatkan di sana (Ngada), sehingga laporan masyarakat akan sangat membantu," katanya.
Dari laporan masyarakat, lanjut dia BMKG akan menganalisis baik lewat satelit maupun unsur-unsur cuaca lainnya sehingga bisa mengeluarkan peringatan dini untuk memitigasi bencana.
Agung Sudiono pun mempersilahkan masyarakat agar memberikan laporan secara cepat ke BMKG melalui kanal disediakan berupa nomor telpon atau whatsapp 081139404264.
"Nomor telpon ini tetap aktif 24 jam sehingga dapat dihubungi warga kapan saja," katanya.
Ia mengajak seluruh komponen masyarakat untuk berkolaborasi dengan BKMG agar bersama-sama menyelamatkan masyarakat NTT dari berbagai dampak bencana hidrometeorologi.
Baca juga: Waspada! Tiga pulau di NTT dilanda angin kencang 45-50 km/jam
Baca juga: BMKG sebut perbedaan tekanan sebabkan angin kencang di NTT
Baca juga: BPBD NTT minta semua posko diaktifkan hadapi angin kencang