Kupang (AntaraNews NTT) - Kepala Stasiun Karantina Ikan dan Pengendalian Mutu (KIPM) Kelas I Kupang Jimmy Elwaren mengemukakan permintaan komoditi ikan cakalang dari Nusa Tenggara Timur yang diekspor ke negara Thailand meningkat tajam pada Februari 2018.

"Pada Januari 2018 kami mencatat ekspor jenis cakalang beku ke Thailand sekitar 8 ton, namun meningkat tajam pada Februari mencapai 50,4 ton lebih senilai 193.926 dolar AS," kata Jimmy Elwaren di Kupang, Jumat.

Menurut Jimmy, produk ikan cakalang dari provinsi setempat mulai diminati Thailand karena permintaan selalu ada dalam dua bulan berturut-turut di awal tahun 2018.

Selama dua tahun terkahir (2016-2017), KIPM Kupang mencatat tidak ada permintaan dari Thailand untuk berbagai produk perikanan dari provinsi berbasiskan kepulauan itu.

Baca juga: NTT ekspor 70 ton cakalang ke Jepang

"Sementara di 2018 ini permintaan mulai masuk dari Thailand khususnya jenis komoditi ikan cakalang dengan jumlah bervariasi sesuai kebutuhan negara tujuan tersebut," katanya.

Selain Thailand, katanya, permintaan ekspor ikan cakalang pada bulan yang sama juga datang dari Jepang mencapai 73 ton lebih untuk jenis cakalang asap, dan cakalang beku lebih dari 49 ton. "Untuk sementara kami mencatat masih hanya dari dua negara Thailand dan Jepang yang memintai komoditi cakalang dari NTT," katanya.

Selain ikan cakalang, lanjutnya, sejumlah produk perikanan yang dominan diekspor pada Februari 2018 seperti ikan anggoli, kakap, tuna loin, ikan kering, dan udang beku.

Berbagai produk perikanan diekspor ke sejumlah negara tujuan seperti Timor Leste, Brunei Darusalam, Malaysia, Singapura, Thailand, Jepang, dan Tiongkok, dengan total keseluruhan nilai ekspor pada Februari 2018 mencapai sekitar Rp84,7 miliar.

Baca juga: Ekspor cakalang menurun akibat pemasangan rumpon Aktivitas penangkapan ikan oleh kapal nelayan cakalang yang berbasis di Kota Kupang, Nusa Tenggara Timur. (ANTARA Foto/istimewa) 

Pewarta : Aloysius Lewokeda
Editor : Laurensius Molan
Copyright © ANTARA 2024